Mengejarmu, Yaiba

69 9 3
                                    

---PRESENT---

Fuwa kesakitan memegang kepala. Saat matanya terbuka pertama kali, ia melihat ketiga temannya mengelilingi sambil memandang memastikan kesadaran Fuwa kembali. Keiji lah yang menopang tubuh Fuwa.

“Kau tak apa, Fuwa?” tanya Keiji.

Fuwa tidak langsung merespon. Namun ia teringat dengan apa yang ingin dia lakukan. “Yaiba.. ugh--” dia berusaha berdiri tapi kepala yang terbentur dinding cukup memberikan efek sakit yang teramat kuat.

“Woi.. ini dimana? Sudah berapa jam aku disini?” Fuwa masih tidak dapat mengontrol kegelisahannya.

Rei berusaha menenangkan Fuwa, “Pukul 12:10, kau sedang ada di ruang UKS..” sembari menunjuk jam dinding di tembok.

“Siaaaal!!” Fuwa menyingkap selimut dan beranjak dari kasur lalu memakai sepatu.

Shin yang baru masuk ke dalam ruang UKS melihat Fuwa telah sadar tergesa-gesa untuk pergi, “Kau mau kemana?” ucapnya.

“Tentu saja mengejar Yaiba..” Fuwa mengambil seragam gakuran dan tas. 

“Percuma saja, Fuwa..” sebelum Fuwa dan Shin berpapasan, Keiji mencegatnya.

“Hah?!” Fuwa menoleh kepada Keiji. 

Keiji menunduk sembari menghela nafas, “Atau lebih tepat kau terlambat, mungkin sekarang dia sudah pergi jauh..”

Fuwa merasa kesal dengan sikap ketiga temannya ini. Fuwa sendiri sadar jika dirinya juga tidak akan bisa menyusul Yaiba. Lebih tepatnya tidak bisa membuat Yaiba kembali ke sekolah ini. Rasa bersalah Fuwa besar dan ingin menembusnya, setidaknya dengan mengucapkan salam perpisahan. Perasaan Fuwa memuncak, keinginan besar itu mendorong Fuwa untuk melakukan segala macam cara untuk dapat menemui Yaiba.

Kedua mata Fuwa melirik pada meja dekat kasur dimana terdapat sebuah kunci motor milik Rei. Tanpa berpikir panjang, ia mengambilnya.

“Ah--motorku..” Rei menyadari kunci motor miliknya diambil.

“Aku pinjam sebentar motormu, Rei..” ucap Fuwa bergegas mendekati pintu keluar.   

Keiji berlari mendekati Fuwa, “Tunggu Fuwa.. kau benar-benar akan pergi?” langsung memegang tangan kiri Fuwa untuk menahannya pergi.

“Tentu saja..” kini kedua mata mereka saling bertemu menatap satu sama lain.

Keiji yang melihat keseriusan itu di kedua mata Fuwa hanya bisa menghela nafas kembali, “Sudah kuduga..”

“Hah?”

Rei dan juga Shin tahu jika akan terjadi seperti ini. Apalagi untuk sosok Isamu Fuwa yang sangat mereka kenal sifat keras kepalanya. Ketiga teman itu saling memandang satu sama lain sambil membalas tawa kecil. Fuwa yang tidak paham apa yang sedang ketiga temannya pikirkan hanya bisa mengernyitkan dahi kebingungan. Mereka akhirnya sepakat untuk memberitahukan suatu hal penting kepada Fuwa. 

“Fuwa.. aku ingin kau menyampaikan ini pada Yaiba jika sempat menemuinya sebelum dia benar-benar pergi dari kota ini,” ucap Keiji kembali bersikap serius.

“Apa?” tanya Fuwa menajamkan kedua mata.

Seketika Fuwa terkejut melebarkan kedua matanya melihat gerakan bibir dari Keiji, Rei, dan Shin yang sedang menyampaikan sesuatu sekaligus mengungkapkan rahasia yang selama ini menjawab Fuwa dua tahun yang lalu.

**

Fuwa berlari cepat menyelusuri setiap koridor gedung sekolah dan berhati-hati menuruni anak tangga supaya tidak terjatuh lagi. Sampai di tempat parkir, Fuwa berpapasan dengan Aruto dan Izu yang sedang membuang sampah. Aruto melihatnya.

What Your Life ForTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang