Bekerja sebagai seorang pelayan cafe, Membuat jieun tak begitu semangat menjalani hari. Pasalnya baru sebulan bekerja saja ia sudah mendapatkan kesialan.
Sial bertemu dengan pria mesum itu.
Namun ia berpikir jika saja bukan karena keadaan yang mengharuskan nya bekerja di kota orang melainkan keluarga tercintanya. Jieun bukan tidak ingin melakukan ia hanya tidak mau kehidupan keluarganya menjadi susah, jika saja ayahnya masih bersama dengan keluarganya ia tak akan mungkin sesulit ini.
Menepis segala pemikiran rendahnya itu, alih-alih ia berucap "dunia ini memang sempit"
Bagaimana tidak, setelah kejadian jieun bertemu kembali dengan pria mesum itu, jieun sama sekali tak menyangka bahwa ia akan bertemu disini, ditempat nya bekerja bahkan sudah setahun berlalu.
Apa mungkin ini bagian dari rencana Tuhan.
"Aaarggghh tidak ini menyebalkan" jieun sungguh frustasi
Setelah berperang dengan pikirannya itu, ia dikejutkan dengan kehadiran teman kerjanya "sedang melamunkan apa?"
"Eohh.. tidak ada" jawab jieun cepat
"kau yakin, tapi ku lihat kau sedang banyak pikiran. Apa karena bertemu dengan pria tadi" jieun tercengang
Seorang gadis muda berbadan sedikit lebih tinggi berambut cokelat itu teman kerja jieun dicafe. Ia bernama Suzy, tidak bermaksud kepo sih hanya saja yang dikatakan teman nya itu memang benar.
"Aahh i-itu.. bukan ko bukan soal itu aku hanya rindu keluarga ku saja" sambil tersenyum tipisJieun enggan mengakui bahwa ia memang memikirkan bagaimana bisa ia bertemu kembali dengan pria mesum itu. Jieun sungguh tidak ingin memikirkan nya.
Pada saat jieun ingin beranjak pergi berniat akan mulai bekerja kembali, jieun dibuat terkejut dengan ucapan temannya lagi, kali ini lebih terkejutnya "jika kau mengelak tidak apa-apa. aku hanya ingin kau berhati hati saja dengan semesta" Katanya dengan sedikit tertawa
Jieun terhenti.
Apa tadi, apa yang dikatakan oleh temannya itu jieun benar-benar tak mengerti, sungguh.
"Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, ayo kita bekerja" ucap nya lagi dengan senyum yang sulit diartikan.
***
Sama seperti jieun, Jungkook pun berpikir jika ini adalah hari kesialan baginya. Jika saja ia tak bertemu gadis piranha itu mungkin moodnya sedang baik-baik saja hari ini. Mengingat kejadian tadi di cafe membuat nya pun tak ada semangat menjalani kegiatannya.
Setelah ia pulang mengantar kan teman wanitanya itu, Jungkook pun bergegas memasuki area halaman rumah karena sesampainya pun ia langsung melesat pergi menuju kamar tanpa mengetuk pintu atau memencet bel rumah sekalipun. Jungkook tak tahu saja jika sedari tadi ibu nya memperhatikan sejak kedatangannya, entah ada apa dengan putra semata wayangnya itu. Apa ada masalah.
Atau mungkin sedang patah hati.
Memang, hal wajar jika saja kemungkinan Jungkook sedang dilanda kegalauan. Karena di lihatnya pun Jungkook sedikit murung.
Maka dengan cepat ibu Jungkook pun menghampiri putranya ke kamar dengan perlahan mengetuk pintu yang Sedikit terbuka.
Tok.. tok..
"Masuk" kata Jungkook
Sedikit melirik yang datang ternyata ibu nya. "Kau kenapa nak?" Tanya sang ibu
"Tidak ada Bu, aku hanya lelah saja"
"Benarkah, cerita saja pada ibu" ucap sang ibu lembut sembari menggemgam tangan putranya.
Jungkook menghembuskan nafasnya sedikit gusar. Ibu nya ini memang peka jika melihat dari wajah saja ia bisa menebak bahwa Jungkook sedang tidak baik-baik saja. Lantas ia menjawab "menurut ibu apa, jika seseorang bertemu kembali padahal tidak saling mengenal. Tapi semenjak kejadian dulu aku pernah di maki oleh seseorang. Bukan lebih tepatnya dia adalah gadis piranha yg menyebalkan dan ibu tahu aku bertemu dengan nya lagi tadi dan sungguh itu membuat moodku buruk."
Selesai Jungkook menjelaskan sang ibu lantas berpikir dan tersenyum simpul membuat Jungkook terlihat kesal. "Mengapa ibu tersenyum begitu?"
"Tidak nak hehehe.. hanya lucu saja mendengar cerita mu, jadi karena hal itu kau jadi tak bersemangat seperti ini. Dengar Jungkook ibu tak tahu siapa seseorang yang kau maksud itu, tapi mungkin saja ini sebuah kebetulan kalian bertemu kembali atau mungkin.." sedikit menjeda ucapannya dengan cepat Jungkook menjawab
"Atau mungkin kami berjodoh begitu maksud ibu" kesal JungkookIbu nya tertawa tidak biasa nya jungkook seperti ini bahkan mungkin ini terdengar seperti lelucon. "Mungkin saja hehehe" mendengar itu Jungkook lantas ingin pergi keluar kamar nya tetapi terhenti jika saja sang ibu tak berucap kembali.
"Jungkook" sang ibu menghampiri "kau mungkin tak mengenal nya begitu pun sebaliknya tapi, seseorang yang tidak saling mengenal pun bisa saling jatuh cinta dan bahagia"
Setelah mengatakan hal itu ibunya pun lantas keluar kamar sembari tersenyum. meninggalkan Jungkook yang masih termenung di tempat nya.Bagaimana bisa ibu nya berbicara sebijak itu padanya. Jungkook tak habis pikir kenapa, kenapa ucapan sang ibu membuat nya berpikir bahwa itu akan menjadi sebuah Boomerang untuknya.
***
Hari pun sudah mulai larut, dengan rasa lelahnya Lee jieun berjalan sedikit gontai dengan wajah yang begitu lesu namun ia tak menampik itu semua. Seandainya ia tak mengingat akan janjinya ia tak mungkin berada disini dikota ini, ini semua ia lakukan untuk keluarga nya yang ia harapkan justru semoga suatu saat nanti akan ada kebahagiaan baru yang akan datang menghampiri.
Jujur, jieun merindukan sang ayah. Ayah nya yang begitu menyayangi keluarganya. Jieun tidak ingin egois ia hanya rindu ayahnya, ia rindu keluarga nya yang dulu. Rasanya bahagia jika mengingat saat itu, tapi jika mengingat saat kedua orangtuanya bercerai jieun tak kuasa menahan air matanya, jieun menangis.
"A-ayaaahhh... Hiks" lirih jieun
Jieun tertunduk ia menangis saat diperjalanan pulang, tidak ada orang disekitar, sangat sepi. hanya ada Kendaraan yang melaju, Jieun juga mengingat bahwa ini musim semi, musim favorit ia juga sang ayah.
"Ayah aku merindukan mu.. hiks.. hiksss" tangis jieun pecah ia begitu merindukan sang ayah, ia hanya berharap keluarga nya kembali seperti dulu.
Setelah kehabisan tenaga karena menangis, akhirnya jieun sampai dirumah tepatnya dikediaman Sulli, gadis itu sangat terlihat kacau malam ini. Jieun lantas mengetuk pintu, dan begitu terbuka Sulli terkejut melihat jieun yang begitu kacau.
"Jieun.." tanya Sulli
Jieun hanya sedikit tersenyum ia tak menanggapi ucapan Sulli, ia sungguh lelah hari ini ia tak ingin berbicara dulu saat ini. Sungguh jieun sebenarnya tak enak hati "maaf aku pulang selarut ini. Emm sulli aku lelah, aku ingin istirahat dulu yaa." Ucap jieun sendu
Sulli terdiam ia benar-benar tak mengerti kenapa jieun begini. Ada yang aneh dengan diri jieun, Jadi Sulli pun langsung menjawab "istirahat lah"
Lantas jieun hanya tersenyum dan berlalu pergi ke kamarnya.
Inginnya bertanya terlebih dulu, tapi melihat jieun seperti itu Sulli jadi tak tega jadi ia membiarkan jieun istirahat dulu, mungkin ia memang lelah karena seharian bekerja dan pulang selarut ini. Sulli tak tahu kenapa jieun seperti itu dan dilihatnya pun seperti nya jieun habis menangis. Mungkin saja.
Karena pada dasarnya wanita tetaplah wanita, seseorang yang memiliki hati lembut juga perasa. sekuat apapun setegar apapun jika ia sudah lelah dengan keadaan maka yang wanita bisa lakukan hanya menangis, menumpahkan segala keluh kesah nya tanpa ada yang tahu. Menangis sendiri tanpa berani berbagi, begitulah kodratnya seorang wanita karena seberani apapun seorang wanita ia hanya takut terluka.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Friendship
FanfictionBagaimana mungkin seorang lee jieun, wanita tomboy yang sulit didekati pria bisa bersahabat dengan seorang yg pecicilan seperti jeon jungkook, mengingat akan watak dan sifat keduanya memang cocok jika dipersatukan, tapi percaya takdir bukan? Karena...