Hari Senja kini mulai memberikan rasa yang beraneka macam. Seperti gado-gado katanya.
"Senja! Tunggu!" Teriak Rara sambil berlari kearah Senja, tapi Senja tak menghiraukannya karena dia sedang mendengar lagu menggunakan handset.
"Senja! Ihh" ucapnya kesal, dan akhirnya ia bisa mengejar Senja.
"Ja!" Ucapnya sambil menepuk bahu Senja.
"Eh Ra, tumben dateng cepat" ucapnya santai.
"Tumben-tumben. Lu denger apaan sih, gue panggil-panggil lu diem aja. Malu tau!" Ucap Rara kesal sambil berjalan menuju kelas mereka.
"Serius? Hahaha ya mana gue denger Ra, lagian ya lo kan liat gue make handset, gimana sih" jawab Senja sambil tertawa.Ditengah-tengah obrolan Senja dan Rara, ada Ryan yang ternyata sedari tadi mendengarkan mereka dari belakang. Entah sengaja atau tidak. Tapi Senja merasa risih dengan itu. Dia ingin sahabat-sahabatnya tidak mengetahui bahwa ada seorang cowok hits sekolahan yang baru saja menjadi tetangganya.
"Eh Ryan, mau lewat ya, hehe silahkan" ucap Rara sok dekat dan memberikan jalan kepada Ryan, namun sudah di dahului Senja.
"Eh Ja! Senja lu hobi banget ninggalin! Pantes jomblo!" Teriak Rara sambil mengejar Senja yang kini sudah berada di tangga menuju kelasnya.~
"Hani!!!!" Teriak Rara saat baru saja sampai ke kelas.
"Woi! Suara manusia atau kelelawar tu!" Ucap Ucup kesal.
"Diem lu, Hani mana Hani??!!" Ucap Rara heboh.
"Apaan sih Ra?" Ucap Hani sambil meneruskan membaca novel.
"Han Han tadi waktu gue sama Senja otw ke kelas, ada Ryan di belakang kita. Ih coba aja lo ada disana tadi!!" Ucap Rara antusias.
"Sumpah lo?!" Jawab Hani tak kalah antusias yang langsung menutup novelnya.
"Omg! Lucky banget sih lo berdua! Gue ga pernah bisa sedekat itu. Eh lo pada tau gak rumah baru Ryan dimana? Denger-denger gue dia pindah" ucap Hani antusias kepada sahabatnya Rara dan Senja.
"Lo tau dari mana Han?" Tanya Rara lagi.
"Hoax kali Han" ucap Senja berusaha santai. Berusaha menutupi kebenaran. Dia hanya tidak mau Hani bakal kerumah dia dan meminta Senja untuk mendekati Ryan. Ya karena Senja tidak akan pernah lagi ingin berurusan dengan cowok bernama Ryan.
"Masa sih hoax? Gue dari anak cewek kelas 12.5 IPA waktu jalan ke kantin" ucap Hani serius.
"Yaudah lo cari tau aja, kan lo jago stalker" ucap Rara .
"Jangan!" Potong Senja dengan muka panik namun berusaha ia tutupi.
"Kenapa Ja?" Tanya Hani curiga.
"Hee engga hm iya eh maksud gue jangan stalker-stalker, dosa kata tetangga gue, eh nyokap gue, iya nyokap" jawab Senja yang mukanya kini pucat.
"Kenapa sih lo Ja?" Tanya Rara penasaran.
"Hm duh kayaknya gue demam deh, mana pusing banget kepala gue. Gue ke uks ya" ucap Senja yang langsung berlari keluar kelas.
"Eh Ja!" Teriak Hani.Goblok banget gue! Hampir aja ketahuan yaallah. Senja geblek! Ucap Senja kesal dalam hati sambil jalan ke uks.
"Hai Senja, kamu kenapa? Sakit apa? Sini ibu periksa" ucap suster yang menjaga uks.
"Ini Sus kayaknya saya kurang tidur jadi badanya rada anget sama pusing" jawab Senja sambil duduk di depan suster yang kini memeriksa Senja.
"Emang tadi malam tidur jam berapa?" Tanya suster yang masih mengukur suhu tubuh Senja.
"Jam 12 Sus" jawab Senja.
"Oalah yaudah kamu istirahat aja dulu di ranjang sana. Nanti kalau badannya masih anget dan masih pusing baru saya kasih obat" lanjut suster.
"Oke Sus, makasih" jawab Senja.
"Oh iya nanti kalau mau cari saya di majelis guru ya, ada yang mau diambil" lanjut suster sambil tersenyum.Senja menggangguk dan berjalan menuju ranjang tengah yang bersekat-sekat dengan kain gorden bak ugd di rumah sakit. Dan ranjang pertama tampaknya ada yang mengisi, namun Senja tak tau siapa disana dan tak ingin tau.
Senja membaringkan badan dan membutnya senyaman mungkin, dan berusaha untuk tidur walau dia tau bahwa tidak akan bisa tidur dengan mudah di tempat yang bukan kamarnya.
Tapi ini cukup membantu ia melupakan bahwa kini ada pelajaran fisika yang memuakkan."Bisa sakit juga lo" ucap seseorang dari balik tirai ranjang pertama.
"Lo lo nanya gue?" Tanya Senja ragu-ragu setelah ia menyadari hanya ada dua orang di ruangan ini.
"Ga, sama teman setan gue" jawab seseorang itu.
"Ih aneh" ucap Senja pelan dan melanjuti tidurnya.
"Ya sama lo lah" ucap orang itu lagi.
Dan Senja terbangun lagi.
"Emang lo siapa? Emang kita kenal? Jangan sok kenal deh lo, dan jangan ganggu gue istirahat" Tanya Senja sinis karena kini kepala nya semakin pusing.
"Senja. Lo Senja kan?" Jawabnya.
"Lo denger percakapan gue sama suster Vita makanya lo tau" lanjut Senja santai sambil memegang kepalanya dan menutup mata menahan sakit.
Kini orang di balik tirai diam tak bersuara lagi.
"Duh, Sus. Suster Vita?" Ringis Senja kesakitan sambil memanggil suster Vita yang tak ada di ruangan.
"Suster Vita di majelis guru" jawab orang di balik tirai.
Senja yang kesakitan hanya bisa diam dan memegangi kepalanya.
"Senja" panggil orang di balik tirai. Namun Senja tidak menghiraukannya dan tetap meringis kesakitan.
Karena merasa ada yang tidak beres dengan Senja, orang itu langsung membuka tirai dengan cepat.
"Senja, lo kenapa?" Tanya nya sedikit terkejut.
Senja langsung melihat kearah cowok itu.
"Ryan.. kepala gue sakit banget" ucap Senja pelan sambil memegang kepalanya.
"Bentar gue hubungi suster Vita dulu" ucap Ryan sambil membuka Telefon genggamnya dan menelepon suster Vita.
"Suster Vita otw, lo ada sarapan kan tadi? Kata suster Vita lo minum obat ini dulu tapi harus udah makan" ucap Ryan sambil membawa obat dan air minum.
"Udah" jawab Senja lirih.
"Yaudah minum dulu obatnya" lanjut Ryan sambil membantu Senja untuk duduk di atas ranjang. Dan Senja meminum obat dan berbaring lagi. Dan tak lama suster Vita tiba.
"Senja, mana yang sakit" Tanya suster Vita.
"Kepala bagian kanan Sus" jawab Senja menahan sakit.
"Obatnya udah dikasih Yan?" Tanya suster kepada Ryan.
"Udah Sus"
"Yaudah kamu istirahat aja, obat nya sedang bekerja, 10 menitan insyaallah sakitnya hilang" ucap suster Vita menenagkan Senja sambil mengoleskan minyak aroma terapi ke kepala Senja.
"Ryan maaf banget ya saya harus ke majelis guru lagi karena banyak banget obat yang bakal masuk, jadi saya titip uks dulu ya, dan kalau Senja masih kesakitan telfon saya ya" ucap suster Vita.
"Iya sus gapapa" jawab Ryan.
Ryan kembali berbaring ke ranjangnya menghadap kearah Senja, namun kini dengan tirai pembatas yang di buka untuk memastikan jika Senja merasa sakit lagi."Ja, mau gue anter pulang?" Tanya Ryan pelan ke Senja yang ia tau belum tidur karena menahan nyeri.
Belum ada jawaban dari Senja. Hanya ringisan dan muka yang semakin pucat yang terlihat.
Tapi Senja memang tidak nyaman tidur di ranjang uks, belum lagi suara siswa yang bising di luar ruangan. Tapi rasa gengsinya kuat sekali. Dan pada akhirnya rasa sakitnya lebih kuat dari rasa gengsi.
"Yan.. telfonin nyokap gue buat jemput" ucap Senja pelan.
"Gue aja yang antar ya" jawab Ryan sambil bangkit dari baringnya dan membuka aplikasi taxi online dan memesannya.
"Lo masih kuat jalan?" Tanya Ryan sambil membantu Senja untuk duduk.
"Masih" jawab nya.Senja jalan dibantu Ryan dengan memapahnya. Dan Senja sangat bersyukur saat itu lagi jam pelajaran, kalau tidak dia bakal menjadi bahan omongan.
Di perjalanan mereka hanya diam dan Senja tertidur di tengah-tengah rasa sakitnya. Dan tak lama mereka tiba. Senja turun di bantu dengan Ryan dan mamanya.
"Aduh Senja kamu kenapa sakit apa sayang?" Tanya Mama panik saat melihat Senja terlihat pucat dan lesu.
"Tadi Senja masuk uks tan, kata suster Senja demam dan mingren tan" jelas Ryan.
"Makasih banyak ya Ryan, jadi ngerepotin. Oh iya tas kalian berdua mana?" Tanya Mama.
"Masih di sekolah tan, Ryan juga bakal ke sekolah lagi mau jemput motor juga" ucap Ryan sambil tersenyum.
"Oh yaudah kamu hati-hati ya Yan" ucap Mama.
"Iya tan, pamit dulu ya tan" jawab Ryan sambil menyalami Mama dan kembali menuju sekolah menggunakan taxi. Tidak, dia tidak langsung masuk ke sekolah melainkan ke coffee shop di tepi jalan Raya dekat sekolah, karena dia malas melanjuti pelajaran yang tidak diikutinya dari tadi pagi sehingga ia memilih untuk menunggu Bel pulang berbunyi.~
Saat Bel pulang telah berbunyi dan sudah semakin sedikit siswa yang ada di sekolah, barulah Ryan menuju kelasnya dan kelas Senja untuk mengambil. Namun awalnya Ryan lupa Senja kelas berapa namun ia ingat pagi itu Senja berlari menuju kelas 12.1 IPA, dan akhirnya Ryan menuju kelas itu yang sudah kosong dan hanya tinggal tas Senja.
Kemudian Ryan menuju parkiran untuk mengambil motornya dan melaju pulang.Sesampainya dirumah, ia tidak langsung menyerahkan tas Senja namun Ryan langsung berlari ke kamarnya yang terletak terpisah dengan ruangan-ruangan di bangunan inti rumah, kamar Ryan berada di rooftop yang jika kita ingin ke kamarnya harus keluar rumah menuju rooftop dan barulah terlihat bangunan kamar yang tidak terlalu besar namun terlihat asri karena Ryan menggunakan konsep back to nature. Oleh sebab itu banyak sekali tanaman di sekitar kamarnya dan ada beberapa burung disana. Dan tidak itu saja, hampir di sekeliling kamar Ryan di batasi oleh kaca bahkan atapnya, sehingga ia bisa melihat indahnya langit malam dan suasana kota dari kamarnya di atas rooftop.
Kamar Ryan yang baru saja di buat sebelum ia dan keluarganya menghuni rumah ini sangat dekat dengan rooftop rumah Senja, bedanya rooftop Senja digunakan sebagai tempat menjemur pakaian sekaligus taman mini. Kamar Senja juga berada di rooftop namun bedanya kamar Senja masih berada di bangunan inti tanpa harus keluar dari rumah untuk masuk ke kamarnya. Dan kamar Senja memiliki mini balcony. Senja yang suka bergaya bohemian menambahkan aksesoris pada balcony nya seperti dream catcher, kain motif ala bohemian yang menghiasi ayunan mini nya. Tidak hanya di luar kamar, kamar Senja di hiasi dengan barang-barang vintage yang membuat kamarnya bak museum kuno dan sangat berbeda dengan kamar anak perempuan lainnya.
Senja memang berbeda, ia suka berpakaian bergaya 80's atau 90's, bohemian style juga kesukaannya. Senja menyukai lagu-lagu kuno era 70 80 dan 90 walaupun Senja sendiri merupakan gadis tahun kelahiran 2002. Senja juga suka lagu indie walaupun tidak pengagum senja. Lagu jazz dan lantunan musik dari keny-G juga favorit nya. Senja suka berbeda dengan yang lain, saat teman sekelasnya tergila-gila membicarakan hubungan percintaan artis mancanegara, Senja lebih memilih bergelut dengan konspirasi-konspirasi menyeramkan dan membuat otak bekerja keras. Saat Rara menonton film Dilan, Senja memilih menonton koboy kampus. Saat Hani menggunakan cat kuku bewarna pink manis, Senja memilih menggunakan warna hijau tua.
Senja adalah cewek yang selalu mencari dimana ada perbedaan. Senja bukan wanita pengagum senja, namun penikmat perbedaan. Dia tidak suka mainstream. Terkadang orang-orang melihat nya aneh, namun dia menikmati keanehan yang dilihat mereka.
Continue
....

KAMU SEDANG MEMBACA
(un) S E N J A
Teen FictionPerbedaan melahirkan seutas keinginan untuk memiliki~