【PROLOG】

34 2 2
                                    

Diriku berjalan di malam hari, menyusuri jalan dengan cahaya redup menuju apartemenku. "Jangan belajar terlalu keras, jangan sakit, agar kita bisa bertemu lagi "

Itu pesan yang kudapat saat aku melihat ponselku. seketika aku tau bahwa itu adalah pesan dari Andrea, mukaku memerah, entah kenapa pesan yang dia kirim selalu membuatku tersipu. aku berhenti sejenak, diujung mataku, aku melihat sebuah minimarket yang masih buka.

Langkah kakiku berjalan memasuki tempat itu, didalamnya hanya ada satu karyawan wanita. Sekilas, wajahnya mirip dengan Andrea, namun jika kuperhatikan, dia bukanlah Andrea. Aku berjalan menuju tempat dimana mereka menaruh kopi hitam kesukaanku, 

Saat berjalan kembali, aku mendengar suara pria dari arah kasir minimarket itu. "Berikan aku semua uang yang ada di benda itu, atau isi perutmu akan keluar semua!", kulihat dari sela-sela rak, kulihat ada satu orang pria, lebih tinggi dariku menodongkan senjata api kearah wanita tadi. wanita itu terlihat putih pucat, aku tahu bahwa hanya aku yang bisa melakukan sesuatu di situasi ini.

Aku bisa melihat wanita itu mulai memasukan uang kertas kedalam sebuah kantong plastik, wanita itu melihatku, bibirnya mengisyaratkan suatu kata, "Tolong...", dalam pikiranku, aku harus bertindak sebelum terjadi sesuatu padanya. 

Aku berjalan pelan kearah pria itu, untung saja pria itu belum mengetahui keberadaanku. kupukul dengan keras bagian belakang kepala orang itu. Dia menjatuhkan senjatanya, melihatnya tak bersenjata, aku mengencangkan tanganku, kupukul dia di perutnya, orang itu terjatuh lalu mengerang kesakitan, aku berlari menuju wanita yang sedang berdiri terdiam melihat kejadian yang mungkin tidak akan dilupakannya ini.

"Kau tak apa?", "A..ku.." sebelum dia menjawabku, orang tadi berdiri dengan kedua kakinya, meraba bagian belakang celananya, hingga kulihat sebuah pisau yang dia pegang di tangannya.

Meskipun orang itu terlihat kesakitan, aku tak bisa meremehkannya, badannya lebih tinggi dariku, badannya juga terlihat lebih berisi dibandingkan dengan badanku. Aku meraih tangan wanita tadi, "Panggil bantuan!", dengan cepat ia meraih ponselnya, aku melihat  pria tadi yang sedang mencoba untuk tetap berdiri dengan kedua kakinya.

Melihatnya berdiri sempoyongan membuatku ingin memukulnya lagi untuk memastikannya tidak akan bangun sampai bantuan datang, maka kudekati orang itu perlahan, kulihat dia mulai mengambil ancang ancang untuk menyerangku, jika kubiarkan mungkin tidak akan ada kesempatan lagi.

Dengan cepat kulancarkan pukulan kearah wajahnya, ia menangkis pukulanku, aku kalah cepat, sebelum aku bisa bergerak, aku bisa merasakan sesuatu menembus perutku. aku terjatuh, tanganku lemas, aku bisa melihat cairan merah keluar dari perutku. 

Pria itu berlari keluar dari mini market. "Sial!" katanya. 

Aku terbaring lemas di lantai. Pandanganku mulai kabur, aku mendengar langkah kaki kecil menghampiriku, "Andrea..?". Kulihat wanita tadi menangis disampingku. " Kau tak apa kan? aku senang", Aku tersenyum padanya. Badanku terasa dingin, aku bisa merasakan wanita itu mengenggam tanganku dengan erat. Sekitarku mulai terlihat gelap, hingga yang kudengar hanyalah suara sirene yang terdengar samar samar.


- PROLOG SELESAI -

Oveera Prince & The 11th KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang