2. Start.

5.9K 1K 479
                                    

Soobin terbangun dari pingsannya itu dan melihat ke seluruh penjuru ruangan ini.

Sudah tidak gelap lagi karena ada sebuah lampu yang menyala.

Dia melihat jika tangannya sedang di genggam oleh anaknya yang sedang menatapnya dengan mata berbinar itu.

"Sooyeon gapapa? Ada yang sakit, bilang sama mama, sayang," tanya Soobin dengan panik dia segera memeluk anaknya itu dengan kencang sambil melihat suaminya yang menatapnya itu.

Yeonjun mengalihkan tatapannya ke sebuah sel? Sebentar, mereka di kurung di sel?

"Sial, kita beda sel," ucap seseorang dari sel yang ada di hadapan mereka itu.

Disana ada Beomgyu, Taehyun, dan Kai yang menatap mereka dengan tatapan sedih itu.

Lagipula apa-apaan ini, Yeonjun dengan kesal segera beranjak dari duduknya dan memegang dengan erat sel ini, dimana kuncinya sial.

Mereka seperti tawanan, lalu mereka mendengar suara orang-orang lain dari sel yang berbeda, ada juga tangisan anak kecil, sial rasanya sangat tidak enak sekali, karena dia punya anak juga.

Sebenarnya apa-apaan ini? Dia gak tau kalau di sekolah mereka ada ruangan bawah tanah dan sel seperti ini, mengerikan sekali.

Atau ini emang dipersiapkan oleh seseorang?

Tapi siapa bajingan yang melakukan hal ini.

"Jangan bilang ini perbuatanmu lagi, sialan?" tanya Soobin yang masih memeluk anaknya itu sambil menatap kearah Doyoon yang satu sel dengan mereka itu.

Doyoon yang baru sadar itu langsung tergelak dan langsung menggelengkan kepalanya.

Dia tidak tau tentang hal ini, dia bahkan ikut terjebak disini.

"Jangan menuduh orang sembarangan, Soobin!" ucapnya sambil menatap tajam kearah Soobin yang mukanya sangat memerah sekali sekarang.

Yeonjun menatap kearah anaknya yang malah menepuk-nepuk pelan pipi mamanya itu.

Soobin mengabaikan hal itu, dia sangat marah saat ini, siapa yang berani menganggu hidupnya lagi sekarang.

"Kamu gak bisa balas dendam saat ini, jadi menyiapkan acara ini beberapa tahun lalu memulainya, jujur saja apa sih maumu?"

Doyoon ingin sekali menampar pipi mantannya itu saat tangannya terayun tangannya malah menampar Yeonjun yang sudah di hadapan Soobin itu.

"Gak ada gunanya saling menuduh saat ini, Soobin," jawab Yeonjun sambil melepaskan tangan Doyoon yang baru saja menampar pipinya dengan keras itu.

"Maaf," ucap Doyoon pelan sambil menunduk karena langsung emosi dengan Soobin yang menuduh macam-macam itu.

Yeonjun merasakan nyeri di sudut bibirnya.

Di sudut bibirnya ternyata mengeluarkan darah, dia langsung mengusapnya lalu tersenyum kearah Sooyeon yang menatap kearah papanya dengan mata berbinar itu.

"Papa gapapa kok, lihat papa bisa senyum saat ini," ucap Yeonjun menghibur anaknya itu membuat Sooyeon ikutan tersenyum.

Yeonjun berharap anaknya bisa keluar dari sini, biarkan saja mereka yang terjebak disini, anaknya jangan.

Tapi itu tidak mungkin, mereka semua tidak punya hati semua.

Sooyeon tiba-tiba menatap kearah sudut ruangan membuat Yeonjun dan Soobin langsung kaget kenapa anaknya tersenyum sendiri itu.

"Anakmu indigo?" tanya Doyoon yang melihat hal itu juga, mereka berdua mengendikkan bahu mereka karena mereka juga tidak tau.

Sooyeon mulai berbicara hal aneh semenjak masuk ke dalam sekolahan ini.

Parade -yeonbin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang