Bagian 6. Maaf, Natasya..

15 4 0
                                    

Yang tersakiti, masih bisa mencintai kan?
-Bye Nando.

💜

Natasya menatap kearah kanan dan kiri. Ia berdiri didepan gerbang sekolah, sesuai dengan janji Nando saat dikantin tadi, mereka akan pulang bersama.

Kemudian, handohonenya berbunyi, menandakan ada yang mengirim pesan kepadanya.

Adisti Khiviara :
Lo yakin mau pulang bareng Kak Nando? Emangnya dia bakal jemput lo?

Natasya Cleara :
Yakin kok, kalau lo sendiri, jadi gak pulang bareng sama Kak Zio?

Sembari menunggu Disti membalas pesannya, Natasya menengok ke kiri dan kanan, berusaha mencari keadaan Nando.

"Kak Nando mana sih, apa dia gak jadi jemput gue?" tanya Natasya pada dirinya sendiri kemudian berdecak sebal.

Menunggu adalah hal yang Natasya benci, karena sangat membosankan. Dia bersenandung guna menghilangkan pikiran negatifnya.

Hari sudah semakin sore, langit mulai menggelap. Natasya sudah menelfon cowok itu namun nomernya tidak aktif.

Gadis itu bertambah panik saat segerombolan pria tua mendekatinya. "Waduh, anak gadis nungguin siapa disini?" tanya salah satu dari mereka.

"Mau abang anterin pulang nggak?" kemudian cowok berkepala gundul itu ikut bertanya.

"Nggak, saya bisa pulang sendiri." jawab Natasya jutek.

"Nggak apa-apa kalau mau kita anterin, anak gadis nggak boleh pulang sendirian, lho." katanya.

"Saya bisa pulang sendiri." Natasya menjawab dengan jawaban yang sama seperti sebelumnya.

"Ayo ikut kita," ajak salah satu dari mereka lalu menarik paksa tangan Natasya. Sontak gadis itu meronta minta lepaskan.

"Saya nggak mau ikut kalian! Lepasin tangan saya!" berontak gadis itu. Namun Natasya menangis saat tangannya dicengrkam kuat.

"Jangan membantah!" sentak salah satu pria. Lalu dua pria lainnya menarik tangan Natasya dengan paksa.

"Jangan! Tolong lepasin saya!" pekik Natasya dengan suara yang naik satu oktaf. "Tolong! Siapapun tolong saya!" teriak Natasya, tidak ada yang melihat karena jalanan sudah mulai sepi.

"Heh diem gak lo? Berisik banget anjing." maki pria itu lalu menampar pipi sebelah kiri Natasya. Gadis itu semakin terisak saat merasakan panas dipipi kirinya.

Natasya menggeleng-gelengkan kepalanya saat badan dia diseret paksa oleh kedua pria yang tidak dikenal.

"Lepasin dia!"

Teriakan itu membuat ketiga pria dan Natasya menoleh dengan kaget. Mata berkacanya berbinar saat melihat ada Nando disana.

"Kak Nando! Lepasin gue!" teriak Natasya dengan suara parau dan menatap penuh harap cowok yang berdiri beberapa langkah dari hadapannya.

"Wow, jagoannya udah dateng nih." celetuk salah satu pria itu, "Gak usah belagu lo, masih sekolah aja udah sok-sokan mau jadi pahlawan. Lo pacarnya?" ejek pria itu kemudian.

Nando terkekeh, lalu meluruskan otot-otot tangannya. "Kalau gue pacar dia kenapa? Dan kalau gue masih sekolah apa hubungannya sama lo? Lo mau adu mekanik sama gue?" balas Nando.

Pria tua itu tertawa mengejek, "bocah kayak lo bisa apa?"

"Bisa kayak gini, bang." detik kemudian Nando maju lalu memberikan pukulan keras dirahang lawannya. Sehingga pria tua itu jatuh tersungkur ke aspal.

Bye Nando (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang