"Jihoon, kau dipanggil eomma dan appa ku!" Seru Jungwon yang baru saja datang menghampiri Jihoon dan Jisung yang tengah bermain game.
"Yak! Bagaimana dengan permainan ku?!" Jihoon tampak masih terfokuskan dengan gamenya.
"Ash! Aku bisa menggantikannya!" Jungwon segera menarik stick game yang tengah di genggam oleh Jihoon.
"Yak! Jangan sampai kalah!"
"Aniyo!" Jihoon yang melihat Jungwon mulai terfokuskan dengan gamenya kini beranjak pergi ingin menghampiri bibinya.
Namun langkahnya terhenti tatkala sebuah Fikiran terlintas di kepalanya, "Yak! Jungwon!" Jihoon kembali menghampiri Jungwon.
"Wae?! Jangan coba mengganggu ku aku sedang berusaha mengalahkan Jisung Hyung!"
"Ash!!! Dimana bibi Karin dan paman Jungkook berada?!"
"Belakang rumah dekat kolam!"
Jihoon yang sudah mendengar jawaban yang di lontarkan oleh Jungwon segera beranjak pergi dari kamar Jisung, ia melangkahkan kakinya menelusuri rumah sang bibi hingga kakinya telah sampai di belakang rumah Karin.
Jihoon perlahan melangkahkan kakinya mendekati sang bibi dengan sang paman, "Ada apa bibi dan paman memanggil ku?"
"Jihoon kemarilah duduk di samping paman," Jihoon menurut dan segera duduk di samping pamannya.
Jungkook sempat menarik nafasnya sebelum ia melontarkan pertanyaannya, "Ceritakan masalah mu kepada kami Nee?"
Jihoon mengangkat seluruh wajahnya, pria itu merasa bingung kenapa paman dan bibinya bisa tahu masalah yang ia alami sekarang. "Darimana kalian mengetahuinya?"
"Jisung, dan Jungwon menceritakannya kepada kami." Jelas Karin yang hanya dijawab anggukan oleh Jihoon.
Jungkook merangkul pundak Jihoon, "Yak! Paman tahu kau adalah anak yang baik, jadi katakan yang sebenarnya kepada kami Nee?"
Jihoon nampak tengah berfikir, haruskah ia menceritakan masalah besar ini kepada mereka? Lalu jika tidak, ia akan curhat kepada siapa lagi?
Akhirnya dengan tekad yang kuat, ia pun menceritakan masalahnya setelah dirinya menghela nafas panjangnya. "Semua bermula dari aku yang mendengar suara desahan dari ruangan Daddy dan masalah kedua muncul yaitu pengakuan Hyejin yang menyukai Daddy, Hyejin dia mencintai Daddy bukan sebagai Appa melainkan sebagai seorang pria. Bahkan ia ingin memiliki keturunan dari Daddy, bukan kah itu bodoh?."
***
3 hari kemudian
Kini Kaka tengah berkumpul dengan sodari sodarinya, hubungan dirinya dengan Jimin semakin membaik. Namun, tidak dengan Hyejin.
Kaka sama sekali tidak mengerti dengan keinginan Hyejin, gadis itu selalu mendelik tatkala mendapatkan perhatian lebih dari Kaka, bukannya bersyukur terkadang gadis itu memaki Kaka dengan sebutan eomma tidak berguna. Lantas itu membuat Jimin sedikit emosi, terkadang Jimin membentak Hyejin karena berperilaku tidak sopan kepada Kaka, padahal Kaka telah mati matian mengurus Hyejin sampai
Sampai ia memutuskan sekolahnya demi mengurus Hyejin dan si kecil Jihoon yang pada saat itu tengah berkembang di dalam perutnya.Rasa cemburu Hyejin kepada sang Eonni semakin menjadi jadi, ya siapa lagi jika bukan Kaka. Dipikir aneh juga sih jika Hyejin lebih cemburu dengan Kaka dibandingkan dengan Rose yang selalu menceritakan kemesraannya dengan Jimin kepada gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPLICATED
Romance⚠️ DALAM PROSES REVISI Penderitaan seorang gadis yang harus tinggal berdua bersama Step Daddy nya? Jimin, pria itu adalah Appa tiri sang gadis. Memperlakukan sang gadis seperti sebuah mainan itu adalah kebiasaannya. Saat gadis itu berusia 15 tahun...