Part 1

6 1 0
                                    

Hadist riwayat Imam Ahmad, imam Al-Bukhari, dan imam Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Umar Radhiallahu Anhum.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ: الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ.

"Dari Ibnu Umar, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan ia sabar atas perlakuan buruk mereka itu lebih besar pahalanya dari pada orang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan ia tidak sabar atas perlakukan buruk mereka.”

----------🌘🌒----------

Dunia kini disinari oleh cahaya mentari hangat. Bawa kegelapan lenyap dari dunia ini. Datangkan seutas senyum lembut di wajah seorang gadis dengan sebuah lembar kertas di tangannya. Terngiang sebuah gambaran manis bagai di depan matanya. Namun lama kelamaan senyum itu lenyap ditarik oleh gaya gravitasi bumi.

“Ran, ayo cepet kakak itu pagi ini ada rapat penting.” Ucap seorang pria dengan jas yang tersampir di bahunya.

“Iya, kak Ran cepet dong aku itu masih ada PR yang belum aku kerjain nih” suara seorang pria lain berkumandang di rumah itu.

Langsung saja dilipat kertas itu dan bergegas mendatangi suara yang memanggilnya tadi.

“Ih, kalian itu bisa sabar enggak. Aku tuh tadi lagi pakai hijab tau enggak.” Bohongnya kepada kedua orang itu.

“Lagi pun kak Naufal kan bisa berangkat duluan sama Nizam tadi. Aku kan bisa dianterin sama pak Anto. Kamu juga Zam, katanya mau ikutin jejak kakak, tapi pr aja belum di kerjain.” Ucapnya sambil menuruni tangga.

“Ya kali kali kak, aku enggak ngerjain PR” ucap Nizam atau lebih lengkapnya Sulhan Nizam Abdad, adik dari Ran.

“Alah kamu mah Zam bilangnya kali kali, tapi bukannya kamu emang males banget ya kalau ngerjain PR. Kamu kan mending baca buku punya kakak, daripada ngerjain PR” ungkap Naufal atau lebih lengkapnya Naufal Abidan, kakak dari Ran dan Nizam.

Setelah itu terdengar tawa malu dari Nizam. Kedua orang lainnya pun hanya geleng geleng kepala. Lalu keheningan datang di ruangan itu, ya walau masih terdengar dentingan piring dan sendok

“Oh ya ini Abi sama Umi mana sih, kok belum turun. Ah, bentar aku panggil dulu ya.” Ucap Ran atau lebih lengkapnya Aisyah Rania Zahra, satu – satunya anak perempuan di rumah itu.

Saat akan bangkit dari kursinya, Naufal dan Nizam yang duduk disebelahnya langsung menahan kedua tangannya. Ran yang melihat itu langsung tertawa dan melihat kedua saudaranya itu.

“Wah tumben nih kompak. Biasanya udah kayak kucing rebutan ikan.” Ucap Ran disela tawanya.

Naufal dan Nizam langsung melihat kedua tangan Ran dan langsung melepaskan tangan mereka dengan diselingi dengusan dan lirikan tajam. Tak tahan melihat itu Ran tertawa lebih keras lagi.

“Ketawa aja terus sampai puas. Oh ya itu Abi sama Umi udah pergi ke luar kota tadi malem, mereka buru – buru jadi enggak bisa pamit ke kamu” kata Naufal dengan muka kusam.

“Aduh kakakku marah nih, jangan marah dong. Kalau marah kan Ran jadi enggak sayang lagi.” Jail Ran pada kakaknya itu, tanpa membahas masalah orang tuanya.

Melihat muka Ran yang masam langsung saja Nizam menenangkan kakak kesayangannya itu. Namun juga tak lupa melirik Naufal dengan tajam dan menarik mulutnya untuk menunjukkan tawa mengejeknya.

“Udahlah. Yuk kita berangkat aja sekarang,” ucap Ran menengahi dengan tawa seolah melupakan masalah orang tuanya, karena memang dia sudah terbiasa ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya itu.

Digenggam tangan Naufal dan Nizam dan ditariknya menuju halaman rumahnya. Di mana sebuah mobil hitam milik Naufal sudah terparkir di depan rumah megah itu. Naufal langsung siaga membukakan pintu untuk bidadari setelah uminya itu. Melihat itu Ran tersenyum manis kepada sang kakak. Naufal yang melihatnya langsung melihat Nizam seakan mengatakan bahwa mereka seri. Nizam yang melihat Naufal langsung mendengus tidak suka dan langsung masuk ke dalam mobil. Ran yang melihat kedua saudaranya hanya menggeleng terbiasa.

Naufal masuk ke dalam kursi pengemudi dan menjalankan mobilnya, tak lupa memakai sabuk pengaman untuknya dan untuk Ran.

Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota. Tak butuh waktu lama, mereka tiba di sebuah kompleks sekolah yaitu kompleks sekolah Nusa Harapan dari tingkat SD – SMA. Ran dan Nizam langsung menyalimi Naufal dan turun dari mobil menuju ke sekolah mereka. Setelah memastikan kedua adiknya masuk ke dalam lingkup sekolah Naufal langsung menancap gas mobilnya dengan kencang, karena harus menghadiri rapat di perusahaan keluarga mereka yaitu RINS grup, perusahaan terbesar ketiga di Indonesia.

Saat Ran dan Nizam masuk ke dalam sekolah, mereka langsung menjadi bahan tontonan semua orang yang ada di halaman Nusa Harapan yang sangat lebar itu. Apa lagi mereka berjalan dengan tangan yang bergandengan layaknya pasangan. Kalau tidak ada yang tau jika mereka adalah saudara kandung.

“Aduh kak Aisyah kok cantik banget sih, beruntung banget tuh si Nizam dapet kakak kayak kak Aisyah” ucap seorang cowok berseragam putih biru, seangkatan dengan Nizam.

“Ih Nizam, kok bisa jadi tambah ganteng sih setiap paginya. Syah kenalin dong tuh sama adik kamu” teriak seorang cewek centil berseragam putih abu- abu, kakak kelas dan calon seangkatan dengan Ran atau yang biasa dipanggil Aisyah  di sekolah.

Masih banyak lagi yang memuji mereka berdua, namun mereka tetap berjalan dengan tenang. Seperti biasa Nizam akan mengantarkan kakaknya itu hingga ke depan pintu kelas Ran. Semakin banyak cewek yang memuji Nizam.
Tiba di depan sebuah kelas dengan yang bertuliskan ’10 Percepatan’, mereka berhenti dan Nizam langsung menyalimi kakaknya. Setelah itu Ran masuk kedalam kelasnya dan setelah memastikan Ran aman hingga duduk dibangkunya, Nizam langsung berbalik dan mengeluarkan ponselnya untuk mengabari Naufal.

To : Kak Naufal
Bidadari 2 aman.
Send

To : Nizam
Good, kembali ke tempat.
Send

Wonosobo,

RA_yoe
(Nama Pena)

Double are CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang