Chapter 5 : " Super Power?"

277 40 6
                                    

Author's POV

Rumah tua itu lumayan juga untuk dijadikan tempat singgah sementara. Lagipula Vampir tidak membutuhkan banyak fasilitas untuk bisa hidup tenang. Hanya dengan sofa berdebu saja sudah bisa membuat Marcus santai sambil menghela nafas lega.

"Apa rencana mu terhadap gadis itu?" Christine membuka suaranya.

Setelah kejadian dimana ia secara tidak sengaja membuat Sooyoung jatuh dari rooftop, ia menjadi pendiam dan tak banyak ulah. Ia juga akhirnya memutuskan untuk tidak mengusik lagi kehidupan Jimin dan teman-temannya. Karena sejujurnya, ia tidak berniat sekalipun untuk melukai Sooyoung. Ia hanya ingin menggertak Jimin hingga Jimin mengakui kesalahannya dan meminta maaf atau jika ia lebih beruntung mungkin Jimin akan kembali padanya.

"Kita lumayan beruntung untuk mendapatkannya. Ia mempunyai kekuatan yang luar biasa" Marcus menjawab pelan.

"Kekuatan?" Christine sedikit terkejut. Karena tidak semua vampir dikaruniai oleh kekuatan.

"Jadi sebaiknya kau jaga dia baik-baik. Tetap buat dia bersama kita dan berpikir bahwa teman-temannya lah yang salah dan bertanggung jawab atas berubahnya dia" jelas Marcus.

"Tapi, bisa aku tau apa kekuatannya?" Christine tidak bisa memendam rasa penasarannya.

"Kau akan tau nanti"

Christine pun hanya menganggung singkat, ia tau bahwa Marcus tidak ingin memberi tau nya. Ia pun berbalik berniat untuk pergi.

"Christine-"

"Jangan kau buat marah gadis itu, atau kau-" Marcus tidak melanjutkan perkataannya dan hanya menatap Christine serius.

Christine pun pergi dengan wajah bingung miliknya.

-----
Wendy's POV

Aku berjalan dipinggir sungai sambil berfikir mengenai kehidupan ku sekarang. Aku dan manusia bukan lagi 2 kata yang bisa berkaitan. Rasanya aneh saat kau mengetahui bahwa tak ada lagi aliran darah dibawah kulitmu.

"Wendy!"

Aku menoleh dan mendapatkan Christine yang sedang berusaha menuju kearahku. Aku pun menunggu nya sambil duduk disalah satu batu besar yang ada dipinggir sungai.

"Apa yang kau lakukan disini? Ini sudah gelap" tanya Christine sembari duduk di sebelahku.

Aku terdiam, lalu mengangkat kedua bahuku sebagai jawaban.

"Kau bisa berbicara kepadaku kapan saja, kau tau itu bukan?"

Aku mengangguk tanda mengerti. Kami pun terdiam beberapa saat. 

"Apa kau sengaja mendorong Sooyoung dari rooftop kemarin?" tanyaku tiba-tiba.

Christine terdiam, lantas menundukkan kepalanya. "Christine?" panggilku saat ia tak kunjung menjawab pertanyaanku dan masih menundukkan kepalanya. 

"Aku sungguh tidak berniat seperti itu. Aku hanya ingin menggertak Jimin dan berharap bahwa dengan begitu ia akan kembali padaku. Ta-tapi, saat itu aku kehilangan keseimbangan dan aku melepaskan peganganku pada Sooyoung" dapat ku lihat rasa bersalah pada raut wajahnya.  Aku menggangguk pelan. Sebenarnya aku ingin sekali meneriaki Christine dan memakinya jika perlu. Tapi, entah kenapa aku bisa merasakan ketulusan dalam rasa bersalahnya. 

"Bisa kau tinggalkan aku sendiri?" ucapku pelan. Christine menoleh dan mengangguk pelan.

Entah apa yang aku lakukan disini, bersama orang-orang yang sebenarnya mengambil banyak andil dalam menghancurkan kehidupanku dan semua teman-temanku. Aku bertemu mereka sesaat setelah aku kabur dari rumah sakit yang telah menempatkanku di ruang mayat. Dan mereka membawakanku manusia sekarat yang menyadarkanku bahwa aku bukan lagi manusia. 

---

Jin's POV

"Apa kita akan tetap diam saja?" ucap Yoongi setengah berteriak. 

"Sabar hyung, kita pasti akan membawa Wendy kembali. Tapi, kita butuh rencana" ucap Jimin yang berusaha menjadi dewasa. Aku mengangguk membenarkan perkataan Jimin. 

"Jadi sekarang Wendy sedang bersama Marcus?" tanya Sooyoung yang sudah mendengar keseluruhan cerita. 

"Iya, dan jangan lupakan juga Christine sialan itu" jawab Taehyung dengan menekankan kata 'sialan' pada ucapannya. Raut wajah Sooyoung berubah saat mendengar nama Christine disebut.

"Sialan, kenapa Wendy malah bergabung dengan mereka? Dia seharusnya kembali kesini" dapat kulihat wajah Sooyoung yang berapi-api saat mengatakan itu.

Kami terdiam sesaat. Sama-sama memikirkan langkah apa yang akan kami ambil selanjutnya. Tentu saja kami akan mengambil kembali Wendy, tapi kami butuh rencana. Rencana matang. Kami tidak akan bertindak ceroboh lagi dengan mengikuti rencana yang difikirkan secara singkat.

Sesaat kemudian, Yoongi tiba-tiba berdiri dari kursinya, "Terserah kalian ingin ikut atau tidak. Aku duluan" ucapnya singkat lantas buru-buru berlari keluar tanpa sempat kami cegah.

Semua menatapku, meminta persetujuan untuk mengikuti Yoongi atau tidak. Ah Yoongi, setidaknya kau beruntung dapat mengetahui bagaimana kabar terbaru Wendy sekarang. Aku bahkan tak tau keberadaan Irene sampai saat ini. Dan dengan berat hati, aku mengangguk menyetujui. Kami pun berlari mengejar Yoongi untuk menarik Wendy kembali.

---

Author's POV

Wendy masih terdiam dipinggir sungai hingga beberapa jam setelah Christine meninggalkannya sendiri. Suara binatang-binatang malam dan air sungai yang mengalir menemaninya. 

Wendy melihat kearah air sungai yang bercahaya akibat sinar bulan. Ia melihat pantulan dirinya yang samar-samar. Pelan-pelan ia menunduk dan mengarahkan tangannya agar menyentuh aliran air. Saat tangannya menyentuh air, entah mengapa Wendy merasa bahwa air tersebut mengerti dirinya, dan dapat dikendalikan olehnya.

Ia mengernyit. Lantas menyapukan tangannya pada permukaan air secara perlahan. Wendy terkejut saat mendapati aliran air tersebut mengikuti arah sapuan tangannya.

"Apa-apaan ini?" gumamnya sendiri.

Ia mencobanya sekali lagi dan mencoba untuk 'menarik' aliran air tersebut mengikuti arah tangannya yang digerakkan hingga menjauhi permukaan sungai. Wendy tertawa kecil saat percobaannya berhasil. "Jadi, sekarang aku ini apa? Vampir atau dewi air?" ia tertawa sendiri menanggapi leluconnya. 

Wendy masih bermain-main dengan kekuatan barunya saat samar-samar ia mendengar suara orang berlarian. ia menoleh ke segala arah. Walau sinar bulan tak begitu membantu menyinari hutan, mata Wendy sekarang dapat melihat dengan sangat jelas. Matanya menjadi seperti teleskop yang dapat melihat hingga lumayan jauh dan dengan teknologi mikroskop yang bahkan dapat melihat goresan pada batang pohon dengan jelas. 

Suara berlarian itu kembali terdengar. Wendy kembali memandang air sungai. Hingga terlintas pemikiran aneh dalam otaknya. Ia berusaha membuat aliran air yang lebih besar dan tebal untuk membuat tameng seraya suara berlarian itu semakin dekat. 

Sekarang Wendy sedang berusaha mengendalikan air yang telah menjadi dinding perlindungannya. Ia mengarahkannya tepat pada arah datangnya suara berlarian itu. Wendy menunggu dengan tangannya yang masih fokus mengendalikan air.

Hingga suara berlarian itu berhenti tepat didepan dinding air milik Wendy. Wendy tak bisa melihat siapa atau apa itu. Karena air yang dikendalikannya cukup tebal dan lebar.

Suasana hening sesaat.

"Wendy?" 

Tepat pada saat suara itu memasuki telinga Wendy, fokusnya terpecah dan membuat aliran air kembali jatuh ketanah. Hingga jelaslah Ia melihat siapa yang berdiri disana. Min Yoongi.

------

HUAA, kangen bgt sm wattpad inii. maaf yaa karena ilang lama bgt. aku harap kalian ga lupa sama cerita ini. kalo lupa, silahkan dibaca-baca lagi biar ingett. 

Btw, hari ini kedua grup kesayangan kita pada abis buat konten wkwk. dan seneng bgt liat wendy lagiiiii. seseneng itu, sampe nangis. Dynamite juga keren bgt, dan endingnya kenapa harus mphi siiiiii. lemah akuu.

semoga kalian masih mau ya baca cerita ini, karena aku bukan apa-apa tanpa readers ku tersayang.

vote n comment juseyoooo


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Remember Who We Are (BTS x RV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang