O7, kantin

207 71 59
                                    

di teras perpustakaan luna, jaemin, haechan dan yeji berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

di teras perpustakaan luna, jaemin, haechan dan yeji berada. luna dengan earphonenya, jaemin dan haechan dengan cemilannya dan yeji dengan novel di tangannya.

"eh udah denger kabar?" suara yeji memecah suara. berbeda dengan jaemin dan haechan, luna menoleh kearah yeji.

"lisia cidera." ketiganya masih terdiam, masih menunggu yeji menyelesaikan kalimatnya.

"kena bola katanya."

"gaada luka sih, tapi dia pingsan."

"trus ji?" tanya luna.

"yang bawa ke uks je—"

ringtone dari handphone luna berbunyi, menampilkan bar notif jeno is call

"sebentar ya."

luna sedikit menjauh dari ketiganya, untuk menerima panggilan dari jeno-nya.

"halo jen?"

"kamu dimana lun?"

"di perpustakaan, kenapa?"

"sini ke kantin, temenin makan."

"ah oke, sebentar ya."

"oke sayang."

ah sial, luna yang melting menutup panggilan tersebut. lalu kembali menghampiri teman-temannya.

"aku duluan ya." ucap luna lalu ketiganya menoleh.

"mau kemana, lun?" tanya jaemin yang berhenti mengunyah makanan yang ada di mulutnya.

"mau ke kantin, na."

"sendiri?" luna menggeleng lalu tersenyum.

"sama jeno." ekspresi wajahnya berubah, jaemin tidak menjawab lagi, hanya diam dan ber-oh ria.

jeno lagi, jeno lagi.

"yaudah hati-hati." ucap haechan. keempatnya berada di kelas yang sama saat tahun pertama, namun di tahun kedua, mereka terpisah. luna yang sekelas dengan jaemin, dan haechan yang sekelas dengan yeji, juga jeno.

luna tersenyum, lalu melenggang pergi meninggalkan ketiga temannya.

"tadi soal lisia gimana?" tanya haechan pada yeji di sebelahnya.

"yang ngebawa jeno." yeji menunduk setelahnya, haechan masih dengan wajah terkejutnya, dan jaemin yang tampak? ah ntahlah, anak itu terlihat memiliki banyak pikiran.

"tapi kenapa jeno?" ucap haechan.

sekarang jam istirahat kedua, alasan kenapa kantin tidak seramai istirahat pertama, karena matahari sedang terik-teriknya.

"hai." ucap luna lalu duduk di bangku didepan jeno. tidak ada balasan, jeno hanya menatap luna sekilas.

"udah makan?"

"udah, jen."

"by the way, udah denger beritanya?" tanya jeno lalu menatap luna.

"udah."

"lisia kena bola, kan?"

"udah gitu aja?"

"i-iya(?)"

"gaada denger yang lain?" luna menggeleng lalu menyilangkan tangannya di meja dengan mata yang tak lepas dari jeno.

luna tidak tau jeno yang membawa lisia?

oke, bagus.

"kenapa?"

"apa?"

"kenapa liatin gitu?" ucap jeno sambil menyelasaikan makanannya.

lalu luna menggeleng, "gapapa, kangen aja."

"tiap hari juga ketemu." ucap jeno setelahnya menenggak minumannya.

"tapi udah jarang berdua gini."

"maksudnya?"

"kamu sibuk trus."

"kamu kenapa si lun?" luna tersentak oleh nada suara jeno yang berubah dan lebih meninggi.

"h-ha?"

"kalo aku ga sibuk juga aku sama kamu terus." benar, sebelumnya jeno selalu bersamanya, namun tidak lagi untuk dua minggu terakhir. luna menunduk, apa jeno marah padanya?

jeno menghela nafasnya, "ayo kekelas."

mistake

mistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang