Chapter 01

36.9K 1.9K 132
                                    

Sekolah Cahaya Pelita kini dihebokan karena Arzel yang fakboy berpacaran dengan Akia, si gadis cupu.

Arzel yang menerima Kia untuk menjadi pacarnya, membuat kalangan gadis Cahaya Pelita tidak terima. Mereka tidak menyangka bahwa Arzel akan berpcaran dengan si gadis cupu. Walaupun, Arzel itu fakboy selalu memainkan wanita. Namun, gadis cupu seperti Akia Lauren bukanlah tipe seorang Arzel. Bahkan Arzel bisa dibilang anti dengan namanya gadis cupu. Lantas mengapa Arzel menerima Akia, si gadis cupu? Dan itu membuat pikiran para gadis-gadis di Cahaya Pelita berpikir bahwa Kia telah memberikan segala yang ada di dirinya untuk Arzel, agar Arzel menerima dirinya untuk menjadi pacarnya. Kalau tentang jatuh cinta itu sangat tidak memungkinkan untuk seorang Arzelo yang bahkan sangat anti dengan gadis cupu.

Kini, Arzel dan teman-temannya sedang berada di warung bu Yai. Tempat nongkrong mereka jika di sekolah, dan juga tempat bolos mereka jika malas masuk kelas. Warung bu Yai terletak di belakang sekolah. Jadi, guru-guru jarang tahu tempat itu.

"Zel, lo beneran pacaran sama si cupu itu?" tanya Panyek salah satu teman Arzel.

"Hm," balas Arzel yang masih fokus ke handphone-nya.

"Bukannya lo gak mau pacaran, ya, Zel? Walaupun, ada cewek yang ngajak pacaran pasti lo tolak. Lah, ini ngapa lo terima si cupu? Apalagi ini ni cewek cupu. Kan, lo anti banget dengan cewek cupu," tanya Aye heran pada Arzel temannya ini.

"Iya Zel, betul kata Aye. Ada dua kemungkinan sih lo terima si cupu itu. Pertama lo suka dia, kedua tu cewek nyantet lo," timpal Panyek dengan ucapan yang sudah melenceng.

"Lo kalo bicara sesekali pakai otak bisa gak, sih? Yakali, gua suka sama tu cupu, dan yakali juga tu cewek nyantet gue," jawab Arzel kesal dengan ucapan tidak masuk akal dari Panyek.

"Terus ngapain lu nerima tu cewek kalo lu gak suka dia?" tanya Panyek lagi.

"Karena, gua ingin mainin dia. Ngetes dia aja, tahan gak dengan sikap gua kek begini," Arzel tersenyum miring, dengan membayangkan bagaimana nanti Kia, si cewek bodoh itu menerima rasa sakit darinya. Haha, Arzel jadi tidak sabar menyakitinya.

"Lo jangan gitulah, Zel. Dia cewek bukan mainan yang bisa lo mainin," ucap Sakral yang akhirnya angkat bicara setelah mendengarkan ucapan temannya.

"Lah, bodoamat. Emang gua perduli? Kagak!" Arzel menjawab dengan rasa tidak perduli sama sekali. Dan kemudian, melanjutkan memainkan handphone-nya

Sakral diam saja saat Arzel membalas ucapannya seperti itu. Jujur saja Sakral sudah lelah dengan sifat Arzel ini. Arzel suka bermain sama wanita tanpa menjalinkan hubungan apapun. Dan sekarang Arzel menjalinkan hubungan dengan seorang gadis cupu, dengan alasan dia hanya main-main saja. Ia tidak tahu lagi bagaimana cara agar Arzel tobat dalam mempermainkan wanita. Wanita bukan untuk di mainkan, melainkan untuk dihargai.

"Gua jadi kasihan sama nasib, tu cewek. Pasti dia akan tersakiti seperti cewek-cewek yang Arzel sakiti," ucap Nopan yang juga ikut membuka suaranya.

"Bisa juga lo kasihan sama orang? Gua kira gak bisa. Kan, lo gak punya hati," ucap Panyek mengatakan itu tanpa beban.

Ucapan Panyek membuat Nopan langsung mengurut dadanya, "Astagfirullah, Panyek. Tega banget lo berkata seperti itu sama gua yang sadboy ini." balas Nopan dengan wajah yang dibuat-buat menjadi sedih.

"Anjir sadboy, yang sabar ya, Pan. Gua yakin kok suatu saat nanti lu bisa pacaran sama si Vivi," ucap Panyek sambil mengelus rambut Nopan.

"Aamiin. Makasih ya, Nyek. Jujur Nyek, gua risih lo elus rambut gua kek gitu. Rasanya mau gua patahkan tangan lo Nyek. Serius Nyek, gak boong gua, dah," Nopan memberi senyuman terpaksa ke arah Panyek.

MY FAKBOY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang