CHAPTER 17

5.9K 375 6
                                    

"Tadi bang Dion?"tanya Argan

"Iya bang Dion." jawab Cherly

"Oh, kamu jangan kemana-mana sendiri ya, minta anter aku kalo nggak minta anter yang lain. Kalo ada apa-apa bilang ke aku, aku ke tenda dulu."ucap Argan

"Iya iya."balas Cherly. Argan pun tersenyum dan mencium kening Cherly singkat.

"Dunia berasa milik mereka berdua."sindir Dimas yang duduk berdua dengan Karin.

"Eh ngaca mas nya, situ juga malah rangkulan."balas Argan tak mau kalah. Sedangkan lainnya tertawa.

"Mohon perhatikan sebentar,sekarang kita istirahat dulu. Nanti jam 2 kita mencari kayu bakar buat nanti malam"ucap Damar selaku wakil panitia menggunakan microphone.

Mereka semua beristirahat karena sebentar lagi akan mencari kayu bakar di hutan.


•••••

Pukul 14.00

Semua murid berkumpul untuk mencari kayu bakar. Setiap tenda harus berpencar supaya cepat mendapatkan kayu bakar.

Cherly berjalan bersama dengan kelompoknya ke arah Selatan sedangkan kelompok Argan berjalan ke arah timur.

Mereka berjalan berhati-hati karena takut jika ada sesuatu, hewan buas misalnya.

"AWW"pekik Cherly terjatuh karena tersandung batu. Kayu yang di bawanya ikut jatuh mengenai dahinya.

"CHERLY."Teriak mereka serempak dan langsung menghampiri Cherly yang meringis kesakitan.

Lututnya berdarah dan dahinya juga mengeluarkan darah akibat terkena kayu bakar yang tadi dibawanya. Cherly menahan sakit kemudian bersandar di bahu Karin.

"Panggil Argan cepet!"perintah Salsa kepada Dini.

Dini dan Bella pun segera berlari menuju arah timur sambil menghubungi nomor Argan, tapi tidak diangkat oleh Argan,mungkin sibuk mencari kayu bakar.

"ARGAN."teriak Salsa setelah melihat Argan dkk. Mereka berdua langsung menghampiri Argan dkk.

"Apa?"tanya Argan

"Itu.. Emm... Anu.. " ucap Bella dengan gugup karena takut diamuk Argan.

"Ck buruan apa? Trus yang lain mana?"

"Cherly jatuh."ucap Salsa sambil menggigit kukunya menahan rasa takut.

Argan yang mendengar ceweknya jatuh, segera membuang kayu bakar yang dibawanya ke sembarangan tempat.

Kemudian berlari menghampiri Cherly diikuti temannya di belakang.

Setelah sampai di tempat Cherly, Argan segera menghampiri Cherly dan merengkuh tubuh Cherly.

"Hey sayang,tahan ya."ucap Argan menepuk pipi Cherly yang meringis kesakitan menahan rasa sakit.

Karena tidak kuat menahan sakit di kaki dan dahinya, Cherly tak sadarkan diri.

"Hey sayang bangun hey."panik Argan sambil terus menepuk pipinya pelan.

Kemudian menggendong Cherly menuju tenda kesehatan. Sedangkan teman-temannya mengikuti dari belakang.

"Ya ampun Argan, ini Cherly kenapa?"tanya Bu Yeni panik melihat keadaan Cherly.

"Jatoh bu, tolong cepat obatin Cherly."ucap Argan setelah membaringkan tubuh Cherly.

"Iya, kamu keluar aja dulu, Cherly biar ibu yang tanganin."perintah Bu Yeni kepada Argan.

Argan mengangguk dan keluar tenda. Disana temannya menatap khawatir.

"KALIAN NGAPAIN AJA HEH SAMPEK NGGAK JAGAIN CHERLY! KENAPA CUMA CHERLY YANG BAWA KAYUNYA.KALIAN TAU NGGAK CHERLY PINGSAN! KALO SAMPEK ADA APA-APA SAMA CHERLY, GUE GAK AKAN MAAFIN KALIAN.NGERTI!"bentak Argan kepada Karin dkk, mereka  menunduk takut,bahkan Karin menangis takut di dekapan Dimas.

"Lo jangan kasar sama cewek gue."ucap Dimas mendorong kasar bahu Argan.

"cewek lo yang gak ngerti, ngapain aja dia nggak bantu bawa kayunya, kalo dia yang cari kayunya? Kan yang lain bisa,bisakan kanyu nya dibawa sendiri sendiri.Trus dimana otaknya? Katanya sahabat."Dimas diam mendengar ucapan Argan barusan.

Tangannya terkepal kuat menandakan dia tidak suka ceweknya di otak otak in. Apalagi pacarnya sedari tadi menangis.

"Cewek lo aja yang lemah."ucap Dimas menatap tajam Argan yang di balas tatapan tajam oleh Argan.

Reno dan Deni yang merasa sebentar lagi mereka akan berantem, segera memisahkan mereka.

"Kalian ini apa-apaan sih hah?berantem gak jelas cuma gara-gara cewek."bentak Reno menahan Argan yang hendak menendang Dimas.

"Kita ini sahabat, nggak ada namanya berantem, ngerti nggak."ucap Deni yang memegang pundak Dimas.

"Sorry bro gue emosi, gue cuma takut Cherly kenapa napa." ucap Argan kepada Dimas setelah diam cukup lama.

"Gue paham,sorry juga."balas Dimas kemudian menepuk-nepuk pundak Argan.

"Cherly sudah sadar."ucap Bu Yeni setelah keluar dari tenda.

Tanpa membalas ucapan Bu Yeni, Argan segera masuk ke tenda.
Sedangkan yang lainnya menunggu di luar tenda, memberi waktu Argan bersama Cherly.

Disana Cherly tiduran dengan tubuh yang masih lemah.

"Kamu nggak papa kan? Masih sakit? Mau apa? Biar aku ambilin."cerocos Argan membuat Cherly terkekeh pelan.

"Aku nggak papa kok, cuma minta air."ucap Cherly. Dengan segera Argan mengambil aqua dan membantu Cherly minum.

"Makasih."ucap Cherly sambil tersenyum kearah Argan. Argan pun mengangguk dan membalas senyum Cherly.

"Kakinya sakit?" Cherly menggelengkan kepalanya membuat Argan lega. Kemudian teman-temannya masuk .

"Cherly maafin kita ya."ucap Karin dengan  mata sembab dan nada bersalahnya.

"Iya Cher,, harusnya kita tadi bawa kayu nya sendiri sendiri."sahut Bella di angguki Dini, Salsa dan Putri.

"Iya nggak papa kok."balas Cherly membuat mereka tersenyum lega.

Akhirnya mereka kembali ke tenda dengan Cherly yang dipapah Argan. Padahal kaki Cherly tidak terlalu sakit hanya saja tadi mengeluarkan darah. Tapi Argan tetap keras kepala untuk memapah Cherly menuju tenda.

"Mohon perhatian,nanti malam setiap tenda harus maju ke panggung untuk menyanyi mengisi waktu setelah acara api unggun."ucap Kano selaku ketua panitia.

ARGAN'S [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang