O4, pukul sembilan

278 86 127
                                    

even though its hurt, i smile-day6

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

even though its hurt, i smile
-day6

jam hampir menunjukkan pukul 9 malam, namun luna masih rebahan di kasurnya, menelantarkan tugas-tugasnya dan masih menunggu pesannya 1 jam lalu di balas oleh jeno.

jen |

beneran sibuk ya? |

luna menghela nafasnya, entahlah, jeno sering tidak membalas pesannya akhir-akhir ini.

"lun, ada jaemin." teriak mama dari bawah.

sontak luna kaget, ah anak itu. luna memakai cardigan berwarna coklat mudanya, lalu turun untuk menemui jaemin di bawah.

"kenapa na? udah malem loh."

"belum ngerjain tugas kan? nih." jaemin mengeluarkan beberapa lembar kertas dari tasnya. iya, luna berada di kelas yang sama dengan jaemin.

"lah iya ada tugas." ucap luna sambil melihat kertas-kertas dari jaemin lalu duduk di sampingnya.

"ko kamu bisa tau aku belum kerjain?"

"aku ngechat kamu banyak banget tapi kamu gabales, padahal online. trus feeling juga si."

"ah nana." ucap luna dengan muka terharunya.

"apasih? gausah begitu. jelek."

jaemin tidak benar-benar bermaksud meledek luna, karena setengah makna dari ucapannya barusan adalah ia tidak kuat, jaemin tidak kuat melihat wajah menggemaskan milik perempuan disebelahnya.

"ish!" setelahnya jaemin tertawa. berbeda dengan jeno yang sangat manis saat tersenyum ataupun tertawa, senyum jaemin cenderung membawa ketenangan.

senyum jaemin, candu.

"aku bawa martabak nih." ucap jaemin sambil meletakkan sekotak martabak cheese red velvet didepan luna.

"kamu mau bikin aku gendut?" ucap luna lalu menggeleng.

"kamu gendut juga aku tetep temen kamu."

kamu gendut juga aku tetep suka sama kamu, tambah jaemin dalam hati.

"gamau ah! udah malem." ucap luna lalu kembali menyibakkan kertas itu satu-persatu.

"yakin nih?" tanya jaemin lalu luna mengangguk.

"yaudah aku kasih mama kamu ya." jaemin kembali mengambil kotak martabak itu.

"jangan!"

"ish nana!" lalu jaemin kembali tertawa.

"yaudah makan, abisin ya!"

luna mulai mengambil potongan kecil berwarna merah itu. cheese redvelvet adalah varian martabak kesukaannya, apalagi kalau belinya di perempatan jalan lavender.

ga ada lawan pokoknya!

"lun." panggil jaemin pada luna yang sedang sibuk pada martabaknya.

"hm?"

"sama jeno gimana?"

"baik-baik aja ko."

iya, satu kebohongan lagi keluar dari mulut luna. padahal sebenarnya, luna menjadi uring-uringan akhir-akhir ini gara-gara jeno yang mulai jarang membalas pesannya.

"emang kenapa na? tumben."

"-hng- beberapa hari lalu aku liat jeno."

"iya? dimana?"

"di food court parestisa." ah, disana memang ada food court cukup ramai. luna selalu kalap kalau pergi kesana.

"ohh. cari makan mungkin." ucap luna kembali menggigit martabaknya.

"tapi lun."

"apa?"

"-hng- jeno sama cewek."

"gamungkin na."

"ah iya, gamungkin." ucap jaemin mengulang kalimat luna.

mistake

mistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang