Aku ingin sejenak mengistirahatkan apapun yang membuatku penat dan kemudian menyepakati bahwa hari ini akan ditutup dengan kalimat semua akan baik-baik saja. Untuk hidup yang selalu menuntut untuk menyempurnakan segala hal yang padahal itu tak bisa ku gapai. Sering kali aku lupa bahwa aku hanya manusia biasa. Giniloh, manusia tidak bisa menjadi sempurna untuk segala hal. Tinggal kecewanya aja kita coba atur untuk tidak terlalu kelihatan. Kecewa memang tak bisa ku hindari, tapi kecewa takkan kubiarkan merusak hari.
Kesalahan dimasalalu memang menjadi kekesalan yang harus ku tampung sendiri. Apalagi keputusan pada setiap keputusan yang bersih keras ku kejar, semuanya membuatku berlagak bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Hingga akhirnya aku bertemu denganmu. Semenjak hari itu, kamu berhasil meyakinkanku bahwa manusia hidup dengan adanya manusia lain. Dengan santai kamu berhasil memutarbalikan prinsip yang sudah ku pegang bertahun-tahun.
Aku tidak membantah perspektif kamu bahwa
"manusia kadang lupa bahwa berbagi tidak selalu tentang materi, namun juga tentang tentang isi hati".
Tanpa waktu lama aku langsung menyepakati kalimat itu. Imaginasiku liar membayangkan bagaimana ringannya hari disaat aku memiliki teman bertukar pikiran untuk segala hal. Percaya diri, hatiku langsung menyematkan bahwa selalu ada orang lain yang memerankan dirinya sebagai pemeran pendukung dalam frame kehidupan seseorang.
Hari ini, aku berhasil berdamai dengan masalalu dengan menulis kalimat ini. Aku sudah mengistirahatkan penat dan baru saja aku juga menyepakati bahwa setiap hari akan ditutup dengan kalimat semua akan baik-baik saja. Hidup memang unik, ada part dimana kita bisa menentukan arah jalannya, namun ada juga part dimana kita hanya bisa patuh, pasrah, menerima, dan hanya bisa menjalaninya saja. Lebih belum tentu cukup, Sedikit belum tentu kurang, Manusia memang tidak bisa memahami matematika tuhan.
Selanjutnya, aku akan tumbuh dengan cerita orang lain, menjadi orang bijak yang mendengar dan memberi masukan atau sebaliknya. Untuk hal itu aku juga tak sabar menanti tiba saatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Que sera, sera.
RomanceKemarin semua yang ku punya ku genggam erat tak ku biarkan lepas. Terlalu erat hingga sesak. Takut memberontak, ku genggam lebih erat agar tak lari karna muak. Hingga akhirnya mereka mati ditanganku sendiri. darisinilah aku tau, aku mencintai sesua...