"S-stop"
Bukannya berhenti tangan Sehun malah bergerak aktif. Seperti hilang kendali, tangannya mulai meremas-remas dada Yoona.
Yoona menggigit bibirnya. Antara ingin mendesah dan juga berteriak untuk menghentikan. Ini adalah kali pertamanya Sehun melihatnya dalam keadaan seperti ini, dan ini adalah kali pertamanya tangan suci Sehun menyentuhnya. Oh sial! Sial!
"Dada lo empuk, lo pasti tau gue baru pertama kali ngelakuin hal seperti ini."
Pipi Yoona merona. Mengumpat dalam hati dia dengan cepat menepis tangan Sehun. "Keluar, gue mau pakai baju-hmpfth." mata Yoona melotot.
Bibir Sehun mencium kasar bibir Yoona yang terus berontak. Satu tangannya menahan tangan Yoona yang berusaha mendorong tubuhnya. Walaupun dia tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya namun dia harus ingatkan, dia cowok normal yang juga memiliki hasrat.
"Ughh..." desah Yoona tanpa sadar saat Sehun menurunkan ciuman ke lehernya. "Sehun s-stoph!"
Reflek Sehun menghentikan cumbuannya pada leher Yoona. Tanpa berucap atau meminta maaf dia menegakkan tubuhnya untuk berdiri. Cepat-cepat dia berlalu dari toilet itu meninggalkan Yoona yang dilanda kebingungan.
Cklek!
"Shit! Tadi itu bukan gue!" gumam Sehun frustasi. Tangannya meremat rambutnya frustasi sambil berjalan bolak-balik di depan pintu. Sehun menghentikan gerakannya, reflek tangannya terangkat. Tangan sucinya yang sudah tidak suci lagi karena adegan mesumnya tadi. "Lo nggak suci lagi, terima nasib dan sori." gumamnya pada diri sendiri. "Tapi tadi itu beneran empuk kok." lanjutnya lagi menyengir.
Cklek!
Sehun menoleh, menelan saliva gugup. Baiklah, ini salahnya karena sudah membuat suasana diantara mereka canggung. Tapi apakah dia berhak di salahkan sepenuhnya disini? Dia rasa tidak karena dia tidak sepenuhnya bersalah. Ya, dia ingin semua orang tau bahwa disini Yoona juga bersalah disini dengan tidak mendengarkannya saat dia memanggil membuatnya refleks mengambil tindakan salah yang berunding seperti sekarang ini.
"Ngapain lo masih disini?" tanya Yoona bingung. Mencoba menutupi kegugupannya.
"Menurut lo?" tanya Sehun balik. Menatap Yoona sedikit kesal. Ingin dia mencekik lehernya saja.
Yoona mendengus, dia melenggang dari tempat tersebut meninggalkan Sehun yang lagi-lagi menelan saliva gugup saat tatapannya tidak sengaja melihat bokong Yoona dibalik baju renangnya. "Shit! Sehun ingat, dia itu sahabat lo bego!" pesannya mengingatkan.
000
Sehun masih belum bisa tidur. Cowok itu terus bergerak dengan gelisah diatas tempat tidurnya. Sesekali menoleh menatap ponselnya yang tidak kunjung menyala.
"Ah, gue kenapa sih?" tanyanya pada diri sendiri. Merasa bingung dengan dirinya sendiri. "Yoona lagian kenapa pada minta nginep sih malem ini? Gue lagi, napa jadi iyain aja sihhh." gumamnya lagi. Mencoba memejamkan mata dan mencoba menghilangkan nama Yoona dari pikirannya namun dia mendengus kasar karena lagi-lagi ingatannya kembali ke kejadian di dalam toilet siang tadi. "Arkh!" teriaknya tanpa sadar dengan mendudukkan tubuhnya diatas ranjang.
Menoleh kearah jam, Sehun mendengus kasar saat mengetahui sudah pukul sepuluh malam. Menuruni kasur dia berjalan menuju pintu, Sehun meninggalkan kamarnya menuju lantai bawah.
Langkah Sehun terhenti, dia menatap Yoona yang bertepatan membuka pintu kamarnya. Shit! Mengapa situasi semakin seperti ini heh! Terkutuklah Yoona yang memilih kamar yang berada di dekat tangga.
"Napa belum tidur?" tanya Sehun basa-basi. Mendengus dia melarikan tatapan dari paha mulus Yoona yang hanya memakai celana pendek ke wajah cantik Yoona.
"Nggak bisa tidur, keluar yuk?" ajak Yoona. Berjalan mendekati Sehun yang secara refleks memundurkan tubuhnya ke belakang. "Lo napa dah?" tanya Yoona heran.
Sehun menggeleng pelan, tangannya terangkat lalu menahan tubuh Yoona yang hampir menempel di tubuhnya. "Ganti pakaian sana!" perintah Sehun galak. Membalikkan tubuhnya lalu masuk kedalam kamar dengan cepat.
"Dia kenapa sih? Aneh banget deh seharian ini." tanya Yoona benar-benar bingung. Mengangkat bahu cuek dia kembali masuk kedalam kamar untuk bersiap. Dia yang harus menentukan tempatnya!
000
"Lo udah gila ngajak gue ke sini hah?!" Sehun menatap Yoona kesal. Bodohnya dia yang tidak tau pun mengikuti arahan dari cewek gila di samping ini saja. "Kita balik!" tegas Sehun.
"Eh kok? Belum juga masuk, Sehun. Sesekali lo harus jadi cowok napa."
Alis Sehun terangkat tinggi, "jadi selama ini gue bukan cowok menurut lo?" Yoona mengangguk tanpa dosa. "Sinting lo!" sambungnya sambil menoyor kening Yoona.
"Yailah lo bukan cowok, buktinya lo nggak pernah terangsang."
"Mulut lo makin hari makin lemes ya." ucap Sehun kesal. "Turun atau gue berubah pikiran."
"Dih kayak bocah." sebal Yoona. Dia menuruni mobil Sehun lalu disusul cowok itu dari samping. "Buruan."
"Bentar..." sentak Sehun. Dia mendengus ketika Yoona berlalu masuk ke tempat terkutuk di depannya meninggalkannya begitu saja. "Pantes ngotot banget pake pakaian tadi, ternyata tujuannya ke sini rupanya." gumamnya lalu ikut melangkah masuk ke tempat terkutuk menurutnya itu dengan berat hati.
Dia bersumpah ini kali terakhirnya dia mendatangi tempat ini dan kali terakhir mengizinkan sahabatnya itu menginap di apartemennya. Karena dia bersumpah akan ada kejutan lebih berbahaya lagi jika dia mengizinkan cewek itu menginap di hari berikutnya lagi.
***
ig.0livialaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Something ✔
Fanfiction"Pilihannya hanya satu. Jadi pacar gue atau terima lamaran gue." Damn! Yoona bingung harus pilih yang mana. Keduanya menarik namun jelas dia tau di depannya ini adalah sahabatnya sendiri yang telah menemaninya selama 6tahun lamanya. Selamat membaca...