Happy Reading^^
.
.
.
Daniel memasuki gedung markas pusat kepolisian dengan langkah lelah. Rompi anti-peluru dan kelengkapan lainnya sudah ia lepaskan didalam mobil satuan. Kini hanya tersisa dirinya dengan tampilan kasual khas pria dewasa.
Sapaan beberapa rekan kerja dibalasnya dengan senyum cerah. Ya, jabatan komandan diusia muda tidak membuat Daniel menjadi sosok penuh kuasa yang dingin, dia tetap menjadi pria jenaka di mata teman-temannya. Walaupun tentu saja, akan menjadi pribadi keras jika harus serius menangani teror.
Pintu bertuliskan 'Unit Investigasi Kriminal' Daniel buka perlahan. Meja-meja tim satuan banyak yang kosong, karena sedang tugas lapangan mungkin.
Pandangan Daniel dialihkan untuk mencari seorang teman dekatnya dari akademi kepolisian. Seorang profiler merangkap detektif kebanggaan tim satuan unit investigasi kriminal. Nampaknya sahabatnya masih sibuk rapat dalam ruang tertutup transparan di ujung ruangan. Daniel memilih untuk duduk di kursi kerja temannya.
Lima belas menit kemudian orang-orang dalam ruangan itu keluar. Daniel menyapa beberapa atasan juga teman kerja yang ia kenal. Sosok yang Daniel tunggu meletakkan map yang sudah berantakan diatas mejanya.
"Rapat kasus baru?" tanya Daniel dan sosok itu mengangguk. Mengambil tumbler cepat lalu meminum isi botol itu tak sabaran. Daniel setia menunggu respon kawannya.
Setelah cairan dalam botol minum itu habis, barulah pria itu bisa bersuara membalas tatapan Daniel. "Kasus kapal penjualan organ di Samcheok. Cukup besar dan rumit sampai dilimpahkan ke pusat."
Daniel mengangguk paham dengan penjelasan singkat temannya, "Kau sudah makan?" ganti temannya yang bertanya dan Daniel menggeleng.
"Aku kesini mau mengajakmu makan siang." Ujar Daniel yang dihadiahi tatapan tak percaya rekannya itu. Mata indahnya memicing sengit.
"Bilang saja kau memintaku untuk membayar makan siangmu kan? Benar begitu, Kapten Kang?"
"Dirimu memang profiler handal, Detektif Hwang."
Pria yang dipanggil Detektif oleh Daniel itu tersenyum kecut namun tangannya tetap mengambil ponsel dan kunci mobilnya dilaci meja lalu melemparnya ke arah Daniel yang tentu saja ditangkap dengan mudah olehnya.
"Tidak ada yang gratis di dunia ini. Aku bayar makanan, kau yang menyetir mobil Daniel." Ucap Detektif Hwang dan Daniel langsung mengejar langkah panjang detektif muda itu.
"Hamba siap menjadi supir Anda kemanapun, Yang Mulia Minhyun."
.
.
"Jadi, ada perkembangan dengan penyelidikanmu?" Daniel buka suara setelah menuangkan air minum pada gelas Minhyun. Minhyun yang baru saja duduk dari acara cuci tangan menggeleng singkat paham kemana arah pembicaraan Daniel.
"Nihil. Kecuali kau bawakan beberapa bukti baru mungkin aku bisa bantu."
"Sayangnya teror bom kemarin juga tidak ada kemajuan apa-apa. Pemicunya hanya pemicu biasa, bukan pemicu rumit seperti awal bulan lalu. Bahan ledakkannya juga sederhana, bukan daya hancur tinggi seperti kasus yang kuberikan padamu."
Minhyun masih tetap mendengarkan penjelasan Daniel tak memotong keterangan yang diberikan Daniel sampai Daniel bertanya, "Apa menurutmu teror ini sudah berhenti?"
Profiler itu masih diam. Memilah beberapa kemungkinan yang bisa saja terjadi dalam kasus Daniel sebelum diungkapkan.
"Entahlah, tapi kalau dilihat dari minimnya informasi yang kita punya boleh saja diasumsikan kalau teror ini sudah berhenti. Sejenak saja mungkin." Minhyun memberikan pendapatnya yang disambut kerutan alis Daniel.
![](https://img.wattpad.com/cover/225691254-288-k797649.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[NielWink] - LOVE BOMB
FanfictionTim Satuan Khusus Penjinak Bom dan Teror terus menerus harus menghadapi teror bom sebulan kebelakang. Daniel sebagai komandan tim tentu dibuat kewalahan karena masalah tersebut. Apalagi ketika ternyata sang kekasih juga harus terlibat dalam aksi pen...