DELAPAN BELAS

6 2 0
                                    

Oscar Pranata -ayah Joan-mencari salah satu nama di kontak handphonenya. Dan memencet tombol dial.Di ujung telepon,Randy berada di sebuah kamar yang tidak terlalu terang. Randy memakai kaos putih polos, celana pendek warna khaki,dan kacamata anti radiasi,sedang bermain game dengan serunya. Handphone yang berada di samping layar monitor itu bergeser dari tempatnya karena getaran,pertanda seseorang mencarinya. Dengan tangan kirinya ia membuka password handphone.

"Halo."kata Randy.

"Gimana?Jadi kita ketemu?"tanya Oscar.

"Wait.Sebentar lagi aku jalan.Jam dan tempat yang kemarin?"tanya Randy sambil melirik jam tangannya,yanh menunjukkan jam 8 malam.

"Ya." Jawab Oscar yang di ikuti dengan Randy menutup panggilan telepon dan segera bergegas meninggalkan kamar kost. Randy berjalan kaki menuju mall yang tidak jauh dari tempat kostnya.

Di salah satu outdoor cafe yang menjual kopi,Oscar sedang menunggu kedatangan Randy. Tangannya membalik-balik majalah yang ada di atas meja.Suasana bagian outdoor tidak seramai di bagian indoor. Ia memang memilih tempat itu agar tidak terlalu bising. Kursi di depannya di geser. Kali ini kursi itu ditempati oleh Randy. Randy berumur 20 tahun, dan senyumnya ramah. Tak seorangpun akan menyangka bahwa ia adalah informan. Tangannya membawa amplop berwarna coklat. Randy meletakkan amplop coklat itu di atas meja dan menggesernya mendekat ke arah Oscar.Oscar melihat amplop itu,kemudian menutup majalah di tangannya.

"Udah pesan minum?"Oscar melihat Randy tidak membaea apapun selain amplop coklat yang muat untuk kertas A4 tersimpan di dalamnya.

"Ga lah.Nanti malah ga bisa tidur. Saya abis begadang semalam. Di cek aja dulu dokumennya."Randy tersenyum manis.

Oscar mengeluarkan kertas yang ada di dalam amplop itu,dan mengamati dengan seksama isi dokumen yang di berikan.Kemudian tersenyum dan mengangguk.

"Sesuai dengan yang saya mau."

"Baguslah kalau begitu, anda puas saya senang heheh..Jangan lupa di transfer. Saya cabut dulu."pamit Randy meninggalkan Oscar.

"Beres."

Tanpa di sadari mereka berdua, seorang mengamati mereka dari arah parkiran,di dalam mobil Terios warna hitam dan mengambil foto mereka berdua.

****
Pagi hari ini Charles terbangun dari tidurnya,karena mimpi buruk. Ia haus dan berniat ke ruang makan untuk minum. Di bukanya pintu kamar dan betapa terkejutnya dia  saat melihat Joan sudah berdiri di depan kamarnya sambil berkacak pinggang sambil menggunakan baju olahraga.Diusapnya matanya karena dia berpikir bahwa masih bermimpi. Tapi tetap masib melihat Joan di depan matanya. Kali ini di dorongnya dahi Joan dengan telunjuknya.

"Apaan si lu !Dorong-dorong dahi orang.!Ga sopan tau!" omel Joan sambil mengelus dahinya yang bekas di dorong Charles.

"Kirain mimpi.Beneran nyata.Ngapain lu di sini jam segini?Ngigo?"

"Enak aja. Ini udah jam 8 kali.Waktunya olah raga."

"Waktunya siapa olah raga?Gue cuma mau minum, abis gitu tidur lagi. ini kan hari Sabtu,waktunya nyantai. Minggir." seolah belum bangun dari dunianya,dan mendorong Joan ke kanan agar dia bisa lewat.

Joan bergeser dari tempat ia berdiri."Bah pemalas sekali ternyata kamu."

Charles mengacuhkan Joan dan menuju ruang makan,membuka lemari tempat gelas,mengisi gelas dengan air,dan membawanya ke kamar.

"Eh lo malu donk. Ayam aja udah bangun masa lo masih tidur?Ralat masih mau melanjutkan tidur."Kata Joan sambil mengikuti Charles.

"Bodo amat.Derita ayam."Charles mengacuhkannya dan terus melangkah ke dalam kamar. Dan masuk ke dalam selimutnya. Joan menarik selimutnya, Charles menariknya lagi. Sekali lagi Joan menarik selimut Charles. Karena agak kesal Charles menarik sekuatnya agar selimut itu terlepas dari tangan Joan. Bukannya terlepas,malah Joan yang ketarik dan menimpa Charles. Charles yang merasa badannya tertimpa beban yang berat langsung membuka mata. Dan melihat wajah Joan yanh berjarak 20 cm dari wajahnya. Mereka membisu karena terkejut.

"Gue ga nyangka lo berat juga.Keknya lo gendutan ya?" bisik Charles.

"Apaan si!Gue ga gendutan ya,enak aja!"omel Joan sambik segera berdiri."Terserah lu deh. Mau olahraga ato ga.Kalo sampe u ga dapetin Imel,jangan salahin gue ya. Gue udah bantuin lu.Lu yang ga mau.

"Ya udah,ya udah.Gue juga ga bisa tidur. Lu berisik banget. Tunggu di luar sana, gue ganti baju dulu."

Beberapa menit kemudian, Charles keluar kamar sudah menggunakan  kaos,celana training,sepatu olahraga,sambil membawa tas gym.

"Mau ngapain kita?Dan mau kemana?"liriknya ke Joan.

"Ikut aja."kata Joan. Charles mengikuti langkah Joan. Joan berjalan memasuki ruang fitness yang ada di rumah Charles,tapi tidak pernah di gunakan itu.

"Kok lu tau di rumah gue ada tempat fitness?"

"Bi Asih yang kasih tau. Sayang tau,kalo ga di manfaatin. Sekarang cardio dulu 1 jam." Kata joan.Kemudian latihan itu berlanjut dengan push up,sit up,back,arm. Setelah hampir 2 jam, Charles terlihat kelelahan. Dan terbaring lemas di lantai.

"Gimana?Enak kan?" kata Joan sambil tersenyum.

"Awas aja lu." balas Charles dengan suara lemah.



 LOVE & HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang