Happy Reading^^
.
.
.
Seminggu berlalu semenjak Daniel jujur mengenai traumanya dan Jihoon jujur terhadap perjodohannya. Mereka menjadi lebih akrab dan dekat.
Ya, dekat dalam arti sesungguhnya dan akrab sepenuhnya.
Tidak ada lagi Jihoon yang jaga jarak dan hanya menampilkan sisi manis pada Daniel. Kini Daniel bisa melihat seluruh sikap cerewet, keras kepala, tidak mau kalah bahkan kesadisan –sikap galak seorang Park Jihoon.
Seperti saat ini, Jihoon dari tadi tidak berhenti mengomel karena Daniel lupa membelikannya ayam goreng padahal sudah berjanji sejak kemarin.
"Tahu begini aku tidak menunggumu kan! Dasar menyebalkan!"
"Ayolah Jihoon, aku sudah minta maaf. Besok saja aku belikan ya? Hari ini aku lelah sekali."
"Besok lagi, besok terus. Janjimu selalu besok dan tidak ditepati Hyung!"
"Jihoon-ah."
BRAK
Panggilan Daniel dijawab dengan bantingan pintu oleh Jihoon. Helaan napas lelah diembuskan Daniel begitu menghadapi kelakuan Jihoon.
Dirinya cukup –sangat lelah harus kembali bekerja dan mengurusi laporan kasus teror. Belum lagi membantu Minhyun menyelidiki kasusnya, beban Daniel langsung berlipat ganda pasca masuk setelah rehat sehabis 'kumat' beberapa hari kebelakang.
Bukannya Daniel tidak menepati janji seperti yang dituduhkan Jihoon, dia benar-benar lupa dengan janjinya untuk membelikan Jihoon ayam goreng kesukaannya karena dia memang cukup letih seharian ini dan lebih memilih untuk segera istirahat.
Namun bukannya mendapat sambutan hangat dari Jihoon untuk mengurangi lelah, dia malah mendapat bantingan pintu tepat di depan wajahnya. Tahu begini Daniel tidak berjanji saja, Jihoon terlalu mengharap rupanya.
Helaan napas kembali diembuskan Daniel, kali ini untuk mengakui kesalahannya karena tidak menuruti keinginan –baiklah mari diakui kembali janjinya kepada Jihoon. Sebuah solusi untuk memesan layanan antar ayam goreng diseberang gedung apartemennya terlintas begitu saja.
Belum sempat Daniel menekan tombol panggil, Jihoon sudah keluar dengan dandanan rapih disertai masker menutupi sebagian wajahnya. Daniel mengurungkan niatnya begitu melihat tampilan Jihoon.
"Mau kemana malam-malam begini?" Tanya Daniel yang dibalas tatapan sengit Jihoon.
"Memenuhi prioritas cacing dalam ususku karena tidak dibelikan ayam goreng olehmu." Jawab Jihoon cepat dengan nada ketus tentunya.
Mendengar perkataan Jihoon, Daniel segera menarik tangan Jihoon yang berjalan melewatinya.
"Oke sebagai permintaan maaf, biar aku yang belikan." Ujar Daniel tepat menatap mata Jihoon.
"Tidak! Kau lama. Aku mau makan direstoran saja. Kau menyebalkan!" sanggah Jihoon mencoba melepaskan cengkraman Daniel.
"Makanya dengarkan dulu Jihoon-ah-" Daniel menyentil kening Jihoon agar dia mau diam sebentar. Jihoon mengaduh sakit kemudian mengembungkan pipinya.
"-Aku akan membelikanmu, berarti aku ikut makan denganmu." Sambung Daniel dengan jarak wajah beberapa centi dari Jihoon. Bahkan napas Daniel terasa hangat menerpa masker Jihoon.
"Y-yasudah! Ayo cepat! Kau lama!" Jihoon segera mendorong tubuh Daniel dan berbalik untuk menggunakan sepatunya. Daniel diam-diam tersenyum melihat belakang telinga Jihoon memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NielWink] - LOVE BOMB
FanfictionTim Satuan Khusus Penjinak Bom dan Teror terus menerus harus menghadapi teror bom sebulan kebelakang. Daniel sebagai komandan tim tentu dibuat kewalahan karena masalah tersebut. Apalagi ketika ternyata sang kekasih juga harus terlibat dalam aksi pen...