Satu

20 0 0
                                    

Cerah. itu yang menggambarkan keadaan saat ini, aku berjalan menuju Ballroom gedung. Ada beberapa pot bunga juga yang menghiasi sepanjang sudut gedung tersebut. Lain cerita, banyak yang tengah sibuk merapihkan pakaiannya. Yang perempuan sibuk mempoles ulang wajahnya, ada juga yang tengah asik selfie dengan teman-teman yang lain. Para lelaki sibuk merapihkan jas dan dasi nya, karena acara akan segera dimulai.

Jadi bagaimana rasanya? berpoles cantik dihari yang akan menjadi diri sendiri versi baru untuk hari ini, besok, bulan depan, atau satu tahun seterusnya. Menghirup udara bebas setelah terpenjara dalam lapas penuh misteri materi dalam dunia perkuliahan.

Hari ini, yang dimana ini adalah hari kebahagiaan untuk kami yang sudah menyelesaikan tugas kuliah dengan baik, hari ini juga aku resmi melepaskan diri menjadi seorang mahasiswi, mahasiswi yang senang debat, yang lebih senang lagi kalau tidak ada dosen jadi lebih bebas untuk pergi kemanapun, senang ketika akan diadakan pensi dikampus bahkan meluangkan waktu untuk ikut serta, tapi ada yang membuat kesal ketika tugas sudah begitu tak terhitung jumlahnya.

Diri mana yang tidak bahagia melihat perjuangan dirinya sendiri? sama hal nya denganku, aku bisa menyelesaikan tugas-tugas kuliah dengan baik ya walaupun harus melewati beberapa perjalanan yang sangat menguras tenaga dan pikiran.
Waktunya semua mulai tegang ketika akan dibacakan pengumuman mahasiswa terbaik dan Skripsi terbaik, termasuk aku.

"Penghargaan mahasiswa terbaik diraih oleh..."

MC itu membuat kami semua tegang dan tak bisa diam untuk saling menundukan kepala membuat mulut tak henti berdoa.

"Aditya Anhari dari Fakultas Ilmu Sosial. Untuk waktu dan tempat dipersilahkan maju kedepan"

"Selanjutnya, Penghargaan dengan Skripsi terbaik dianugerahkan kepada... Zeeyanra Puty dari Fakultas Ilmu Komunikasi".

Aku berjalan di red carpet bak seperti Putri kerajaan di satu Istana. Berjalan menuju kearah panggung yang di kelilingi beberapa Dosen dari setiap Fakultas.

Sesenang itu pada saat namaku disebut sebagai mahasiswi dengan skripsi terbaik. 4 tahun berjuang untuk diri sendiri, menguatkan diri sendiri ketika semuanya diluar kendaliku. Hingga tak henti aku mengucap syukur pada Tuhan detik itu juga.

Dari tempat ketinggian ini, aku melihat ada yang tersenyum ikhlas di barisan paling ujung dari tempat duduk untuk para tamu undangan, senyum yang terlalu indah, itu adalah senyum Ibu.

***

Acara sudah selesai, saatnya wisudawan mulai keluar gedung satu persatu dengan melemparkan toga nya masing-masing dan saling merangkul satu sama lain. Hari ini, aku dibanjiri ucapan selamat dari beberapa teman satu perjuanganku.

Ria dan Anin adalah teman satu kelasku yang hampir setiap hari kami selalu menghabiskan waktu bersama, dari mulai bermain, dan belajar sekalipun. Mereka berdua menghampiriku, dan memberiku 2 bucket bunga mawar dan sebuah kotak kado mungil yang dihiasi pita berwarna ungu.

"Selamat Zee, kamu berhak dapat penghargaan itu"
"Congrats Zee, be succes for u"
"Terimakasih kalian, dan selamat untuk kita semua"

Dan masih ada beberapa ucapan lagi dari teman-teman yang tak bisa aku sebutkan.

***

Aku menjadi salah satu orang yang diwawancara oleh salah satu organisasi film di kampusku untuk menjadi bahan liputan mereka setiap minggunya, tak seperti biasannya aku merasa ada yang kurang dalam kebahagiaan hari ini, mataku mencari-cari ditengah kerumunan orang.

"Penghargaan ini aku berikan untuk orang yang selalu support aku selain Ibu"

ucapku didepan kamera sambil mataku tetap mencari sesuatu.

Aku baru ingat orang itu adalah Bara. dia tidak ada ditempat ini, sudah berapa lama mataku mencari tapi tak nampak juga batang hidungnya. Aku pikir dia sudah di tempat kita janjian sebelumnya, dan akupun dengan rasa senangnya langsung pergi ketempat itu.

***

Aku pikir dia sudah disini, aku pikir dia sedang menungguku, aku pikir dia akan memberikan kejutan. ternyata, dia tidak ada juga. Beberapa kali aku mencoba untuk menguhungi tetapi tak ada jawaban sama sekali.

Dia dimana? aku mencarinya. Dia hilang tanpa ada alasan, seharusnya dia datang ke acaraku, seharusnya kita sedang tertawa bahagia bersama, masih banyak hal yang seharusnya dilewati bersama. Aku ingin menunjukan satu tropi kebangganku saat ini, aku juga ingin berterimakasih, aku ingin melihat senyum dari raut wajah dia. Nyatanya, memang dia hilang seperti di telan bumi.

Kini bahagiaku berubah menjadi sedih yang tak berujung. Aku memilih pulang dengan rasa kecewaku, tanpa sadar aku pergi dengan meninggalkan bucket bunga pemberian Ria dan Anin tadi.

***

Banyak minggu yang aku lewati dengan menunggu kabar Bara. Masih saja tak ada, masih saja aku tetap menunggunya. Dia pergi tanpa alasan yang jelas.

Nyatanya kita memang hanya sebatas hilang Bar.

Kebiasaanku ketika sudah sore tiba, aku selalu duduk diatas jendela kamar sambil menikmati senja. Kebetulan, kamarku ada dilantai dua rumah, jadi dengan mudahnya aku bisa melihat suasana yang terjadi di sekitar komplek. Dari mulai orang-orang komplek berjalan, hingga tukang kue putu langganan lewat.

"Mbaa Zee, nggak beli kue putu nih?"

Sambil teriak dari depan rumah, dengan nada bicaranya yang khas dan diiringi suara yang keluar dari celubung asap kecil itu.

"Libur dulu bang" sahutku
"Okelah kalau begitu, jalan dulu ya guys mau keliling komplek"
"Okay, semoga cepat habis"

Abang ini adalah tukang kue putu keliling yang asik, namanya Nasman tapi aku memanggilnya dengan cukup sebutan abang aja. Setiap sore aku selalu mendengar suara berisik yang keluar dari celubung itu. Pertanda bahwa abang kue putu sedang lewat depan rumah. Banyak sekali pelanggannya karena emang enak dan untuk zaman sekarang ini susah untuk menemui tukang jualan kue putu juga sih.

***

Aku masih menikmati Senja hari ini. Memang ya, senja itu indah tapi seindah apapun kalau waktu nya dia pergi, tidak ada yang bisa menarik paksa.

Tak lama, ponselku berdering pertanda ada pesan masuk. Aku berharap itu adalah pesan dari Bara, dengan segeranya aku beranjak dari posisiku untuk mengambil ponsel. Ternyata benar, itu notif dari Bara. Dia kembali, pikirku.
Tapi seketika wajah ceriaku berubah saat membaca 2 pesan singkat itu.

"Zee, aku pergi. Jangan mencariku lagi"
"Terimakasih juga, Have a good day Zee!"

Terdiam hening semua seisi duniaku. Kenapa Bar? kenapa? ingin sekali aku membalas pesan itu dengan beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang sekiranya membuat aku memiliki alasan untuk hilang juga.

Dengan menahan rasa sedih aku mencoba untuk tenang, tapi tak bisa. Tuhan, se-menganggu itukah aku dihidupnya? dia hilang lagi, dia pergi lagi tanpa memberi alasan apapun untukku. Aku mencoba untuk tidak menangis, Aku akan selalu merindukannya, sungguh. Sampai kapanpun aku akan tetap merindukan dia. Baralian Ananta.

***

Hii! I'm ZeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang