Hantu

1 1 1
                                    

Ya satu pekan sudah para santri menunggu acara pekan madaris,memang biasanya pekan madaris ini dilakukan setelah para santri melakukan tes untuk kenaikan kelas.

Semua sudah selesai sesuai jadwal,pukul satu siang panitia pun membuka acara tersebut.

"Assalamualaikum wr wb,kita baca basmallah dan acara akan dibuka"

Semua santri mengucap tahmid serentak.

Perlombaan pun dilaksanakan semua santri ikut berpatisipasi dalam perlombaan tersebut.

Di hari pertama ini dilakukan perlombaan dzibaan dimana setiap kelompok menunjukkan bakatnya dalam membawakan lagu lagu yang unik dan menarik perhatian juri.

Juri sendiri dipilih menjadi penentu juara lomba tersebut yang terdiri dari para ustadz dan dzuriah.

Kelompok demi kelompok tampil hingga acara pun dijeda karena telah memasuki waktu sholat asar.dan akan dilanjutkan setelah sholat Isyak untuk perlombaan pidato.

Para santri melakukan sholat dan tadarus dan dengan diikuti sorogan.

******

"Alya,udah sholat kan ayo sorogan.
Ajak Ana.

"Sorogan makanan apa itu?"tanya Alya.

"Bukan makanan Al,sorogan itu mewarahkan kitab kepada pak kiyai"jelas Ana.

"Terus aku bawa apa"tanya Alya.

"Al Qur'an,atau kitab juga bisa"

Tak lama mereka pergi bersama.

******

"Hud,untuk jadwal nanti malam udah kan untuk lomba pidatonya?"tanya ustad fahmi.

"Udah kok tadz,tinggal di baca aja,semua santri sudah dicatat"jawab Huda.

"Makasih ya sekarang kamu lanjutin sorogan nya"

"Iya tadz"

******

*Ba'da Isyak*

Perlombaan pun dilaksanakan semua,lomba pidato semua santri harus membawakan pidato dengan cara semenarik mungkin.

Jam,menit,detik berlalu perlombaan pun berakhir santri kembali ke kamar untuk beristirahat.

"Dewi"panggil Ana kepada dewi

"Iya na,kenapa kok kayak orang kebingungan"tanya Dewi.

"Lihat Alya nggak?"tanyanya risau.

"Nggak tuh emang tadi kemana?" Dewi malah balik nanya.

"Ya kalau aku tahu nggak mungkin kan tanya sama kamu"

"Iya ya,kita cari dulu aja disekitar sini,nanti kalau nggak ketemu kita beritahu ustadzah"usul Dewi.

*Di jemuran atas*

"Kok aku jadi minder ya sama dia,sekarang dia jadi baik,sopan nggak kayak aku yang masih begini aja"gumam Alya.

Alya menatap langit yang sudah gelap menghitung bintang bintang,tanpa sadar ada suara langkah kaki yang datang.ya itu Ana dan Dewi.

"Dewi,kamu yakin Alya ada di jemuran atas?"tanya Ana sambil menggenggam tangan Dewi erat karena ketakutan.

"Insyaallah,kan kita belom nyari di jemuran atas"

Langkah demi langkah di lakukan dan setelah sampai mereka mencari ke ujung demi ujung.

Suasana yang gelap membuat mereka harus membawa senter.

Ana pun perjalan kearah dimana ada suara seperti orang bermain plastik tak sadar Ana menyorotkan sinar senter ke arah itu..dan ketakutan..

"Aaa..aaddaa..hantu..Dewi ada hantu"teriak Ana sambil lari turun ke bawah,Dewi yang mendengarnya pun ikut lari ketakutan.

"Aduh siapa sih yang menyorotkan cahaya kemataku salurkan jadinya"pekik Alya.

Sementara Ana dan Dewi lapor ke ustadzah,merasa tak percaya ustadzah pun ikut ke jemuran atas ikut memastikan.

"Itu ustadzah tadi hantunya ada disitu"sahut Ana sambil menuding tempat tadi.

"Mana nggak ada na,"kata ustadzah

"Ada disitu tadi"

Dengan langkah hati hati ustadzah Farah pun memastikan..dan..

"Astaghfirullah"

"Aaaaaa...."teriak Ana Dewi bersamaan.

"Aaaaaa..."Alya ikut berteriak.

"Udah nggak ada hantu ini Alya tu lihat"kata ustadzah sambil memegang tangan Alya.

"MasyaAllah,Alya kamu kenapa disini"tanya Dewi.

"Iya Alya"sambung ustadzah.

"Nggak papa kok cuma nenangin diri aja"ujar Alya.

"Ya udah ayo turun, istirahat udah malem"

"Iya ustadzah"jawab mereka serentak.

                              ******

Terima kasih yang udah vote and coment jangan ketinggalan di part selanjutnya ya..

Sampai jumpa di part berikutnya..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketika Pesantren Menjadi Surga DuniakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang