Jungkook tak pernah membayangkan akan menyaksikan tubuhnya sendiri berada di ambang kematian. Berulang kali tersentak untuk mengembalikan kejut jantung.
"Kook-ah...." Jungkook menoleh cepat atas panggilan tersebut. Menemukan presensi Taehyung yang berdiri tepat di sebelahnya.
Dengan mata memerah Jungkook mencengkram kuat bahu Taehyung. Dalam hati tertawa lantaran kini dia bisa menyentuh arwah itu. Tidak lain karena dia pun adalah seorang arwah sekarang. "Ini semua salahmu, Kim Taehyung!" teriaknya. "Seharusnya dari awal aku tidak pernah mengikuti kata-katamu! Kau menyeretku menuju kematian!"
Taehyung menundukan kepala, berujar dengan suara lirih. "Tanpa harus kuseret pun kau ke dalam kematian. Kau memang akan mati Jungkook-ah."
"Berhenti mengatakan omong kosong!"
"Aku tak pernah berbicara omong kosong!" Taehyung mendongak. "Beberapa hari yang lalu, aku seharusnya sudah mati. Dewa kematian telah menjemputku, menyuruhku pergi dari raga yang otaknya telah mati. Aku memohon padanya, agar memberiku kesempatan sebentar lagi untuk menghentikan kegilaan kakakku! Saat itu kami melakukan perjanjian. Dia memberi izin sukmaku untuk bebas sesaat, dan menggunakanmu sebagai wadahnya. Aku bertanya, mengapa harus kau Jungkook-ah. Kau tahu apa jawabannya?"
Jungkook bungkam, seiring bunyi nyaring mesin di sana. Seiring berhentinya usaha tenaga medis.
"Jeon Jungkook. Waktu kematian, 5 Mei 2020 pukul dua belas malam."
"Karena waktumu memang sudah tidak lama lagi, Jungkook-ah." Jungkook melepaskan cengkraman, beralih mengepalkan kedua tangannya kuat. "Kau akan mati di detik yang sama. Tapi bedanya jika bukan aku yang menggantikan tugas Dewa Kematian atas dirimu, kau mungkin akan mati di tangan ayahmu yang pemabuk itu."
Bertepatan dengan itu, pintu terbuka kasar. Dua pemuda masuk dengan raut berantakan. Jungkook mengenal mereka. Dua kakaknya yang telah lama meninggalkannya terjebak bersama ayah. Bersama perasaan yang hancur, Jungkook mendekati kakak keduanya yang menangis tersedu. Memeluk raga kosongnya erat. Sementara kakak pertama cuma sanggup berdiri kaku di sana.
"Jimin hyung, Yoongi hyung. Kenapa? Kenapa kalian baru kembali di saat seperti ini?"
Hanya isak tangis yang bersedia menjawab tanya, seiring sukmanya yang memudar.
"Hyung, selamat tinggal."
———•———
Gilss. Akhirnya tamat. Pas banget di bab ketujuh. Pas banget sama anniv bangtan yang ketujuh💜Borahae bangtan. Kupersembahkan ff ini buat tujuh laki-laki yang menghiasi hari para Army di hari istimewa ini. Terimakasih untuk kerja keras kalian, terimakasih karena masih bertahan sampai sejauh ini walau banyak yang menjatuhkan. Terimakasih sudah mengajarkan cara mencintai diri sendiri dengan cara kalian. I purple U. I LOVE YOU MORE THAN LOVE, BANGTAN. BTS7ANNIVERSARY💜
We are together bulletproof. We got to heaven. We have you💜
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO O'CLOCK
Fiksi PenggemarJeon Jungkook yang terseret dalam lingkaran pembunuhan [Diikutsertakan dalam kontes Memory Lane of Spring]