Terik matahari pagi membuatnya bergeliat tak nyaman. Setelah mengumpulkan kesadaran, ia teringat akan waktu baginya untuk bersekolah di Akademi nanti. Dengan semangat yang entah darimana asalnya, ia bangkit dan bersiap untuk mengawali hari.
"Hinata-sama, selamat pagi."
Pelayannya menunduk untuk menghormati sang sulung Hyuuga. Hinata hanya menyunggingkan senyum, kemudian berlalu menuju kamar mandi.
Setelah beberapa saat, ia telah bersiap dengan pakaian sehari-harinya yang seperti biasanya. Memandang sebentar sosoknya di cermin, ia keluar kamar dan menuju sebuah ruangan lain.
"Tou-sama, ini saya."
Hening sejenak, sebelum akhirnya suara serak yang dikenalnya terdengar.
"Masuk."
Hinata dengan sopan menggeser pintu, kemudian masuk dan ber-seiza di hadapan Hyuuga Hiashi.
"Tou-sama, saya akan berangkat ke Akademi sekarang."
Hiashi memejamkan matanya, tidak menjawab. Hinata berdiri, menundukkan kepalanya sejenak dan berlalu dari sana.
Hanya itu.
Ya, hanya itu.
Hubungan Hinata dan Hiashi tidak buruk, namun tidak bisa dikatakan baik juga. Tanpa harus dijelaskan, kau pasti tahu alasannya bukan?
Hyuuga Hinata tidak pantas untuk meneruskan klan Hyuuga.
Hyuuga Hanabi lah yang pantas melakukannya.
Mengapa adiknya yang bisa melakukannya?
Mengapa dirinya tidak bisa melakukannya?
Berbagai macam omongan sudah sering Hinata dengar, dan ia sudah cukup terbiasa akan hal itu.
Hinata sudah cukup terbiasa.
Samar-samar, Hinata bisa mendengar suara adiknya di halaman belakang. Manik lavender-nya menangkap siluet sang adik yang sedang berlatih dengan batang pohon.
Menurut Hinata, adiknya memang pantas meneruskan klan. Dibandingkan dirinya yang kenyataannya lemah, adiknya memang jauh lebih kuat darinya.
Kuat secata fisik dan mental.
Hinata tersenyum kecut memikirkannya. Tentu saja ia iri dengan Hanabi. Tapi, ia tidak bisa membenci adik kandungnya itu.
Hinata tidak bisa.
"Ah, Nee-sama!"
Hinata terperanjat mendengarnya. Hanabi tersenyum riang dengan lambaian tangan di atas, menatapnya penuh antusias. Hinata tersenyum membalasnya, senyuman lembut secerah matahari.
"Pagi, Hanabi."
Hyuuga Hanabi berjalan mendekatinya. "Nee-sama mau ke Akademi?"
"Begitulah. Aku berangkat."
"Hati-hati di jalan!"
Hinata memilih untuk menyudahinya dan segera pergi menuju pintu depan.
"Oh, ya, Nee-sama!"
Langkahnya terhenti ketika sang adik memanggilnya. Ia menoleh ke belakang, mendapati Hanabi berlari ke arahnya.
"Nanti malam kita pergi membeli yukata, ya?!"
Hinata terkejut mendengarnya. "Yukata?"
"Ya, festival lampion dua hari lagi, 'kan?"
Manik lavender itu melebar, tentu ia melupakan hari istimewa bagi desa Konoha itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I know I'm not "Alone"
Fanfic--Naruto Shippuden Fanfiction-- Lyrics Series: I know I'm not "Alone" (Alone - Alan Walker) *** Dia tahu bahwa dirinya tak 'sendiri'. Kenyataan bahwa dia hidup di dunia yang dipenuhi makhluk hidup adalah bukti nyata dia tak sendiri. Jauh dalam hati...