2. Kehidupan baru

32 7 0
                                    

Pagi hari di Bandung sangat cerah. Hiruk piruk kicauan burung yang masuk kedalam telinga dan daun-daun embun yang berjatuhan membuat suasana semakin damai dan udara sekitar terasa dingin menyentuh kulit.

Seperti biasa Lathisa bangun sangat awal, karena ia tidak mau terlambat saat bekerja. Ia berprofesi sebagai arsitek. Ia baru satu tahun bekerja.

Lathisa merupakan lulusan universitas terbaik di Indonesia di daerah Bandung, ia merupakan S1 jurusan arsitektur. Biayanya yang terbilang 'tidak murah' membuat orang tua Lathisa tak mampu membiayakan kuliah. Tapi dengan niat dan berusaha membuat Lathisa yakin, ia pasti bisa.

Dan akhirnya proses tidak mengkhianati hasil, lathisa mampu menjadi sarjana arsitektur dengan susah payah dan ia bekerja dengan gaji yang terbilang mahal. Dengan umurnya yang begitu muda, 24 tahun.

Krekkk.

Pintu kamar mandi terbuka. Terlihat lathisa yang hanya memakai bathrobe, sambil mengusap kasar rambut nya yang basah menggunakan handuk agar cepat kering.

Ia berjalan menuju lemari, terdapat banyak baju formal disana. Lathisa tidak terlalu pusing memikirkan fashion apa untuk harinya, tidak seperti wanita kebanyakan sana yang berbondong-bondong mendapatkan baju diskonan diaplikasi olshop online. Baginya kaos oblong saja sudah cukup, wajar saja jika baju banyak seperti itu.

"Ini aja deh" sambil mengambil blazer berwarna coklat dengan celana senada.

Setelah memakai baju, ia duduk di meja rias sambil bercermin dan berdandan dimulai dari mengeringkan rambut, mencatok, menyisirkan rambut lalu ia mengambil bedak dan mempoleskan sedikit ke muka, membuat alis, serta polesan lipstik berwarna orange. Ia tidak suka make up berlebihan, menurutnya make up terlalu tebal itu sangat tidak nyaman dan terlihat tua.

Senyuman manis, rambut hitam panjang bergelombang tergerai begitu indah,serta make up natural, membuat nya begitu sempurna. Seteleh berdandan ia lalu berdiri dan mengambil tas di gantungan dan menaruh barang seperlunya di tas, seperti handphone, alat tulis, laptop, dan barang lainnya.

Ia keluar dari kamar.

🌻🌻🌻

"Kapan kamu pulang hah?!" jerit lami ibunda lathi pada ponsel genggamnya, terlihat dia sedang menelfon seseorang.

"Yasudah, jaga dirimu baik-baik" sambil memutuskan panggilannya.

Lathisa duduk di meja makan, dan berhadapan dengan lami.

"Ibu bicara sama siapa?" lathi penasaran.

"Siapa lagi kalo bukan kakakmu" jawab lami.

"Oh, pagi-pagi kayak gini?"

"Katanya dia pulang minggu depan"

"Bukannya minggu ini?"

"Kau taulah seperti apa kakakmu"

Ya, leenar bekerja di perusahaan terbesar di jakarta, jadwal nya sangat sibuk, sampai ia lupa pulang ke rumah.

"Ayah dimana?"

"Tadi dia bilang mau pergi ke pasar"

Lathisa menghela napas.

"Makan ini dan cepatlah berangkat" sambil mengoleskan selai strawberry ke roti.

Lathisa mengambil makanan dari genggaman ibunya. Setelah ia menghabiskan sarapannya, ia langsung beranjak dari kursi dan mengucap salam pada ibunya.

"Ibu, aku berangkat" sambil mencium tangan kanan ibunya.

"Ya, hati-hati ya".

***

Disisi lain, seorang pemuda berdiri di hadapan kaca, tegap dan gagah, rambut hitam rapih, memakai alroji brand mewah dengan tangan di masukan ke saku celana, berbalut jas abu-abu dan celana berwarna senada, terlihat sedang melihat pemandangan kota di luar yang sangat indah.

Seseorang mengetuk pintu.

Tok tok tok

"Masuk" muka datarmasih menatap lurus ke depan.

Itu adalah sekretarisnya.

"Permisi pak zita, ada yang harus di tanda tangani"

Pemuda itu berbalik. Terlihat wajah nya yang sangat tampan.

"Taro aja di meja"

Sekretaris itu menurut.

"Ada lagi?"

"Itu saja pak, saya permisi dulu, terimakasih pak" sambil membungkuk.

Ia hanya mengangguk.

Ia melangkahkan kaki menuju meja itu. Terpampang disana tulisan Zitao Fagryan.

Ya, zitao adalah saga diartama.

Heyhallo jangan lupa vote,komen,share,ya
Terimakasih:)



Where's Are YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang