Chapter 2: awal bertemu

29 11 0
                                    


Waktu menunjukkan pukul 06.10 tetapi tak mampu membangunkan seorang pria yang masih terlelap di balik selimut walaupun dering alarm berbunyi dari tadi, tapi ia tak menghiraukannya.

Tok tok tok tok

"Woyyyy bangunnn Dian dah siang woy!" Ujar seseorang di luar sana.

Merasa kesal karena panggilannya tidak disahut ia kembali mengetuk pintu kamar kembarannya dengan keras.

Tok tok dor

"WOYYY DIAN BANGUN LO ASUU!" ucapnya kesal.

Dian yang mendengar suara keributan diluar kamarnya langsung beranjak bangun.

"Apa sih ahhh masih pagi juga!" ujarnya sedikit berteriak.

"Pagi matamu?! Ini hampir siang ogeb!"

"Hmm yayaya, jam berapa sih nih?!" tanyanya setengah sadar.

"Jam 06.15" jawab Vian santai tapi sedikit berteriak.

"What?! OMG ngapa Lo kaga dari tadi sih bangunin gue nya?!" Pekiknya.

"Kaga dari tadi?! Woyy gue udah dari tadi bangunin Lo, Lo nya aja yang kebo!" jawab Vian ngegass, yakali baru ngebangunin orang dari tadi juga, dianya aja tuh yang kebo.

Merasa tak ada lagi sahutan dari dalam kamar kembarannya. Vian kembali ke meja makan untuk sarapan, meninggalkan Dian yang tengah bersiap.

"Gimana Vi? Dion nya udah bangun?" tanya Mira-- mamah Dian dan Vian.

Vian menganggukan kepalanya. "Vian makan duluan ya mah pah laper nihh" izinnya pada mamah dan papahnya.

Keduanya menganggukkan kepala.

Beberapa menit kemudian, Dian datang dengan penampilan nya yang acak acakan. Dasi yang mestinya dipakai di kerah baju ia malah ikat di kepala. Baju yang dikenakan nya pun ia keluarkan. Ckckck

Dian langsung duduk di sebelah Vian dan langsung mengambil nasi beserta lauknya.

Kedua orang tuanya yang melihat tingkah Dian hanya geleng-geleng kepala. Memang kebiasaan seorang Dian yaa begitu...

"Pelan pelan dong Yan makannya" tegur sang mamah.

Dian menoleh. "Laper"

"Makannya bangunnya jangan kesiangan Mulu dong" sahut Diman-- papah nya.

"Hhe kebiasaan" Dian cengengesan lalu melanjutkan makannya.

Setelah selesai dengan sarapannya Dian dan Vian berpamitan untuk berangkat ke sekolah.

Lalu Dian dan Vian langsung bergegas pergi menuju sekolah menggunakan motor masing masing.

***

Dian baru tiba di sekolah, langsung saja ia memarkirkan motornya.

Setelah selesai Dian bergegas menuju kelas seorang diri. Karna sepertinya Vian telah sampai lebih dulu dari dia.

Di koridor banyak siswa yang berlalu lalang. Karna jam masuk 15 menit lagi berbunyi.

Sesekali ia tersenyum kala ada orang yang menyapanya. Maklumlah Dian banyak kenalannya. Ehh lebih tepatnya banyak yang kenal.

Siapa juga yang tak kenal Dian? Udah tampan, keren, kece, tajir 'eh tapi itu mah harta orang tuanya'.

Sesampainya di depan kelas ia langsung nyelonong masuk saja tanpa mengucapkan salam atau apapun.

Di kelasnya sudah ramai dengan teman sekelasnya. Vian pun sudah ada di dalam kelas.

Tapi dimana sahabatnya yang satu lagi?

"Hallo everybody ai em kambek guysss!!" Teriak Iko.

Nah kan baru aja diomongin udah nongol tuh bocah. Panjang umurnya panjang umurnya ehh malah nyanyi.

"Masuk kelas bukannya ngucapin salam, malah teriak mana gajelas lagi" cibir Dian.

Iko mendudukkan dirinya. "Kek yang kaga aje Lo dugong" jawabnya lalu menjitak kepala Dian.

"Sakit ogeb"kata Dian sambil mengusap kepalanya.

"Cemen Lo, masa segitu doang udah sakit. Gue dong" ujarnya sombong.

"Serah gue lah" jawabnya sinis.

"Berisik Lo pada" ucap Vian tanpa mengalihkan perhatiannya dari benda persegi itu. Yaa begitulah Vian, kek bunglon beda tempat beda sifat. Kek doi juga ye gak?:v

Baru saja Dian akan bicara. Bel pertanda masuk telah berbunyi, jadi ia tak jadi ngomong.

Beberapa menit kemudian guru yang mengajar di kelasnya datang. Dan langsung saja memulai pelajaran.

***

Bel istirahat baru saja berbunyi. Dengan segera Dian, Vian dan Iko pergi menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang meminta diisi.

Vian dan Iko duduk di bangku dekat pojok. Karna sekarang giliran Dian yang memesan makanannya ia tak langsung duduk melainkan menuju stend makanan untuk memesan makanannya dan juga makanan Vian dan Iko.

Dian berjalan santai sambil memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana. Yang membuatnya semakin cool. Ditambah rambut yang sedikit acak acakan.

Sedang santai berjalan, tiba tiba ia bertabrakan dengan seorang gadis yang sepertinya tengah terburu buru mungkin.

"Eh eh sorry sorry, gak liat gue" ujar seseorang yang bertabrakan dengan Dian.

"Ashiyap, santuy aja ama gue ma" jawab Dian sambil membantu gadis itu untuk berdiri.

"Hha oke oke makasii, sekali lagi sorry" kata gadis itu lagi.

Dian menganggukkan kepalanya. Lalu mengulurkan tangannya berniat untuk berkenalan. "Dian Mahendra"

Gadis itu menyambut uluran tangan Dian. " Meydina" ucapnya singkat.

Setelahnya gadis yang bernama Meydina itu berlalu pergi keluar dari kantin.

"Cantik" gumam Dian yang masih memperhatikan punggung Dina. Setelah Dina hilang dari pandangannya, ia langsung melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti.


-----

Pendek ya? Emang iya:v

Jangan lupa tinggalin jejak nya:)

Byby jumpa lagi di part berikutnya (:

DiaNaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang