ɪɪɪ -; three

290 27 0
                                    

(( point of view —; kim serin ))

Berlari dan terus berlari dari kenyataan yang pahit dalam hidup ini,sudah beberapa kalimat dan banyak kata yang ku jelaskan padanya tapi satu pun seakan tidak ia dengar.

Hatinya sedang tertutup dan butuh kesendirian,meski tidak ada manusia yang sendirian.karena tuhan kau anggap apa?

Jika saja aku hidup untuk diriku sendiri,aku lebih memilih menyendiri.tapi hidup bukanlah pilihan melainkan takdir tetapi jalan hidup?kita bebas memilih.

Meski pilihanku hanya satu,bertahan.

Bughh

"Eomma!."

Lagi lagi aku berlari mencoba menangkap angan-angan palsu,mataku mengerenyit melihat siapa yang berani berani mendorong mamaku dari rumahnya sendiri.

Aku membantu mamaku berdiri,bahkan kini dia sudah lemah tenaganya lebih tua lima tahun dari umurnya.

Tega sekali orang yang membuat mamaku seperti ini,bangsat.

Aku merangkul mamaku dan menatap tajam seorang perempuan didepanku,cih menjijikan.

"Siapa kau?!beraninya kau mendorong mamaku seperti itu!."

"Anak kecil."ucapnya remeh;ini tidak bisa dibiarkan.

Arghhh

Ku jambak rambutnya,terlihat wajahnya yang kesakitan tapi aku belum puas.aku ingin rambutnya terlepas dari kepalanya.

"Lepaskan ppabo!."

Ppabo!whaha,ingin ku berkata kasar!

Aku semakin menarik rambutnya hingga ia terjatuh akibat heelsnya sendiri,tapi entah malaikat apa yang merasukki mamaku.ia malah menyuruhku untuk melepaskannya,argh.

Iblis tolong rasukki aku!

"Argh..kau ini ajari anakmu yang benar!."

Lagi lagi dia mengumpat,najis.

Aku hendak menjenggutnya kembali tetapi mamaku malah menahanku didalam pelukkannya.

"Huh."dia menghela nafas lalu berdiri sembari menyibak roknya.

"Aku kesini untuk memberi kalian keringanan,sebelum rumah ini ditempati olehku.saya ingin kau bereskan barang-barang kalian dan keluar!."

Damn!apa yang dia katakan?apa yang lelaki brengsek itu lakukan?apa yang mamaku lakukan?sampai rumah ini ditempati oleh wanita itu?

Aku menatap mamaku dengan tatapan sayu,aku ingin bertanya tapi mamaku malah mengangguk seperti menyuruhku untuk melakukan apa yang wanita itu katakan.

Apa yang terjadi?

"Kenapa ma?kenapa kita harus meninggalkan rumah ini?kenapa ma!."

Mamaku hanya diam seribu bahasa dan menangis.

Aku menghelas nafas,apalah dayaku.mamaku saja malah diam dan menuruti perkataan wanita itu,aku hanya bisa menangis,menangis.

Kuratapi setiap inchi dinding dikamarku,bukan hanya sekedar kamar.semua ini adalah sejarah,kenangan,bahkan aku mengadu kesedihanku pada dinding ini.

_______________________________

Serin hanya berjalan mengikuti arah tanpa berniat bertanya akan alasan mereka diusir dari rumah sendiri,karena menurutnya percuma menanyakan itu saat ini.

Hanya akan membuatnya naik darah,

Sampai Serin tiba didepan sebuah rumah yang terlihat sederhana.

Twins;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang