Fihata menatap lelaki yang sedang duduk dibangku kantin yang tak jauh dari tempatnya. Lama sekali ia menatap sosok yang sedang fokus pada ponselnya itu. Pandangannya tak lepas dari sosok Ronald Davizein.
"Ngeliatin Ronald sampe gitu amat neng,"
Fihata Audrey Awili atau sering dipanggil Fiha kadang juga Tata itu tersentak kaget lalu memukul pelan lengan temannya, "Sok tau."
"Terus liatin siapa lagi dong kalo bukan liatin Ronald?" tanya Willa Anora teman yang sudah ia kenal sedari smk, dan mereka memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama dan jurusan yang sama.
Fiha diam, tak membuka mulutnya. Matanya terlalu fokus pada sosok yang bernama Ronald Davizein.
"Manusia yang kayak gitu lo sukain, gimana sih lo? Masa sekali buka hati, demennya sama si ignorant?" cibir Willa
Fiha melirik sinis sahabatnya itu lalu menyeruput minumannya. "Suka suka aing dong."
Siapa yang tidak tahu Ronald? Kepribadian Ronald yang bisa dibilang misterius, irit bicara, dingin, dan cuek itu membuat ia lumayan terkenal.
"Terserah lo deh, tau sendiri lah ya gimana Ronald itu?" Ujar Willa membuat Fiha meliriknya sekejap.
"Keras kayak batu, dingin seperti es. Takutnya, saat perasaan lo terlalu dalam dia malah gak peduli. Lo tau sendiri gimana cewe-cewe kampus kan? Banyak yang suka sama dia, tapi dianya? Jangankan suka peduli aja engga," jelas Willa panjang lebar.
"Gue itu penasaran sama dia. Wil, kalo gue coba sama dia gimana ya?"
Pertanyaan itu muncul begitu saja. Fiha ingin mengenal sosok itu lebih jauh. Tak perduli apapun resiko nya!
"Apa sih yang buat lo penasaran sama dia?" Tanya Willa penasaran.
"Semuanya," Jawab Fiha cepat.
"Terserahlo. Itu hak lo, gue sebagai sahabat lo cuma bisa ngedukung lo. Selagi lo bahagia, gue juga bahagia kok. Tapi lo tau sendiri dia gimana kan? But, semua terserah. Gue ngedukung selagi itu baik buat lo," ujar Willa serius.
"Tumben serius neng,"
"Woiya dong gue kan..." belum lagi selesai bicara, Fiha sudah langsung memotong kata kata Willa.
"Ayo Will, kita ada kelas pak Jamal habis ini." Ucap Fiha beranjak dari bangku lalu menenteng tas nya.
"Iya-iya." Jawab Willa sembari menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya. Sahabatnya ini benar benar membuatnya pusing.
***
Fiha mencatat materi dengan tangan satunya memegang dagu. Kepalanya terasa berat, matanya bahkan tak niat untuk melihat wajah dosen yang menjelaskan materi. Ngantuk, malas, lelah, dan bosan kini bercampur menjadi satu.
"Anjayani! Capek banget ya Neptunus, ini dosen ngapa Nge-rap, udah ngapa ini aing ketinggalan aduhh" Willa mengeluh kesal.
Fiha melirik sahabatnya lalu menghela nafas. Ia tidak bersuara, karena ia tahu bicara hanya akan membuang buang waktu saja.
"Ta, pulang nanti tempat biasa ya? Pengen beli otak disana. Otak-otak maksudnya hehe laper gue," cerocos Willa sambil memperlihatkan senyum yang menampilkan gigi putihnya
"Beli otak beneran gih, otak lo udah seken jual lagi terus beli yang baru. Yang ada isinya," Ucap Fiha sambil menampilkan senyumannya.
"Sialan lo, bukan temen gue lo." Kesal Willa
"Ta, itu ntar gue pinjam catatan lo ya? Gue ketinggalan jauh nih," Sambung Willa lagi
"Ga," jawab Fiha seadanya sambil mencatat apa yang dijelaskan oleh sang dosen.
"Ntar gue deh yang traktir,"
"Ok." Balas Fiha dengan cepat.
"Jutek banget kamu cantik, ntar gak ada yang mau baru tahu rasa!" Goda Willa membuat Fiha menatap sinis kearahnya.
"Njir, kaget! Itu mata jangan sinis amat, takut gue astaga, mata lo kek mau copot," umpatnya.
"Ampun-ampun hehe gak bising lagi Willa," lanjut Willa dengan cepat sambil membentuk jari "V" .
"Sekali lagi lo ribut, gue gampar lo," ancam Fiha membuat Willa nyengir kuda.
"Iye-iye,"
Mata sinis Fiha masih setia menatap Willa.
"Jawab doang salah, ya Gusti udah ngapaaaaa," teriak Willa membuat dosen angkat bicara.
"Willa, dari tadi saya perhatiin kamu ngomong terus, kalo ga suka sama materi yang saja ajarkan, kamu bisa keluar dari kelas saya!" Ucapan dosen membuat Willa nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Fiha hanya menggelengkan kepalanya, Willa benar benar membuatnya pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fihata
Teen FictionFihata Audrey Awili Seorang cewek cantik yang sedang jatuh hati. Apakah ia berhasil menggenggam cintanya? Lalu siapa orang yang menjadi incarannya? Ronald Davizein seorang lelaki tampan. Wajah yang memiliki garis keras sampai ke dagu, hidung yang...