D U A

221 28 2
                                    

"Wajah masam. Kening penuh kerutan seperti kakek-kakek tua. Bibir monyong-monyong seperti paruh bebek. Mata bulat makin bulat seperti telur dinosaurus. Hm, aku tahu!"

Jungkook sama sekali tak menggubris celotehan tak berguna sosok pemilik senyum kotak nan konyol itu. Dia fokus menikmati bekal makan siangnya di bawah pohon rindang yang memberi keteduhan. Kesiur angin musim semi yang semestinya terasa menyejukkan serta hangat di saat yang bersamaan, kini justru menerbangkan efek gerah bersama kelopak bunga sakura yang terlepas dari inti sarinya.

"Kau pasti sedang mencoba bertingkah menggemaskan supaya aku luluh dan tak mengikutimu lagi, kan?"

Dengkusan napas kasar spontan terlempar ke udara. Apa-apaan. Dia sedang marah saat ini. Sangat marah, malahan. Kenapa sosok konyol yang tak pernah Jungkook kenal sebelumnya justru menyatakan kalau dia sedang bertingkah menggemaskan. Dasar, sudah tidak punya raga. Otaknya pun ternyata tak punya.

"Dengar. Pertama. Kakek-kakek memang tua. Jika tidak tua maka tidak disebut kakek-kakek tapi anak-anak." Jungkook menatap nyalang sosok remaja yang cuma menampilkan raut polos. "Kedua. Aku sedang kesal! Bukannya sedang bertingkah menggemaskan! Punya mata dipakai dengan baik, dong!"

Si remaja yang diajak bicara, menelengkan kepala. "Kau kesal? Tapi ekspresimu sama sekali tidak menunjukan tanda-tanda sedang kesal atau semacamnya. Kau terlihat imut. Menggemaskan seperti boneka kelinci berwarna merah muda yang sedang ramai di pasaran."

Bola mata Jungkook merotasi, sesuatu yang lantas disambut dengan gelak tawa oleh si remaja. "Baiklah. Baiklah. Kau kesal." Si remaja mencondongkan wajah. "Tapi kenapa kesal? Oh—oh. Masih karena aksi pengusiran dari kelas tadi?"

Jungkook bungkam. Asyik menyuap makanan menggunakan sumpitnya.

"Ck. Harusnya kau berterima kasih padaku karena sudah membawamu pergi dari kelas membosankan itu."

Jungkook melayangkan tatapan tajam, tetapi tetap tak berkomentar apa-apa.

"Hei. Jangan salahkan aku sepenuhnya begitu, dong. Kalau saja kau mau memenuhi permintaanku, segalanya tak akan menjadi serumit ini."

"Iya. Segalanya tak akan jadi serumit ini, kalau permintaan itu tidak datang dari seorang arwah sepertimu, Kim Taehyung."




———•———

Bonus ciuman dari si arwah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus ciuman dari si arwah

Belum selesai ya gaise
Ceriooooo next....

Di sini dipelukan Marjuki xx

ZERO O'CLOCK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang