Part_H

124 28 7
                                    


GELOMBANG DALAM HIDUP🛳

"Tidak perduli seberapa baik cerita yang dimainkan, dia tidak bisa membodohi semua orang."

"Seseorang boleh melindunginya tapi jangan lupa karma itu tidak melindungi siapapun."

-Quote GDH


"aku datang kesini juga___" Jeda Yuki menatap tajam Al.

Yuki melepaskan tangannya dari tangan Al "bukan urusanmu!" Yuki melangkahkan kakinya meninggalkan Al.

Tapi dengan cepat Al menahan tangan Yuki. "Jika ini bukan urusanku, lalu urusan siapa ini?" Ucap Al geram.

"atau kamu punya banyak kasus? Pembuat masalah seperti kamu harus memiliki musuh di setiap sudutkan?" Tambahnya emosi.

Yuki menatap tajam Al. "kamu bisa menghentikan asumsinya sekarang. Jika kamu begitu baik, silakan cari bukti dan seret aku ke penjara. Jika melakukan itu akan membuat kamu bahagia tanpa perduli yang sebenarnya. Lalu pergi! Lanjutkan!" Teriak Yuki seraya mendorong dada Al.

Laki2 di belakang Al segera menahan tubuh Al yang ingin mendekati Yuki. "Aku akan! Jangan menantangku. Aku akan. Dan akan melakukannya" Jawab Al menggebu2.

"Al. Ayo pergi" Ajak laki2 itu pada Al tapi tidak di gubris oleh Al.

"Nona Yuki, tolong Anda pergi dulu" Pinta laki2 itu pada Yuki karna Al mengacuhkan ajakannya.

"Jika kamu berani, berkata jujur" ucap Al menatap Yuki yang juga menatapnya.

Yuki membalikkan badan, melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Lepas!" Al mencoba melepaskan diri dari kedua tangan yang melingkar di badannya. "Bagaimana bisa kamu membiarkannya pergi aku perlu mendapat jawaban." Al terus meronta dalam tahanan laki2 itu.

"Jika kamu tidak bersalah, Ayo bicara!" Teriak Al pada Yuki. Yuki mengepalkan tangannnya menahan emosi mendengarnya.

"katakan padaku mengapa kamu datang kesini! hah!" Al terus berteriak. Yuki hanya melirik sekilas dengan sorot penuh kekesalan tanpa menghentikan langkahnya.

.
.
.
.
.

"Pemegang acara telah mengomeliku berkali-kali Yuki!" Omel kak Ruben di depan ponselnya.

"Angkat. Angkat! Angkat!" Untuk Kesekian kalinya kak Ruben mencoba menghubungi Yuki lagi. Kini kak Ruben berada di tempat parkir sebuah mall karna Yuki ada pekerjaan disini. Kak Ruben sedari tadi sudah mendapat omelan dari pemegang acara di karenakan Yuki tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Di saat sibuk menghubungi Yuki, kak Ruben melihat sebuah mobil dari arah belakang yang tengah melaju kencang kearahnya.

Chitt..

"Aakkhhh... kakiku! kakiku! Aakkhh..." Kak Ruben teriak sekeras kerasnya sambil memejamkan matanya dan meraba kedua kakinya.

Karna tidak mendengar dan merasakan apa2 kak Ruben membuka matanya dan memeriksa kedua kakinya.

"Tidak kenapa2" Gumamnya.

"Aakkkhhhh...." Teriakan seseorang dari dalam mobil mengalihkan pandangan kak Ruben dan kak Ruben segera mendekatinya setelah tau orang itu adalah Yuki.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gelombang dalam hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang