18

195 20 0
                                    

Umji's POV

Aku sudah tidak keluar kamar selama tiga hari. Makanan diantar oleh Bang Jongin tapi aku hanya memakan setengahnya.
Entahlah.
Nafsu makan ku hilang sejak hari itu.
Aku bukan tipikal baperan parah biasanya...
Aku bingung apa yang sedang terjadi padaku.

Rasanya berat sekali.
Aku tahu betul ia pasti sembuh. Banyak orang yang sembuh dari corona kan?!
Tidak mungkin ia akan meninggalkanku begitu saja.

Memang jujur, aku sudah menyukai Kak Suga sejak semester satu.
Awalnya aku memang tertarik dengan sikap dingin dan juteknya.
Tetapi aku jatuh cinta ketika ia memperhatikanku secara terang-terangan di muka umum.
Aku tau dari awal kalau ia menyukaiku karena tidak sengaja mendengar percakapan Jungkook dengan Eunha.
Aku bertindak seakan tidak ada apa-apa.
Aku harus menahan rasa senangku karena terlalu takut jatuh terlalu dalam.
Namun semester dua rasanya aku sangat bahagia.

Dia memperlakukanku bagai putri.
Dia memperlakukanku bagai ratu.
Dia memperlakukanku bagai wanitanya.

Bahkan disaat kami belum memiliki hubungan apa-apa.

Memang ia tidak secara terang-terangan menyatakan perasaannya kepadaku selama ini.
Tapi semua orang tahu itu.
Aku tahu itu.

Karena ketika seorang lelaki jatuh cinta padamu, kamu akan tahu hal itu.
Tak perlu diragukan.

"Yewon, ayo dong keluar kamar... eomma kangen..." kata eomma diluar.

Mungkin aku terlalu larut dalam kesedihan ini.
Kalau aku begini, Energi negatif ku akan tersampaikan padanya bukan?
Aku harus berhenti berduka.

Dia tidak menghilang untuk selamanya.
Dia hanya beristirahat sebentar.
Jangan khawatir.
Tidak ada yang harus dikhawatirkan.
Aku pasti bisa melakukannya.

Aku menyayanginya dan aku akan memberikan energi positif kepadanya.
Oleh karena itu aku akan bangkit dan menunjukkan kepada dunia senyum terbaikku.

"Iya eomma, aku keluar."

Dengan segera aku tersenyum tulus, mempersiapkan hatiku untuk kembali melihat dunia diluar kamarku.

Krieeeekk

"Aku keluar eomm-" ucapanku terputus seketika.
Terputus ketika melihat orang yang berada di belakang eomma.

Posturnya yang kurindukan.
Tangan besarnya yang senantiasa mengacak pucuk kepalaku.
Matanya yang hangat menatapku dalam.
Senyum terbaiknya yang selalu menghiasi wajahnya ketika bertemu denganku.
Aku rindu dan menyayangi Min Yoongi di belakang ibuku itu.

"Yoongi-ya." Bisikku.

Ia tersenyum. Tapi matanya basah.
Apakah dia merindukanku juga?

"Min Umji, kamu belum pernah manggil aku dengan panggilan itu sebelumnya." Perkataannya membuat air mata yang seharusnya sudah berhenti keluar, banjir kembali.

Aku terdiam, menatapnya serius.
Jarak kami 5meter.
Terlalu jauh.
Aku ingin berada di sampingnya.
Kumohon ya Tuhan.

"Aku negatif, maaf baru kasih tau sekarang." Jelasnya sambil sesekali menahan tangisnya.

"S-syukurlah." Kataku pelan sambil melihat ke bawah. Aku tak mampu mengangkat kepalaku untuk melihatnya. Ya Tuhan syukurlah dia sehat...

Suga's POV

Eomma menengok padaku dan tersenyum lalu mempersilahkanku untuk datang padanya.
Aku menatapnya bingung, secara keluarga Min sangat ketat selama corona ini.

"Aku percaya padamu Nggiya," ia menatapku lembut, sangat lembut. "Lagipula, kamu udah dibersihin kan tadi? Sentuh dia, peluk dia, Nggiya."

Aku masih menatapnya tidak percaya.
"Cepeeettt, kamu kangen sama dia kan? Dia juga kangen sama kamu. Tiga hari nggak keluar kamar." Bisiknya membuatku melotot.

Setelah itu ia menepuk pundakku dan pergi meninggalkan kami berdua.
Umji masih melihat ke arah lantai sambil meremas roknya.

Aku tanpa ragu pun mendekat ke arahnya.

5 meter

4 meter

3 meter

2 meter

1 meter

"Ekhm, jeomjeom jophyeojineun neowaui geori barameul tago
tteollineun mam nege deullilkka Oh~"

/Kami semakin dekat dan dekat, Hatiku berdetak kencang
Angin dan bergetar, dapatkah kamu mendengarnya?/

Umji langsung mengangkat kepalanya ketika mendengarku menyanyikan lagu favoritnya itu.
Pipinya sudah basah.
Matanya benar-benar merah.

"Y-yoongi-ya." Katanya nyaris tak bersuara.

"Aku sekarang disini dan kamu lebih milih liat lantai daripada aku?" Godaku hingga membuat Umji menggigit bawah bibirnya.

Aku membuka tanganku lebar-lebar.
Tidak ada yang kusembunyikan.
Baik air mataku ataupun perasaanku padanya.

"Min Umji, aku merindukanmu."

Ia tersenyum bersama tangisnya.
Mulai mendekatiku perlahan, aku kembali bernyanyi.

"geurigo barawatdeon nega ape seoisseo
hanbal gakkawojin neoui moseube tteolligo."

/Kamu, yang aku pikirkan, berdiri tepat di depanku
Aku bergemetar ketika Kamu melangkah lebih dekat/

Umji memegang sweaterku sambil menahan tangisnya.
"Jumuneul oewobwa geuryeowatdeon barameul dama
nuneul gamgo hana dul set hamyeon-" nyanyinya lembut sambil menatapku dalam.
Sangat dalam.
Pertama kalinya Umji melihatku seperti itu.

/Aku mengucapkan mantra, dengan harapan yang kuharapkan
Menutup mataku dan menghitung 1, 2, 3/

Tanpa pikir panjang aku langsung menariknya ke dalam pelukanku.

Ah aku sangat merindukannya.
Merindukan tanganku di pucuk kepalanya.
Merindukan suara lembutnya.
Merindukan sikap polosnya.
Merindukan marahnya.
Merindukan segala hal tentangnya.

"Aku kangen kamu Ji." Bisikku di telinganya.
Setulus yang kubisa.
Aku ingin perasaanku selama ini tersampaikan padanya.

"Umji juga kangen Yoongi-ya." Balas Umji.

TUNGGU APA?!
DIA BILANG NAMA DIA SENDIRI WOY?

Endless love and endless imagination
During this quarantine, let's dive in with the stars 🌟
-Nana 💜

Distancia ✔️ •Umga//sumji•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang