Fuwa menyelusuri jalanan kota metropolitan yang ramai dan padat. Tentu saja itu terjadi karena hari senin di siang hari merupakan jam terpadat di kota ini. Sambil mengendarai motor, Fuwa melihat fokus ke depan, akan tetapi pikirannya masih teringat perkataan Keiji, Rei dan Shin sebelum pergi.
-----
“Dua tahun yang lalu, ketika kau dituduh merusak barang ciptaan Yaiba yang akan dilombakan.. waktu itu bukan kau yang merusaknya kan?” Keiji mempertanyakan kejadian yang membuat hubungan Fuwa dan Yaiba rusak.
“Harus berapa kali kubilang, tentu saja bukan..” bantah Fuwa dengan keras, kedua tangannya mengepal, “Bahkan dia pun.. tidak percaya padaku..” tunduk Fuwa kecewa terhadap Yaiba.
“Satu setengah tahun kemudian, kami mencoba mencari siapa pelaku sebenarnya. Butuh waktu sekitar 6 bulan lamanya dan kami menemukannya..” ucap Shin.
Fuwa yang mendengar pernyataan Shin tiba-tiba naik darah, “Kalian menemukan pelakunya dan tidak mengatakannya padaku?!!!” dia hampir menghajar Shin, namun ditahan oleh Rei.
“Tenanglah sedikit.. justru itulah kami ingin kau yang memberitahukannya pada Yaiba,” ucap Rei menahan sekuat tenaga tubuh Fuwa untuk menenangkan diri.
Keiji menyentuh satu buah video, lalu menunjukkannya pada Fuwa, “Pelakunya..” video itu merupakan rekaman yang terjadi di dalam ruangan komputer dua tahun yang lalu dua hari sebelum lomba mesin teknisi pemula. Tiba-tiba sosok bayangan hitam memasuki ruangan. Wajahnya masih tidak terlihat karena ruangan yang gelap. Bayangan itu seperti mengencangkan sarung tangan yang ia kenakan dan mengambil tongkat sapu, lalu menghancurkan benda ciptaan Yaiba di atas meja. Selang beberapa menit kejadian itu berlalu, bayangan itu berbalik untuk keluar dari ruangan dan sekilas menatap cctv yang merekam seluruh kejadian tersebut.
“Aku tidak bisa mengenalinya..” ucap Fuwa masih kesal. Keiji mengambil kembali tabletnya dan menaikkan pencahayaan dalam video tersebut, meskipun masih samar-samar, namun tampak sesosok pria berambut klimis menatap cctv. “Kami cari pria ini dan..” Keiji mencocokkannya dengan beberapa data foto dari seluruh siswa dua tahun yang lalu, terdapat kecocokan 89% wajah, “Dia adalah Amatsu Gai,” ucap Keiji sembari menunjukkan kembali layar tablet itu.
“Amatsu Gai itu.. Ah-- laki-laki brengsek yang memukulku waktu itu..” kekesalan Fuwa memuncak diikuti kepalan tangan memukul tembok.
Keiji menghentikan video tersebut sambil mendekati Fuwa yang sangat kesal tak karuan, “Maka dari itu, kami ingin kau menyelamatkannya..” tangan Keiji menepuk pundak, Fuwa menoleh. Rei dan Shin ikut mengangguk seperti memberikan Fuwa kepercayaan diri untuk mengejar Yaiba.
-----
“Sial.. lagi-lagi kau seperti ini, Yaiba!” Fuwa mempercepat laju motor hingga speedometer menunjuk angka 80km/jam.
//KRING!!
Tiba-tiba saja telepon ponsel Fuwa berdering, sejenak Fuwa memperlambat laju dan menepi berhenti. Ia mengangkat telepon tersebut.
“Halo?”
Tampak posisi Izu yang telah membuka laptop dengan Aruto yang berdiri di sampingnya menjawab panggilan Fuwa
“Kak Fuwa, ini Aruto..” jawabnya.
“Bagaimana? Kalian menemukannya?” tanya Fuwa, terdengar suara sumbang dimana saat itu Fuwa sedang menyambungkan suara ponsel dengan earphone bluetooth yang sedang ia pakai.
Aruto menekan tombol audio pengeras suara supaya suara Fuwa dapat terdengar luas. “Iya, saya menemukan rute jalan tercepat untuk kak Fuwa,”
“Boleh juga kau.. Izu!” terdengar suara Fuwa sedang menyalakan kembali motor.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Your Life For
FanfictionFuwa Isamu, 17 tahun, kelas 3 SMA. Dia terancam tidak lulus sekolah karena hasil ujian tengah semester mendapatkan nilai yang tidak memuaskan. Yaiba Yua, yang selalu berada di peringkat pertama dan sebagai 'teman' bersedia untuk membantu Fuwa. "Kita...