Jungkook keheranan, sejak pertemuan tidak terduga tadi. Sosok yang Jungkook kira adalah Serin–Yerin–itu tidak berhenti untuk memeluk lengan kanan nya.
Jujur, Jungkook senang jika kini akhirnya perasaannya yang sudah lama tersimpan untuk Serin itu terbalaskan. Tapi melihat gerak gerik Serin, sepertinya ini bukanlah gadis itu.
"Yura, kakak mau izin pulang duluan ya. Maaf, " kata Jungkook dan diangguki Yura yang mengerti.
Dengan perlahan Jungkook berjalan melewati lorong dan sampai diruang depan rumah sakit jiwa ini, Jungkook melepaskan tautan Yerin mambuat gadis kurang waras itu mengernyit.
"Ada apa Jung Hyun? " tanya Yerin.
"Kenapa manggil gue Jung Hyun, Rin? " ucap Jungkook. Ia melihat sekitaran yang cukup ramai, karena banyak yang juga berkunjung. Atau hanya orang yang dirawat sedang berlalu lalang. "Dari kapan lo tahu gue punya kakak namanya itu? "
"Maksud kamu? "
Jungkook berdehem, mengembalikan suaranya. "Oke, gue tahu gue seneng kita pacaran. Tapi ini enggak kayak lo, Rin. Terus lo juga belum jawab kenapa pake pakaian ini? "
"Maaf mas. "
Jungkook menengok melihat perawat yang memanggilnya, Yerin dengan sigap bersembunyi dibalik tubuh jangkung Jungkook. Matanya tersorot ketakutan melihat perawat tersebut, yang disinyalir adalah perawat pribadinya.
"Waktu kunjungan untuk pasien nomor 127 itu sudah habis, "
"Bukan, dia bukan pasien kok. " elak Jungkook, ia menengok melihat Yerin dari atas sampai bawah. Semuanya terlihat persis seperti Serin, bedanya hanya sikap dan gelagatnya.
"Dia pasien disini mas, dia bahkan sudah disini sejak tiga tahun terakhir ini. "
Jungkook menggelengkan kepalanya tidak percaya, ia percaya jika penglihatannya masih bagus. Kembali Jungkook menatap Yerin, tanpa ia lewati sedikitpun.
"Memangnya pasien ini namanya siapa? " pertanyaan itu lolos dari bibir Jungkook, yang ternyata dalam hati kecilnya meragukan bahwa ini adalah Serin.
"Dia nona Jung Yerin. "
"Jung? " kaget Jungkook, ternyata ini bukan Serin. Serin bermarga Kim. Ditambah, "Yerin? " ucap Jungkook lagi, Serin itu namanya bukan Yerin.
__________________________________________
Kini Serin sudah mengetahui semuanya, ia bahkan tahu bagaimana bisa saudara kembarnya tidak ada dirumah sebesar ini. Dan malah terkurung dalam gedung besar yang mengerikan seperti rumah sakit jiwa.
"Apa Papa tidak berencana mengeluarkan Yerin? " tanya Serin, namun Jae Hyun seakan kehilangan harapannya untuk bisa kembali membawa putri semata wayangnya itu kembali.
Yerin belum juga sadar. Dirinya masih belum bisa menerima kenyataan, dan Jae Hyun sampai pernah hampir depresi karena keadaan Yerin yang tidak kunjung membaik.
Banyak laporan dari rumah sakit jika gadisnya itu sering berteriak, sering membuat ulah dengan mengganggu pasien lain, sering sekali menumpahkan makanannya, dan sering membuat para perawat jengah untuk merawatnya meski bayaran yang lebih dari cukup.
"Serin yakin, kalau Yerin tahu dia masih punya saudara dan Mama. Pasti dia akan sembuh meski perlahan, " kata Serin.
Serin terlalu semangat ingin berjumpa dengan kembarannya, ia sangat menyukai ini. Akhirnya dia bisa mempunyai saudara yang bisa ia bagi tentang keluh kesah nya kehidupan.
"Papa tidak mungkin kembali dengan Mamamu, "
Miris. Kecewa. Serin mengerti jika masih ada luka lama antara Papanya dan Mamanya, bahkan kini yang datang kesini hanya Serin. Mamanya tidak mau mengantar atau bahkan menginjakkan kaki dirumah Jae Hyun.
"Tidak usah kembali dengan Mama, Pa. Cukup jadi Papa untuk Yerin dan Serin. "
"Tapi kamu harus berjanji untuk bisa membuat Yerin sembuh, ya? "
"Iya Pah, pasti! "
(( point of view—; kim serin ))
Senang. Bahagia. Meski ada hal yang masih mengganjal. Itu yang aku rasakan saat ini, sekarang aku tahu siapa Papaku. Aku melihat wajahnya. Mengetahui bagaimana rasa kasih sayangnya, meski hanya sebatas pelukkan dan perkataan rindu.
Tapi, rasanya itu sudah cukup untuk membalaskan semua rasa penasaran dan rindu yang bahkan entah sejak kapan telah tumbuh.
Brakk
"Heh! Lo kalau jalan lihat lihat dong! "
Tidak tahu, siapa yang beraninya menabrak ku dengan sepeda bututnya. Aku mendongak melihat sang pelaku yang sedang menampakkan wajah cemasnya.
"Maaf, gue enggak sengaja. " katanya.
Seorang cowok dengan sepedanya, dia bahkan enggak berniat untuk turun dari sepedanya dan membantu aku untuk berdiri.
Akhirnya aku berdiri dengan susah payah, dengan kesal aku membersihkan bagian celana belakang ku yang sempat bersentuhan dengan trotoar.
"Makanya kalau enggak bisa naik sepeda enggak usah sok-sokan naik sepeda! "
"Gue enggak naik doang kok, mengendarai juga. "
"Serah lo! "
Karena jengah melihat wajahnya yang sok polos, aku memilih untuk pergi menjauh. Sangat jauh, untuk bisa sampai ke ujung pulau. Tidaklah, aku hanya ingin cepat sampai rumah dan memberikan berita bagus ini untuk Mama. Kim Sera.
-;bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins;
Short StoryJung yerin gadis yang baik hati dengan gangguan jiwa disebabkan oleh masa lalunya, Kim serin gadis yang mempunyai kepribadian ganda, Jeon jungkook lelaki cuek tetapi penuh dengan kepedulian dan kasih sayang, Ong seongwoo lelaki humoris yang sering m...