❝No matter the family and who or what they are made of, a family's a family when they all come from love.❞
ㅡ April Claxton
Perceraian kedua orang tua, mengharuskan Abel hidup dengan keluarga baru. Ayah baru, juga tiga kakak laki-laki baru.
Hal it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dewangganteng Heem, mana sempat?
Dewangganteng Anjir tuh muka ganteng bener
Anastasiabel Udah ah, males! Pengen pulang!!!!
"Mau pulang kemana, dah?" Doy bertanya kepada Abel, yang duduk tepat di depannya.
Benar. Mereka saling mengirim chat, padahal duduk berdekatan. Yah, posisi nya masih sama seperti saat mereka makanㅡmembentuk lingkaran di lantai kamar Johnny.
Baru saja Abel hendak membuka suara, Johnny sudah lebih dulu menjawab nya. "Ke rumah kak Jeno." Ucap nya dengan nada mencibir.
"Tuh tau!" Abel mengangguk-angguk.
Doy mengernyit, merasa asing dengan nama yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka. "Kak siapa? Jenong?"
"Jeno!"
"Tuh kan, enakan di panggil Jenong, bel." sahut Jeff, sambil mengunyah permen yang Johnny berikan beberapa waktu lalu.
"Nggak!" Abel kesal, ia merasa tidak terima nama kakak ganteng nya di nistain sama kakak sok kegantengan kaya mereka. Gadis itu beranjak, berjalan kearah pintu kamar Johnny yang tidak tertutup.
"Mau kemana, lo?!" Doy berteriak.
Abel berhenti, membalikkan tubuh kecil nya. "Kenapa? Ciee kak Idoy, khawatir sama Abel ya?"
"Bukan gitu. Gue nggak mau ngeluarin duit buat nebus lo dari penculik." Ucap Doy tanpa rasa bersalah. "Dan satu lagi, berhenti manggil gue Idoy. Lo kira gue penjual sirup, bokap nya Jeniffer?"
