Chapter 08 - Perasaan Althair

14 3 1
                                    

Satu bulan kemudian
New York, USA

"Kau yakin mau ikut? Ini bukan liburan,"

Althair menatap Kelsey yang tengah sibuk membereskan beberapa pakaian untuk dimasukkan ke dalam kopernya, "Aku ambil cuti selama dua minggu. Perusahaan akan dihandle ayah selama itu. Dia menyuruhku ikut denganmu. Kau belum benar-benar pulih, Kelsey, kenapa mengambil misi ini?"

"Aku tidak ada waktu itu. Perang sewaktu kematian Tanya. Jadi, mungkin aku bisa mengambil misi ini untuk menebus misi lamaku yang kutunda,"

"Tapi itu ketidaksengajaan,"

"Sebagai Pejuang Negara, misi adalah harga mati," Kelsey mengambil boneka beruang mininya, "Kalau kau mau ikut, segera berkemas. Besok kita berangkat."

Ya, Kelsey mengambil misi menangkap seorang mafia Amerika yang bergerak di bidang penjualan organ tubuh manusia secara illegal. Rumornya, ia tengah bersembunyi di Negeri Ginseng. Ia menatap Althair yang masih memandanginya.

"Kau sudah berkemas?"

Althair mengangguk, "Sudah. Dari kemarin, sejak aku berkata aku ingin ikut denganmu,"

"Oke. Tapi kita buat perjanjian di sini. Ketika aku pergi menjalankan misi, jangan mengikutiku. Akan lebih merepotkan jika harus menangkapnya sambil melindungimu juga,"

"Aku bisa menjaga diriku. Aku mantan Leader Komunitas Tembak di kampusku dulu, dan lulusan Magister Hukum. Aku paham yang seperti ini," Althair menghempaskan dirinya ke ranjang Kelsey, "Ada yang membantumu di sana?"

"Salah satu Agen National Intelegence Service dari Korea Selatan akan membantuku. Tenang saja,"

"Bagaimana jika kita terbang ke Korea Selatan dan ternyata di sana ada gencatan senjata dengan Korea Utara? Haruskah kita ikut berperang?" Althair tersenyum tipis.

"Boleh juga," jawaban Kelsey ini membuat Althair bergidik ngeri, "Lalu aku akan pulang ke Amerika membawa berita bahwa Althair sang CEO LCA Group mati terpanggang bom Korea Utara di Korea Selatan."

"Astaga, sadis sekali. Apa kau psikopat?"

"Apa psikopat sadis dalam ucapan?"

Tertawa, Althair menggeleng, "Apa kau selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan?"

"Apa itu menyebalkan?"

"Sangat," Althair melempar salah satu boneka Kelsey, "Bawa sekalian boneka lebah raksasamu itu. Siapa tahu ada gencatan senjata, dan kau bisa melemparkan lebah itu untuk menyengat yang hendak menembakmu,"

"Konyol sekali," Kelsey menutup kopernya, "Ngomong-ngomong, kau mau minum apa?"

"Hmm," ia meletakkan tangannya di kepala, "Jus apel. Tapi pakai gula sewaktu membuatnya. Jangan garam,"

Kelsey berdiri, meletakkan tangannya di pinggang, "Akan kutambah merica. Dengan sedikit obat tikus bagus juga,"

"Oke terimakasih. Kupastikan aku menguburmu di Korea Selatan sesampainya kita besok,"

"Hei, jangan lupa," Kelsey menghentakkan kakinya, "Kau sudah kubunuh di sini dengan jus apel yang kuberi obat tikus!"

"Althair tidak mati setelah meminumnya, anggap saja begitu,"

"Buat saja sendiri, aku malas," Kelsey berjalan menuju jendela, mengamati salju yang masih berjatuhan meski matahari musim semi mulai terasa kehangatannya.

"Kalau malas, jangan menawarkan,"

"Althair," panggil Kelsey pelan, namun Althair masih bisa mendengarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"CASE ZONE-!!"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang