Warning ya gaes di part ini ada hmm...
Vote ya gaes🥺:("Kau sedang tidak bergurau kan?" Ah, ternyata benar, Jimin akan menjawabnya seperti itu. Huft! Gadis itu benar benar sangat kesal.
"Ani Daddy, apakah kau mau menggendong Hyejin sebentar?" Jimin nampak berfikir sejenak sebelum ia melontarkan jawabnannya kepada Kaka.
"Kemarilah." Kaka menghela nafasnya pelan, ternyata Jimin kali ini bisa mengerti akan dirinya.
Kaka hendak memberikan Hyejin kepada Jimin, namun Jimin segera menjauh darinya. "Yak! Mengapa kau menjauh?! Bagaimana jika Hyejin terjatuh?!" Raut wajah Kaka berubah, yang awalnya damai kini sedikit agak sangar.
"Aku menyuruh mu untuk mendekati ku agar aku bisa mengambil Handphone mu, mengapa kau jadi memberikan Hyejin kepadaku?!" Kedua alis jimin saling menyatu, kedua tangannya melipat di atas dada.
Kaka menghembuskan nafasnya kasar, ternyata pemikiran gadis itu salah. Kaka yang awalnya berada di hadapan Jimin kini membalikan tubuhnya, gadis itu melangkahkan tungkai jenjangnya berjalan menghampiri kamarnya.
"Yak kau ingin kemana?" Jimin kini beranjak dari dudukannya, pria itu hendak menghampiri Kaka namun kepekaan Kaka membuat pria itu harus menghentikan langkahnya.
"Berhentilah disitu Park Jimin, aku tidak ingin berurusan dengan mu lagi. Selamat malam." Kaka melangkahkan kakinya menaiki setiap anak tangga dengan sedikit agak terburu buru, ia yakin tidak lama lagi Jimin pasti akan mengejarnya.
"Yak! Jangan pergi!" Sudah gadis itu duga, gadis itu sedikit agak mempercepat jalannya. Ia segera masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintu kamarnya.
Duk duk duk duk~
"Kaka ya! Buka pintunya!"
Duk duk~
"Aku ingin bicara dengan mu!"
Duk duk duk duk~
"Yak!! Jangan seperti ini, atau akan ku dobrak pintu kamarmu." Tidak ada jawaban sama sekali dari Kaka, gadis itu duduk di tepi kasur bersama seorang bayi yang ia gendong sekarang.
"Kaka! Aku hitung satu sampai tiga jika kau tidak membuka pintunya aku akan benar benar merusak pintu kamar mu!" Jimin masih kukuh kuat pada pendiriannya, pria itu terus membujuk Kaka agar gadis itu segera membukakan pintu Kamarnya.
Duk~ duk~ duk~
"Yak! Kau mendengar ku? Aku tidak bercanda!" Jimin masih terus mengetuk-ngetuk pintu kamar tidur Kaka yang berwarna serba putih.
"Oke, aku akan menghitungnya.." Jimin memberhentikan aksinya mengetuk pintu kamar Kaka, kini pria itu memiliki cara lain agar Kaka membukakan pintu kamarnya. "..Satu.."
Di sisi lain Kaka sedang menahan isakannya agar tidak terdengar oleh Jimin, Kaka menaruh Hyejin di kasurnya. Hyejin sudah tertidur pulas sedari tadi saat bayi itu berada di pangkuan sang Eonnie, "..dua.."
Kaka memejamkan matanya, gadis itu mengelap pipinya yang cukup basah diguyuri oleh air matanya. "..tig~"
Ceklek~
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED
Romance⚠️ DALAM PROSES REVISI Penderitaan seorang gadis yang harus tinggal berdua bersama Step Daddy nya? Jimin, pria itu adalah Appa tiri sang gadis. Memperlakukan sang gadis seperti sebuah mainan itu adalah kebiasaannya. Saat gadis itu berusia 15 tahun...