Chapter 15 : Serangan

1.1K 91 14
                                    

Wah, banyak yang nebak "Menma" ya?

Yah, emang bener Chapter kemarin itu Menma :v

Masalah apa yang dimaksud Chapter itu ... siapa yang tahu? Toh, pasti akan terungkap 😏 Kecuali ada yang sudah menerka-nerka makna dibaliknya~

Oke... Cekidot aja>>>

•••

Naruto tertegun ketika mengingat mimpinya semalam. Ia merasa berada dalam kegelapan tanpa batas. Hanya dengan memikirkannya saja membuat kepalanya sakit.

Ia membuka jendela untuk membiarkan udara segar memasuki ruangan. Tepat ketika ia hendak mandi, aliran chakra memasuki benaknya. Naruto memasang sikap waspada, menatap pada lantai kayu kamarnya.

Sesosok tumbuhan venus muncul. Tampaklah kedua Zetsu di baliknya. Naruto mengangkat sebelah alisnya dan bertanya, "Ada apa?"

Alih-alih menjawab, Zetsu putih menyapa, "Naruto-kun, bagaimana kabarmu? Woah, rambutmu berubah warna ... "

"Jangan mengabaikan pertanyaanku. Kalian tidak datang ke sini sekedar menyapa, 'kan?"

"Memang tidak," potong Zetsu hitam. "Ketua memutuskan untuk mengirimmu menangkap Ichibi."

Mendengarnya membuat Naruto tercengang. "Aku?" gumamnya tidak percaya. "Aku hanya mata-mata Akatsuki ... Mengapa Ketua mengirimku?"

"Siapa yang tahu?" Zetsu putih kembali berbicara. "Mungkin Ketua tidak ingin kau menganggur."

Yah, dirinya memang akhir-akhir ini tidak punya kerjaan ... Tidak ada tugas memata-matai lagi ...

Menghela napas, Naruto mengangguk menerima. "Jadi, siapa timku?"

"Deidara dan Sasori."

Naruto menepuk dahinya. Memikirkan dua orang itu ... yang satunya sangat berisik karena selalu berbicara tentang bom dan yang satunya lagi sangat pendiam seperti boneka—yah, Sasori memang sebuah boneka, sih.

Bisakah dirinya bekerja sama dengan dua penyuka "seni" ini?

"Kapan berangkat?"

"Sekarang."

" ... "

Bisakah ia diberikan tugas yang tidak mendadak seperti ini?

--Alone--

Sejak menceritakan kebenaran hari itu, rumah kediaman Namikaze terasa suram.

Naruko menatap foto yang memiliki penampilan asli kakaknya. Rambut hitam, mata biru, dan tiga garis di pipi ... Ini benar-benar kakaknya.

Namun, dia juga bukan kakaknya.

Memikirkan penjelasan dari ayahnya, alis Naruko berkerut. Saat itu, pikirannya sedang tidak fokus sehingga ia tidak memperhatikan kejanggalan dari penjelasannya. Tetapi setelah dipikir-pikir, ada keanehan dalam penjelasan ayahnya.

Naruto dibunuh oleh Anbu, namun sampai sekarang Naruto masih hidup. Walau berakhir dilupakan, ingatan-ingagan akan interaksinya dengan sang kakak masih sangat jelas di otaknya, seakan semua itu terjadi kemarin.

Anbu membunuhnya ...

Namun, dia tidak mati ...

Mengapa kedua kalimat ini terdengar ambigu?

Suara langkah kaki yang terburu-buru memotong pikirannya. Pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok Arashi yang terengah-engah.

"Naruko! Hokage memanggil!"

I know I'm not "Alone"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang