Voment ☆
Silent Reader ✖
Happy Reading 😍***
Allisya baru saja sampai di base camp. Dia langsung berlari masuk guna menge-cek keadaan. Ketika masuk, dia terkejut karena ada bang Iqbal yang sedang duduk sangat santai seperti tidak terjadi apa-apa. Bahkan dia sedang meminum kopi sambil mengangkat sebelah kakinya. Allisya bingung, apakah Biliez tidak menyerang? Jika tidak, tujuan Biliez sandera Rian untuk apa?
“Baru dateng, bang?” Tanya Peter pada bang Iqbal. Bang Iqbal merupakan mantan leader angkatan 47. Dia sangat friendly sehingga mudah akrab dengan Allisya dan anak-anak Yakuzi yang lain. Seperti Allisya, identitas dia juga dirahasiakan. Karena itu adalah salah satu sumpah anggota Yakuzi agar tidak membahayakan keselamatannya, antara lain:
Yakuzi nomor satu, Yakuzi selalu maju, Yakuzi pasti bisa
Kami bersumpah di depan sang merah putih untuk selalu:1. Melengkapi untuk menjadi kuat, merangkul untuk berdiri, bukan sekedar formalitas.
2. Siapa pun Leader atau wakil harus merahasiakan identitas dibantu yang lainnya.
3. Pantang pulang sebelum menang.
4. Mengabdi pada nusa bangsa.
5. Tidak menggunakan narkoba.
Jika kami melanggar, kami siap menerima semua konsekuensinya bahkan jika nyawa sekali pun.
Lima poin diatas adalah sumpah yang diucapkan oleh anggota yang baru di rekrut didepan angkatan-angkatan sebelumnya. Selain itu, sebelum menjadi anggota resmi, para calon harus melewati beberapa test yang di berikan dan harus mempunyai pengalaman.
“Nggak, daritadi kita disini.” Balasnya.
“Oh, yang lain kemana, bang?”
“Di belakang noh lagi wawancarai Rian.”
“Ya udah, gue kebelakang dulu, bang, kak Al.” Allisya dan bang Iqbal membalas dengan deheman. Setelah Peter pergi, bang Iqbal memecahkan kebingungan Allisya.
“Al, lo kenapa?” Bang Iqbal bertanya sambil terkekeh. Dia tau apa yang ada dipikiran Allisya.
“Lo tau bang.” Balas Allisya.
“Gimana?” Sambungnya.“Gimana apanya?”
“Ck, Biliez.” Allisya sangat jengkel. Bang Iqbal dan teman-temannya memang sangat suka menggoda orang terutama dia sendiri, apalagi menggoda Allisya. Karena katanya, “Muka lu lucu, bikin gue ketagihan.”
“Oh makanya yang jelas dong kalo ngomong, kan gue gak ngerti kode-kodean. Tapi kalo ngodein orang gue ngerti, cuma orang yang gue dikodein pura-pura gak ngerti.” Allisya tidak menanggapi, dia menunggu penjelasan selanjutnya sambil melepas penutup wajah, wig dan jaket yang ia kenakan. Setelah itu dia ikut duduk di samping bang Iqbal. “Biliez emang kesini, banyak banget. Tapi gak ada Si Tompel cuma babunya doang. Untung gue sama yang lain dateng tepat waktu. Mereka bawa balok kayu semua.” Dia menjeda ucapannya. Meminum kopi sedikit demi sedikit dan melanjutkan lagi. “Kalo jumlah Yakuzi udah kalah telak. Tapi kan lo tau, satu banding dua puluh aja palingan cuma patah tulang. Mungkin kalo gue dan yang lain gak pas timing-nya, kita emang menang tapi muka mereka udah banyak gunung.” Jelas Bang Iqbal. Setelahnya dia meminum kopi berwarna coklat muda lagi dengan sedikit-sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Multiple Personality
Teen FictionStart: 26 Mei 2020 Jangan menganggap remeh yang kecil Jangan mengecewakan yang sabar Jangan menuduh yang jujur Jangan menganggap lemah yang diam Karena lo ga tau apa direncanakan, lo cuma tau apa yang lo liat. Inget! Dunia ini harus pakai taktik bia...