[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN OKE? I LOVE YOU XOXO💙]
1. Secuil Masalah (1)
Pria kecil itu memakan telur gulungnya dengan santai, kakinya yang mungil dia goyangkan di depan kursi. Dia Panca Diwangkara, pria kecil berumur 15 tahun. Mulutnya terus mengunyah dan mengunyah. Bisa di katakan, makanan adalah prioritas utamanya.
Tak jauh dari tempat dia duduk, pria kecil seumuran dengannya berlari menuju ke arahnya. Dia argon, teman main panca satu-satunya.
"Ca ayo pergi sekarang." Kata Argon sambil menggandeng tangan Panca cepat."MAWU KEMWANA!?" Tanya Panca dengan mulut penuh telur gulung.
"Maafin argon ca, tapi tadi argon ga sengaja nabrak kakak-kakak disana. Kopinya tumpah tapi argon kabur gitu aja." Jawab Argon dengan masih menarik tangan Panca Agar tetap terus berjalan. Berat banget sih ini gajah_-
Dengan susah payah Panca menelan makananya. Bukannya mengikuti ucapan Argon agar segera pergi, pria kecil itu malah menahan tangan Argon agar berhenti.
"Kenapa?" Tanya argon
Panca menghela nafasnya pelan "Kata Bang Mahar kalau kita punya salah itu harus minta maaf. Kata bang jaydan kita harus jadi lelaki bertanggung jawab atas kesalahan yang kita perbuat."
"Gamau! kakak itu mukanya serem!!." Tolak Argon
"Serem apa ganteng?"
Sialan si caca-_ -batin argon
"Udah ah! Ayok balik ke kakak tadi, caca temenin kok"
"Yaudah ayok"
***
Butuh waktu 20 menit untuk kembali ke kejadian Argon menabrak si kakak. Sebenarnya cuma butuh 10 menit, 10 menit lagi nunggu Panca beli ice cream cokelat.
"Ajoon, kita beli es krim dulu yuk? Caca mau es krim coklat" rengek panca
"Nanti kakaknya keburu ilang, gajadi lelaki bertanggung jawab kita" sewot argon
"Kita?? Ajon aja kali!"
Panca memajukan bibirnya, meminta agar Argon menunggunya sebentar untuk membeli ice cream
"YAUDAH CEPET SANA!"
Argon terus melihat sekitar. Sepi.
"Kayaknya kakaknya udah ga ada deh ca" kata argon dengan nada sedikit kecewa
"Ciri-cirinya kaya apa jon?"
"Putih, tinggi, matanya sipit hidungnya mancung ter--"
"Itu bukan?" Kata panca memotong omongan argon.
"Iya ca itu, tapi kok lagi sama temen-temen nya.. takut.."
"Gapapa ayook"
Panca menarik tangan argon. Tempat kakak itu hanya sebatas tempat tongkrongan biasa dengan tema motor dimana-mana.
"Siang kakak" Sapa panca. Argon tetap stay di belakang panca dengan kepala menghadap ke bawah.
Kumpulan lelaki yang lebih tua sekitar 2-4 itu serentak menoleh ke sumber suara yang mereka anggap suara yang gak ada bagus-bagus nya alias cempreng kaya kaleng rombeng.
Seorang pemuda berdiri dan menghampiri mereka berdua. "Anak tk mana nih sampe nyasar ke sini?"
"Caca gak tk kok, udah SMP wlee" kata panca sambil menjulurkan sedikit lidahnya
"Lah gua dah SMA" kata pemuda itu
"Siapa?" Tanya panca
"Gua, Bareon"
"Siapa yang tanya maksutnya" ledek panca dengan terkekeh geli sedangkan Argon? Still nunduk sambil menahan tawa.
"BUJUK BUSET! INI ANAK OKE JUGA!"
"Ada apa?" Tanya pemuda lain yang baru saja menghampiri mereka
Panca menggoyangkan tangan argon, mengisyaratkan agar Argon keluar dari persembunyiannya.
Pemuda itu memicingkan matanya "LO?! YANG TADI NABRAK GUA KAN?"
Tangan Argon gemetaran hebat. Beberapa pemuda lagi ikut menghampirinya.
"Sabar bro," ucap pemuda dengan perawakan modelis "hai dek, gua Juan, ini Vallen" katanya sambil mengenalkan pemuda yang di tabrak Argon.
Panca mengangguk " Iya kak, Caca kesini cuma mau nganterin ajon minta maap, tapi kakak itu udah terlanjur marah-marah"
Vallen? Penyanyi? Xixixixi. -Bati argon di belakang sana
"Caca? Lu cewek? Gua Leo" tanya pemuda bernama Leo
Panca menggeleng cepat sambil memajukan bibirnya "caca cowok. Panca, Suka di panggil caca"
"Gua Alvanza dek" kata pemuda lain lagi, pemuda itu makan sosis bakar.
Panca tak henti-hentinya menatap sosis bakar itu. Membuat Alvanza merasa tak enak "Caca mau?"
"Boleh?"
Alvanza mengangguk "kesana aja, kita lagi bakar-bakar"
Panca berbalik badan "ajon minta maaf ke kak Vallen ya? Caca tinggal ambil sosis bakar dulu" kata caca tanpa rasa malu.
"Caca kan baru aja makan 15 tusuk telur gulung sama 2 cup Ice cream coklat" kata argon dengan nada pasrah
"Caca cuma ambil 3 tusuk kok"
"Kok 3?"
"Iya caca 2 ajon 1" Kata panca meninggalkan argon sendirian berhadapan dengan beberapa pemuda.
Mengerti akan keadaan, semua kakak-kakak itu pergi menyisakan vallen dan argon.
"Apa?"
"K-kak, mau m-minta maaf ud-udah nabrak kakak tadi" kata argon dengan gugup
Vallen mengangguk "its oke, laik kali jalan pake liat-liat"
Argon mengangguk. Segampang itu dia maafin?.
***
Di posisi lain, panca sedang meminta sosis kepada pemuda yang bahkan senyumnya pun tidak ada.
"Hai dek, kenapa kok diem aja? Dantex nakal ya?" Itu juan
Panca menggeleng "enggak kok, caca lagi nunggu soalnya belum mateng"
"Yaudah gua tinggal ya?" Kata juan sambil berlalu begitu saja.
Sedikit lama panca memperhatikan pemuda bernama Dantex itu. Dengan rambut di cat biru serta bibir merah alami membuat panca terpesona. Tapi wajah dingin serah sikapnya yang bodo amat itu membuat panca sedikit tak suka.
"Caca minta yang ga pedes 2 sama yang pedes 1 ya?"
"Gak"
"Lho? Kenapa?"
"Kalau mau begitu bikin sendiri aja"
Caca mencibir. Ada ya cowok kaya dia? Awas aja besok kepincut sama caca_-
Selagi caca menunggu sosis bakarnya matang, argon diminta untuk menemani vallen beli softdrink. Hukuman sih katanya, cuma kita gatau apa yang bakal terjadi nanti atau esok hari:)
