3. Willa dan Dua pasukan

41 29 24
                                    

Hari ini adalah hari minggu. Hari yang sangat Fiha tunggu untuk menghabiskan waktu dengan menonton, makan dan tidur. Dengan kaos polos dan hot pants rumahan, ia menjulurkan kakinya di atas meja sambil menonton televisi. Tatapannya tertuju pada layar televesi yang tengah menayangkan serial Spongebob sambil menyesap teh yang ia buat dan cemilan yang ia beli kemarin.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu membuat Fiha mendesis kesal. Siapa sih, bertamu pagi-pagi gini. Heran deh, gangguin aja. Batinnya. Dengan wajah kesal ia pun berjalan cepat ke arah pintu. Ketika pintu terbuka, wajah Fiha langsung memelas.

"Ngapain lo datang pagi-pagi?" Tanya Fiha bingung. "Bawa pasukan segala lagi." Lanjutnya.

Senyum diwajah Willa mengembang. Pagi itu Willa dan dua cowok yang ia bawa mengenakan pakaian santai namun rapi. Kedua cowok yang Willa bawa memiliki wajah yang tampan. Fiha kenal dengan cowok yang berdiri tepat di samping Willa, itu Mirzha pacarnya. Tapi, siapa cowok yang di sebelah Mirzha? Wajahnya tampak asing.

"Hehe izinin gue dan dua pasukan gue masuk dulu dong," ucap Willa sambil menerobos masuk ke dalam Apartemen Fiha, yang kemudian disusul oleh Mirzha dan temannya itu. Alis Fiha berpaut menjadi satu, lalu menyusul ketiga orang yang menyusup masuk ke dalam Apartemennya itu.

"Ngapain lo ke sini?" Tanya Fiha to the point.

"Emang gak boleh ya gue main ke sini?"

"Gak," telak Fiha membuat Willa menoleh ke arahnya.

"Pelit amat sih? Gue ke sini mau numpang pipis," gurau Willa.

"Jauh amat pipis ke sini? Di rumah lo gak ada air? Sana pipis di rumah lo aja. Gue lagi gak terima tamu." tukas Fiha lagi membuat Willa dan dua cowok itu ikut menoleh secara bersamaan.

"Apa?" Ucap Fiha tampa perasaan bersalah. Mereka bertiga serentak menggeleng.

"Becanda anjir, lo mah gitu ih. Eh iya kenalan dulu dong ini sama Nathan. Temennya ayang Mirzha." seru Willa membuat Nathan langsung menjulurkan tangannya ke arah Fiha.

Fiha pun langsung membalas jabat tangan dari Nathan, "Nathan." ucapnya.

"Fihata," balasnya.

"Nah gitu dong. Kan enak liatnya. Udah kenalan, PDKT, terus jadian deh hehe gue sama ayang Mirzha dukung kok." Seru Willa membuat Fiha melirik tajam ke arahnya.

"Becanda. Ah lo mah gak bisa dibecandain, lagian kalo beneran kan gapapa, biar gak jomblo lagi. Biar bisa kayak gue sama ayang Mirzha hehehe," seru Willa yang lagi-lagi mendapatkan lirikan tajam dari Fiha. Seketika Willa pun terdiam.

Minggu Fiha benar-benar rusak karena Willa yang tiba-tiba datang ke Apartemennya tanpa  alasan yang jelas. Sudah hampir jam 4 sore. Willa dan pacarnya masih saja tertidur disofa panjang milik Fiha dengan posisi terduduk.

"Numpang tidur ternyata." Ucap Fiha membuat Nathan melirik kearahnya namun Fiha cuek saja sambil berjalan kearah dapur.

Fiha melangkahkan kakinya kearah lemari es lalu mengambil jus jeruk dan menuangkannya kedalam gelas. Ia melirik kearah Nathan, cowok itu tengah duduk sambil bermain ponsel.

"Nih," Fiha menyodorkan jus jeruk itu pada Nathan. Nathan mendongak lalu mengambil gelas itu dari tangan Fiha.

"Thank ya." Ucapnya sambil tersenyum dan dibalas anggukan oleh Fiha.

"Sebenarnya kalian mau ngapain sih ke Apartemen gue?" Tanya Fiha dengan wajah datarnya.

"Oh itu. Willa belum cerita?"

"Gimana mau cerita, lo gak lihat Willa sama Mirzha udah terkapar gitu? Udah ceritain aja langsung. Lama kalau nunggu dia bangun," ujar Fiha.

"Kemarin tuh gue nginep di rumah Mirzha. Terus gue kenalan sama Willa pas Willa dateng ke rumah Mirzha. Pas pula kan ada party nih, Willa bilang dia punya temen cantik.  Nah temennya itu lo. Dan beneran, lo cantik. Nah intinya itu gue, Mirzha dan Willa tuh ke sini pengen ajak lo ke kafe, soalnya ada party di sana." Seru Nathan panjang lebar lalu tersenyum.

"Kenapa gak telfon aja sih?" Tanya Fiha dengan wajah datarnya.

"Ya karna gue juga pengen kenalan sama lo," jawab Nathan. "Lo cantik." ucap Nathan tiba tiba. Membuat Fiha menoleh datar.

"Lo sakit." Telak Fiha membuat Nathan langsung tertawa. Fiha lucu. Fikirnya.

"Eungh," lenguh Willa pelan.  Ia terbangun,melihat jam didinding sudah pukul 4 sore.

"Astaga. Ayang bangun udah sore. Ta! Lo kok gak bangunin gue sih?" Tanya Willa dengan wajah bangun tidurnya.

"Lo pulas banget, sampe lupa jelasin ke gue maksud dan tujuan lo ke sini tuh apa," jawab Fiha santai.

"Astaga. Ayang cuci muka gih," ucap Willa pada Mirzha. " iya sorry, gue ngantuk banget. Langsung keinti deh. Yuk party.  Temen ayang Mirzha ultah katanya. Mereka nge booking kafe. Mau kan? " Lanjut Willa sambil tersenyum dramatis.

Fiha mengangguk malas. "Jam berapa lo jemput gue?" Tanya Fiha.

"Bukan gue yang jemput. Tuh Nathan yang jemput. Kita ketemu langsung di sana. Jam 8 ya? Jangan lupa," ujar Willa.

"Iya kutu kaki. Serah lo deh,"

"Mau kan Nat? Jam 8 jemput ni kutu kaki?" Tanya Willa ke Nathan.

Dengan senang hati Nathan menjawab, " Aman kalo sama gue Wil. Tenang aja." Seru Nathan.

Willa langsung menangguk mantap.

"Ayang, lama banget cuci muka. Dia tidur di kamar mandi atau gimana Ta?"

"Lah mana gue tau, emang gue..." belum lagi melanjutkan kata kata Fiha sudah dipotong oleh Willa.

"Ikan. Pasti lo mau bilang itukan? tau gue." Lanjutnya.

"Sakit ni anak. Gue kan mau jawab 'gue Fiha' bukan ikan." Ujar Fiha.

"Nye nye nye,"  ucap Willa sambil berdiri menuju arah kamar mandi. Tak berapa lama Mirzha pun keluar dari sana.

"Lama banget ayang Mirzha di dalem? ngapain sih yang? Jangan jangan lagi buang calon anak ya? ngaku!" Telak Willa membuat mirzha menutup mulutnya.

"Sembarangan. Aku lagi BAB yang," jujur Mirzha.

Willa pun ber 'oh' ria. "Eh tapi. Ihhh...ayang itu kan tangan bekas cebok, ihh jorok ayang ah."

"Engga yang, udah dicuci tadi astagaaa..." ucap Mirzha sambil tertawa melihat ekspresi wajah Willa.

"Gak mau, ih bau eek tangannya. Jorok ih," rengek Willa.

"Terus gimana yang? Harus apa coba? " tanya Mirzha.

"Gak ada. Hehe ga bau kok, becanda hihi," ucap Willa tertawa tampa dosa.

Sedangkan Nathan dan Fiha saling bertatapan melihat dua sejoli yang sedang bercanda tawa itu. Benar-benar lucu Fikirnya. Willa bisa berubah sangat manja jika bersama Mirzha dan Willa selalu menggunakan embel-embel 'ayang' dalam kalimatnya jika menyebut nama Mirzha. Sudah terbiasa mungkin. Fiha geleng geleng dibuatnya. Semoga selalu seperti ini. Batin Fiha.

***

Mereka sudah pergi 30 menit yang lalu. Aktifitas pagi yang biasa dilakukan Fiha hancur karena sahabatnya Willa. Huh, mungkin minggu depan fikirnya. Dan sekarang ia harus bersiap untuk mandi dan berdandan. Tidak-tidak, gadis itu tidak bisa pergi jika tempat yang ia tinggali masih berantakan. Meski sedikit pemalas dan jarang mandi, gadis itu tidak terbiasa dengan tempat yang kotor dan berantakan.

Sebelum mandi, ia terlebih dahulu membersihkan Apartemennya. Menyapu, mengepel, membersihkan debu, bahkan ia juga mencuci piring bekas makan Willa dan dua pasukannya. Setelah itu Fiha langsung bergegas mandi.

FihataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang