- A QUICK VISIT -
Semuanya berwarna kelabu, aku tidak bisa melihat apa apa, kekelabuan itu berubah, sekarang semuanya buram, namun hangat. Ada sepercik cahaya oranye yang sampai ke mataku.
Cahaya oranye itu semakin jelas. Cahaya itu, merupakan cahaya matahari terbenam. berwarna oranye, sangat- cantik.
Ada banyak sekali bukit dan lembah, aku bisa melihat sebuah kerajaan, aku belum pernah melihat kerajaan itu. Dimana aku sekarang?
Aku melihat sekitar, aku berada di atas tebing, mengarah ke sungai kecil dibawahnya. Dataranku lebih tinggi dari daratan dengan sebuah kerajaan yang lumayan besar, serta rumah-rumah kecil di bagian bawah bukit yang ada di depanku, berjarak beberapa kilometer, namun aku masih bisa melihatnya dengan jelas.
"Kau sudah bangun?"
Aku menoleh ke kanan, ada si penyihir. Wajah cantiknya terlihat lebih mempesona saat terkena cahaya oranye, ia membuka syal merahnya. Terlihat leher putih dengan kalung yang dikenakannya.
Ia kemudian menoleh kearahku, kemudian tersenyum lebar.
"Hei penyihir, kita ada di mana?" Tanyaku.
"Alynthi".
Alynthi? Letha pernah bercerita tentang kerajaan Alynthi.
Sesuai buku sejarah kerajaan Erentia, kerajaan Alynthi termasuk kerajaan yang mayoritas penduduknya memiliki sihir yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, mereka juga terkenal karena penemuan-penemuan yang sangat berpengaruh di Erentia. Seperti ramuan penyembuh, dan beberapa ramuan lainnya.
Alynthi juga merupakan tujuan utama bagi para manusia yang haus akan pengetahuan. Karena di kerajaan ini, terdapat satu bangunan yang berisikan hampir seluruh buku yang ada di daratan ini. Alynthi mempunyai sebuah perpustakaan yang diisi dengan pengetahuan-pengetahuan yang sudah ditulis sejak Alynthi pertama kali berdiri.
Mataku tidak bisa lepas dari apa yang kulihat, semua yang ada disana begitu megah. Terlepas dari itu, aku bisa melihat hampir seluruh kerajaan Alynthi.
Kerajaan ini sangat indah.
Namun hari mulai gelap, rumah-rumah yang ada di dalam tembok kerajaan mulai menyalakan lampu-lampu rumah mereka, membuat kerajaan itu terlihat seperti kota yang sibuk di malam hari. lampu-lampu rumah memancarkan cahaya yang enak dipandang.
"Bagaimana pemandangannya?"
Aku hanya diam. Tidak bisa berkata-kata.
"Baiklah, waktu habis, sampai jumpa besok." Aku baru saja menoleh kearahnya, penyihir itu menjentikkan jarinya.
Poof...
Aku kembali ke kamarku, diatas ranjang yang tadi akan kutiduri. aku melihat jam yang ada di dinding, pukul 7 pagi.
Apa aku bermimpi?
Tidak mungkin, semuanya terasa nyata.
Klak..
"Selamat pagi pangeran."
Aku menoleh, Letha berada di pintu kamarku. Ia membuka pintu kamar, kemudian mempersilahkan 2 pelayan lainnya untuk masuk. Mereka membawakan sarapanku.
"Hari ini menunya roti bakar dengan sirup maple, semoga pangeran suka." Ucap salah satu pelayan sambil menaruh meja kecil diatas pangkuanku kemudian menuangkan sirup maple diatas roti bakar yang terdapat belahan stroberi diatasnya. Baunya sangat menggugah selera.
"Sepertinya enak, terimakasih." Aku tersenyum. Pelayan itu membalas senyumanku dengan tawa kecil. Letha berjalan melewati tempat tidurku, ia kemudian membuka gorden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oveera Prince & The 11th Kingdom
FantasyKisah yang menceritakan tentang seorang mahasiswa yang mengalami reinkarnasi kedalam dunia barunya, baca terus novel ini untuk mengikuti ceritanya!