Happy Reading ❤
***
"Lo bercanda kan? Jangan gila Sehun!" sentak Yoona. Menatap Sehun tidak percaya namun dalam hati dia tengah bersorak senang karena ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
Sehun mendudukkan tubuhnya di kasur, dia mengusap wajahnya dengan tangannya sebelum menatap Yoona. "Gue akuin ini masih terdengar lucu buat lo, tapi lo harus tau kalo gue selalu nggak suka saat cowok-cowok yang lain mandang lo penuh damba apalagi saat mereka berfantasi tentang lo, rasanya gue pengen cekik mereka satu-satu saat itu juga."
Yoona bergidik ngeri, dia memasang wajah pura-puranya. "Hm, tapi Brenda suka sama lo."
"Terus?" tanya Sehun tidak mengerti. Dia tau cewek itu menyukainya. Lalu dia harus membalas perasaan cewek itu? Tidak! Brenda tidak jauh dari Yoona, keduanya sama namun jelas dia lebih tau tentang Yoona. Karena jika cewek di depannya ini sedang dalam mode liarnya maka dia sedang kesal pada seseorang. Sedangkan Brenda, dia jelas tidak tau tentang cewek itu. Kecuali cewek itu yang dia ketahui menyukai dirinya.
"Ya lo harus balas perasaan dia lah bego." kesal Yoona.
"Terus perasaan lo gimana?" tanya Sehun balik.
"Hah? Gue kenapa?"
"Lo nggak suka sama gue?" tanya Sehun menatap Yoona.
Yoona menghela napas dalam-dalam. Dia tidak mau merusak persahabatan ini. Dia takut seperti orang-orang di luar sana. Setelah muncullah cinta, semuanya menjadi rusak dan berantakan.
"Lo harus istirahat, kayaknya minumannya udah mulai-"
"Gue sadar 100℅!"
Yoona memejamkan mata dengan perasaan bimbang. Membuka untuk melihat sahabatnya itu dia tersentak karena wajah cowok itu sudah berada di depannya. Yoona memundurkan tubuhnya dengan kepala menggeleng pelan.
"Hun, gue nggak mau persahabatan ini rusak. Gue harap lo ngerti maksud gue. Istirahat deh, good night." Yoona melangkah keluar dari kamar dengan gerakan cepat sebelum Sehun mencegahnya.
Pintu tertutup membuat rahang Sehun mengeras. Tangannya terkepal dengan kuat. Yoona menolak perasaannya. Jadi cewek itu ternyata tidak mempunyai perasaan sama sepertinya. Dia ditolak.
000
Yoona mendengus karena Sehun tidak kunjung terlihat di depan pintu kelasnya semenjak istirahat pertama hingga istirahat kedua ini. Kemana cowok itu huh.
Pagi tadi saat mereka sarapan, berangkat bersama-sama semuanya baik-baik saja. Bahkan mereka kembali seperti tikus dan kucing lagi. Lalu kemana cowok itu?
"Bagas!" teriaknya saat melihat Bagas melewati depan kelasnya. Cowok itu pasti tau dimana sahabatnya itu. Yoona berjalan mendekati teman sekelas sahabatnya itu. "Sehun mana?" tanyanya penasaran.
"Gue pikir lo udah tau."
Kening Yoona mengkerut. Tau apa? Dia menatap Bagas meminta jawaban.
"Sehun sama Brenda lagi di kantin berdua." jawab Bagas menekan kata berdua.
"Oke thanks."
"Gue kira dia bakal cemburu, dasar aneh." komentar Bagas tidak mengerti dengan raut wajah sahabat temannya itu. Mengangkat kedua bahu acuh dia melanjutkan langkahnya yang tertunda tadi.
000
Yoona menatap kearah dua orang di depannya sana dengan kesal. Tangannya terus mengaduk-aduk baksonya dengan tidak melihat melainkan terus fokus pada kedua orang di depannya sana.
"Lihat aja, gue bakal bales lo." gerutunya kesal. Sepertinya keberuntungan berpihak padanya kali ini. Menegakkan tubuh, tangannya menggandeng lengan Max yang lewat dari samping tempat duduknya. Meninggalkan meja berserta semangkuk baksonya dia berjalan beriringan dengan Max menuju tempat pesanan.
Jelas Max terkejut namun kesempatan itu tidak akan dia sia-siakan. Dengan genitnya dia mencium pipi Yoona tanpa melihat tempat. Benar-benar mengabaikan tatapan elang yang sedang memerhatikan mereka dari depan sana.
"Max sialan!" teriak Yoona membantin sangat kesal. Melarikan ekor mata kearah Sehun, sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman saat melihat tatapan itu. "Rasain!" batinnya berteriak senang.
Yoona dan Max melenggang dari meja Sehun dan Brenda begitu saja menuju tempat pemesanan. Diam-diam Yoona mengedipkan sebelah matanya kearah Sehun memancing kemarahan sahabatnya itu.
"Max, thanks ya." bisik Yoona agar suaranya tidak di dengar orang-orang yang berada di sekitar. "Tugas lo udah selesai, byee!" belum sempat Max memprotes Yoona sudah lebih dulu memutar tubuhnya meninggalkan kantin melewati pintu samping.
Bruk!!
Hening cukup panjang.
"Lo apa-apaan sihhh?!" teriak Yoona nyaring karena tubuhnya hampir saja terjungkal ke lantai kalau sahabat sialannya itu tidak menahannya cepat. Yoona melarikan tatapan kearah sikunya yang terkena ujung meja dekatnya tadi. Sakit juga ternyata! Kembali Yoona melarikan tatapan menatap tajam kearah Sehun.
Deg!
Seisi kantin membelalak terkejut. Baik Brenda maupun Max yang masih berada di tempat itu. Beberapa diantara mereka mulai mengambil gambar dan mengunggah di sns sekolah. Heh, kedua orang itu sangat terkenal, apalagi Yoona. Pasti para cowok-cowok penggila cewek itu akan patah hati melihat adegan tersebut.
Sehun menjauhkan wajahnya, menatap Max dengan tajam membuat cowok itu menciut. "Urusan kita belum selesai." tunjuk Sehun tepat di depan wajah cowok itu. Mengalihkan tatapan Sehun menatap sahabatnya tajam. Dia tau Yoona hanya sedang menguji kesabarannya saja. Sial, dia sangat tidak terima tadi!
"Lo milik gue." tekan Sehun menatap Yoona tajam.
Yoona meringis. Tangannya berusaha melepaskan diri dari Sehun yang dimana menurutnya pelukan sahabatnya itu sangatlah kuat.
"Nembak aja belum, malah klaim-klaim gue milik lo. Sadar lo?!" alis Yoona terangkat menatap Sehun menantang.
Sehun menyeringai, tanpa Yoona dan semua orang duga dia berlutut, menggenggam tangan Yoona dengan berteriak nyaring.
"Pilihannya hanya satu. Jadi kekasih gue atau terima lamaran gue."
Damnit! Pilihan apa itu?! Jawabannya, Yoona memilih kedua-duanya, karena menurutnya kalau bisa dua mengapa harus satu?
Terimakasih.
S E L E S A I
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Something ✔
Fanfiction"Pilihannya hanya satu. Jadi pacar gue atau terima lamaran gue." Damn! Yoona bingung harus pilih yang mana. Keduanya menarik namun jelas dia tau di depannya ini adalah sahabatnya sendiri yang telah menemaninya selama 6tahun lamanya. Selamat membaca...