____________________
"Plis! temenin gue ya?" Dania memutar bola matanya, "Gabisa, Ren." ucapnya.
"Kenapa? sok sibuk lo." Gadis berambut sebahu itu memanyunkan bibirnya, "Gue mau pergi sama Bryan, Ren."
Ponsel Dania berdering, ia segera menekan tombol hijau untuk menjawab panggilan suara dari Bryan--pacarnya.
"Hallo? kamu udah mau jemput?"
"Dan, sorry, kayaknya aku gakbisa."
"Loh? kamu ada urusan?"
"Iya tiba-tiba aja nih, kamu gapapa kan?"
"Mau gimana lagi?"
"Sorry ya, aku tutup dulu buru-buru soalnya."
"Iya. hatihati."
"Kenapa?" Dania tersenyum pahit seraya mematikan panggilan suara mereka. Dia menatap Lauren, "Bryan tibatiba gakbisa"
"Ikut gue sama Abun aja ya? kita have fun bareng!" ujar Lauren antusias.
Dania menggeleng, "Rese lo! jadi nyamuk yang ada."
"Apaan sih, Dan! gue kan emang niatnya mau ngenalin lo sama Abun, enggak pokoknya lo ikut, lo gaada alasan lagi." Lauren tetap kukuh memaksa.
"Ih ngapain gue kenalan sama cowok lo."
"Dania, lo tu sepupu gue sekaligus sahabat gue lo harus kenalan dong!"
"Lauren, siapa sih yang gak kenal cowok lo? Abun Sungkar, badboy Sma Galaksi, semua orang juga tau kali." Lauren menyengir, ada benarnya juga.
"His! cowok gue gak bad-bad amat kok." bela Lauren, "Pokoknya lo ikut, buruan ganti baju, njir!"
____________________
"Hai." Sapa Lauren yang baru saja duduk dibangku penumang mobil putih milik--Abun.
Abun tersenyum, lalu menoleh kebelakang saat pintu terbuka, iris mata coklatnya menangkap seorang gadis dengan pakaian simple namun berhasil menarik perhatiannya--Dania.
"Oiya, kenalin ini Dania, sepupu aku." ucap Lauren, Dania tersenyum canggung pada Abun.
Abun menatap Dania beberapa detik, wajah gadis ini terlihat tak asing dipikirannya, apa mereka pernah bertemu? tapi, dimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen Fiction"Dania, gue suka sama lo." "H-ha?" "Iya, gue suka sama lo." Kisah mereka begitu rumit untuk dikatakan simpel. Namun, Kisah mereka begitu simpel untuk dikatakan rumit. Entahlah, Inti dari semuanya adalah takdir. Karena semua yang terjadi diantara mer...