Bagian 4. Berdesir

22 2 0
                                    

Kita semua pasti pernah jatuh cinta dengan seseorang. Entah dengan sahabat sendiri, teman atau parahnya dengan pacar orang.

Itu tidak salah, tidak sama sekali. Rasa itu pasti tumbuh tanpa diminta, dan rasa sakitnya karena tidak memiliki orang yang kita cinta itu pasti akan hadir karena pupusnya harapan seseorang.
-Bye Nando.

--

"OH jadi nama lo Natasya kan? Cewek yang rajin ke perpustakaan, gak tau ngapain."

Natasya melirik kearah Gadis yang baru saja berdiri disampingnya. Cewek itu memilih diam sambil memilah-milih buku yang hendak ia pinjam.

"Gue mau nanya baik-baik sama lo kali ini, Nat." ujar Gadis yang membuat pergerakan Natasya dalam memilih buku terhenti sejenak.

Nata berbalik badan, "Mau nanya apa?" tanya cewek itu the point, tidak ingin memperpanjang waktu dengan kakak kelas yang pernah melabraknya saat di kantin.

"Lo ada hubungan apa sama Nando?"

Natasya terdiam sebentar. Nama itu lagi, cowok yang belakangan ini menjadi pahlawan untuk Natasya.

"Saya nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Kak Nando cuman nolongin saya, dan kita ketemu itu karena kebetulan doang." jawab Natasya.

Gadis mengernyitkan dahinya, "nolongin lo?" tanya Gadis heran.

"Iya nolongin saya. Waktu pertama kali ketemu juga nolongin saya. Dan kalaupun saya ketemu sama kak Nando itu karna saya pingin balas budi sama dia," ujar Natasya kalem.

Gadis memicingkan matanya sejenak lalu berkata, "yakin? lo gak suka sama Nando, kan?'' tanya Gadis. Entah mengapa cewek itu sangat curiga jika Natasya memiliki perasaan yang lebih untuk Nando. Yang pasti, Gadis sangat menyayangi Nando, sekalipun cowok itu mantannya.

''Saya udah bilang sama kamu. Kalau pertemuan kita itu cuman kebetulan dan cukup singkat. Jadi.. kamu jangan takut kalau saya bakal suka sama Kak Nando.'' balas Natasya datar dan kelewat santai. ''

''Kalaupun gue suka sama Kak Nando, urusan dia apa sih?'' batin Natasya dalam hati. Namun Nata juga merasa bahwa dirinya tidak berhak tau lebih dalam tentang selak beluk hubungan Nando dan Gadis.

''Omongan lo kali ini, bisa gue percaya. Kalau lo melakukan hal yang berbanding jauh dari perkataan lo, liat aja apa yang bakal gue lakuin sama lo.'' balas Gadis, memelankan kata terakhirnya.

Natasya diam, tidak mengubris perkataan Gadis. Toh ia yakin, pertemuannya dengan Nando tidak akan merugikan siapa-siapa, termasuk Gadis sekalipun.

Sementara itu, ada seseorang yang berdiri dibalik rak buku. Orang itu menghembuskan nafasnya gusar. Gadis memang tidak bisa untuk menghapus perasaannya yang egois itu.

''Mau sampai kapan lo gini terus, Dis? ... Sampai kapan lo pertahanin gue, bahkan gue gak bisa buat bohongin diri gue sendiri, kalau gue udah gak ada perasaan apa-apa lagi buat lo, Dis.'' gumam cowok itu lirih.

Nando mengusap wajahnya kasar, kemudian terbayang wajah Natasya. Cewek yang belakangan ini selalu dipertemukan olehnya. ''Gimana pun keadaannya, cewek itu gak salah apa-apa. Gue harus mastiin kalo Gadis gak berbuat macam-macam sama dia.''

{Bye Nando}

Natasya menghembuskan nafasnya lelah sambil memperhatikan kakak kelasnya yang nampak sedang sibuk berdikusi untuk memberikan peran yang tepat pada adik-adik kelasnya saat di acara spensi nanti.

Bye Nando (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang