Bagian 4

73 47 9
                                    

"Dulu sejauh januari ke desember. Sekarang sedekat desember ke januari"

***

Keramaian saat Car Free Day (CFD) memang membuat semua orang rela untuk berpanas-panasan agar bisa mengkuti olahraga ataupun hanya untuk memburu makanan karena para pedagang kaki lima bebas lalu lalang berjualan.

Tidak lain tidak bukan Elsa dan Ibu Ana sudah sedari tadi melakukan lari-lari santai, diacara yang hanya akan diadakan pada hari minggu saja mulai dari pukul 06.00 sampai 10.00 itu membuat mereka datang lebih pagi.

"Bu, aku udah capek. Haus," ucap Elsa dengan napas yang ngos-ngosan yang telah selesai berlari. Keringat yang bercucuran menambah kecantikan dari Elsa yang tanpa memakai make up.

"Haaa, ibu juga udah capek. Ayo cari minum," ibu Ana mengatur napas karena lelah.

"Haaa, iya bu." Berjalan mengikuti ibunya ke arah pedagang Es Cendol yang lumayan ramai pembeli. Ibu Ana sedang mengantri sedangkan Elsa melihat-lihat sekitarnya.

Tidak sengaja ia melihat seorang cowok bertubuh besar nan tinggi putih dengan keringat yang bercucuran, sedang membeli makanan dipenjual bakso dan dilihat Elsa tanganya masih memegang beberapa kantung plastik yang mungkin berisi makanan pula.

Tidak lain tidak bukan ia adalah Farhan. Itukan Farhan, Tanpa tersadar Elsa berjalan mendekati Farhan, meninggalkan Ibu Ana yang masih mengantri. Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Farhan Plaak yang sontak membuatnya terkejut.

"Hei, kamu ngapain disini?" Tanya Elsa. Farhan masih terpelongo karena kaget.

"Ya lagi, olahraga lah." sahutnya dengan wajah yang agak gugup.

"Tapi, aku lihat kamu nggak lari atau apa gitu. Sibuk beli makanan terus," goda Elsa yang lantas menganggap bahwa apa yang dilakukan Farhan itu lucu. Menunjukan senyum yang setengah terangkat.

"Kamu nggak lihat, aku keringetan. Ini bukti kalau aku udah olahraga," sahut Farhan dengan Ekspresi wajah bertambah gugup akan ucapan Elsa tadi.

Elsa melihat Farhan dari mulai ujung rambut hingga kaki. Dan menunjukan senyuman itu lagi. Membuat Farhan semakin terpojok akan tatapannya. "Ooh, Karena habis olahraga ya," mengangguk-anggukan kepalanya dan menatap Farhan dengan tatapan intimidasi.

"Iya," kantong plastik yang digenggam oleh Farhan diplintir hingga berbunyi agak keras dengan raut wajah yang panik. Karena menurut Elsa, dia tengah berbohong.

"Ehmmm, kalau gitu kamu habis olahraga apaan?" tanya Elsa. "Aku lari tadi," Jawabnya dengan cepat. "Yakin, tadi habis lari?" pertanyaan Elsa yang semakin membuatnya bingung dan gelisah. "Ya, ya, yakinlah." Seketika menjadi gagap.

"Bukannya, keringetan gara-gara beli semua makanan itu, yaa?" semakin mendesak Farhan. Bola mata yang bergerak ke kanan kiri menunjukan bahwa ia tengah berbohong. "Aaah, udahlah. Banyak tanya kamu!" Bentak Farhan lalu pergi, tapi langkahnya terhenti ketika ada seorang perempuan yang memanggilnya "Farhaan!" Sekejap Elsa dan Farhan menoleh keaarah suara tersebut. Mamah!

"Mamah cariin kamu, ternyata disini," ucap mamah sambil membawa banyak kantung plastik yang berisi makanan dan minuman. Farhan tampak menunjukan wajah yang malu. "Ini. Siapa kamu, han?" Tanya Mamah Farhan.

100 Kg HandsomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang