Tirai jendela dibuka lebar bersamaan dengan cahaya serta angin yang melesak masuk secara lancar. Kicauan burung-burung yang berdiri diranting menemani siang hari ini.
Gadis kecil itu tersenyum lebar dan menutup matanya. Menikmati hembusan angin yang membelai wajah ovalnya. Kelopak matanya terbuka secara perlahan dan secercah cahaya menghiasi netra cokelatnya.
"Besok weekend, bertepatan dengan ulang tahun Kakak." ucapnya berupa gumaman. Ia membungkuk, menopang dagunya dan menatap jalanan kota New York yang tampak indah dilihat dari apartemen sederhana berlantai 10 itu.
"Hadiah apa yang harus kuberikan kepada Kakak?" tanyanya pada diri sendiri.
"Huft! Sophie, kau bahkan tidak punya uang banyak untuk sekedar membeli kue." Nadanya terdengar lemah ketika bermonolog.
Gadis kecil itu, Sophie. Ia mencondongkan tubuhnya kedepan--tepat keluar dari jendela--dan menutup mata. Orang-orang akan berpikir kalau ia hendak bunuh diri tapi itu adalah kebiasaannya setiap pagi, siang maupun malam.
Setelah itu ia kembali pada posisi awal. Ia menempelkan pipinya ke tepi jendela. "Bagaimana ini.. Kak Senta besok ulang tahun tapi aku tidak punya uang untuk membeli hadiah."
Kakak adik itu memang berulang tahun di bulan yang sama namun berbeda beberapa hari yang tentunya tahun yang tidak sama dengan tahun kelahiran Sophie.
Teringat sesuatu yang membuatnya tidur nyenyak, Sophie berlalu menuju meja belajar. Ada sebuah kotak berukuran sedang.
Kotak hadiah yang diberikan oleh Kakak cantik yang baik hati menemaninya ulang tahun. Hadiah itu datang keesokan harinya usai semalamnya mereka merayakan ulang tahun Sophie.
Ia sangat senang karena baru kali ini ia mendapat hadiah besar nan istimewa. Yang mana Sophie sadar bahwa mereka baru mengenal. Tapi ia yakin jika Kakak cantik itu adalah orang yang baik.
Tangan mungilnya membuka tutup kotak dan tersenyum melihat isinya. Tidak menyangka jika semua didalam kotak itu berupa barang yang diimpikannya.
Sebuah gaun yang berukuran pas dengan tubuhnya dan sepasang sepatu bak putri raja. Beberapa hadiah pendukungnya berupa tas, jepitan rambut, mahkota dan dua handphone.
Dan ada note yang terletak diatasnya
Happy birthday and wish you all the best, Sophie! Whatever you are, be a good one ya. Handphone itu untuk kalian gunakan. Nomorku sudah ada didalamnya.
-telepon aku jika kalian butuh bantuan!^ω^
Betapa beruntung dirinya bisa mengenal sosok malaikat seperti Devlin. Sophie sampai menangis terharu, bahkan Senta juga ikut merasakan kebahagiaannya.
Meski begitu, ponselnya masih tersimpan di dalam kotak bersama dengan hadiah lainnya. Sophie mengambil ponsel Apple berwarna putih lalu duduk dikursi belajarnya.
Seraya menunggu ponsel aktif total, Sophie menatap kotak itu tanpa melunturkan senyumannya. "Aku dan Kakak tidak pernah sebahagia ini."
"Andaikan Vater dan Mutter ada disini, pasti sangat membahagiakan." gumamnya pelan. Ekspresinya berubah sendu. "I miss you very much."
(Bahasa Jerman: *Vater: ayah *Mutter: ibu)
Ting.
Suara notifikasi dari ponselnya membuat Sophie sadar dari lamunan kemudian menatap layar ponselnya. Ada sebuah pesan dari nama Devlin.
Lagi-lagi Sophie tersenyum bahagia. Sebelumnya ia tidak pandai menggunakan ponsel, tetapi karena ia diajarkan oleh Duscha--teman sekelasnya--membuatnya perlahan pandai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1
RomanceYOUNG-ADULT 17+ *BOOK1 ON MILLANEZ SERIES* Rank #73 dalam Percintaan (31/07/2019) Rank #68 dalam Percintaan (03/08/2019) Rank #62 dalam Percintaan (05/08/2019) Rank #3 dalam Aksi (20/06/2021) Ini hanya mengisahkan tentang seorang gadis cantik, jeniu...