.
.
.
.
Mata Mew menerawang, melihat bunga bunga yang terpampang di toko bunga tersebut, memilih dengan hati hati, ia tidak ingin salah pilih bunga untuk Gulf.tiba tiba saja bayang bayang kejadian di rumah sakit terulang kembali, yang cukup membuat mata Mew memanas, dengan mengingatnya saja Mew masih bisa merasakan dengan jelas emosi emosi yang ada disana.
Mata Mew menabrak sebuah buket berwarna pink indah, bunga Anyelir! entah kenapa bunga itu rasanya sangat pas untuk Gulf,
Semoga Gulf suka....
~~~~~
Saat Mew sampai, ia melihat kedua wali Gulf, paman dan bibinya Gulf.
Memberi salam, terlihat sekali guratan lelah di wajah keduanya. Wajar saja, bermgkat mendadak dari luar kota dengan kepanikan yang luar biasa, belum lagi mengurus titik bengek yang ada, Mew masih mengingatnya, melihat bibi Gulf yang menangis sesaat sampai di rumah sakit.
Paman dan bibi Gulf menganggukan kepalanya, menatap bunga yang di bawa oleh Mew.
"Untuk Gulf ya?" Seru sang bibi sembari tersenyum lembut.
"Bunga yang indah.. andai Gulf bisa melihatnya sekarang" lanjut sang bibi.
Mew hanya tersenyum aga lesu, "sayang ayo, biar kita berikan waktu untuk Mew mengunjungi Gulf" seru sang paman kemudian kembali tersenyum.
"Kami duluan ya"
Mew menganggukan lagi kepalanya.
Mew berjalan, menaruh buket bunga pada tempatnya, "Gulf aku rindu melihatmu..." seru Mew lirih, satu cairan bening berhasil melewati matanya.
.
.
.
.
.
"Mew kau kah itu?"Mew mengelap air matanya, untung saja saat ini Gulf tidak dapat melihat dirinya.
"Kau pikir?" Seru Mew, kemudian duduk di kursi tepat di sebelah ranjang Gulf.
"Mana kutau mataku masih di perban" seru Gulf memanyunkan bibirnya.
Mew terkekeh pelan, "sabar Gulf, besok perbanya sudah boleh dibuka, untung saja rangkaian oprasinya sudah selesai, tinggal terapinya saja"
"Tapi aku rindu wajahmu.." seru Gulf lirih, terlihat semu pink di pipi Gulf.
Semburat merah juga ikut keluar keluar dari pipi Mew, sekali lagi Mew merasa beruntung Gulf tidak bisa melihatnya.
"Kau rindu..?" Tanya Mew sama lirihnya.
"Emang salah rindu sama pacar sendiri?"
Yap, satu pertanyaan, atau mungkin pernyataan lolos dari bibir Gulf, membuat Mew semakin gemas pada orang di depanya, gemas sekaligus senang.
Diusak nya rambut itu pelan, kemudian tersenyum, Mew jadi teringat begitu Gulf sadar ia langsung memborbardir anak ini pertanyaan, dari sakitnya sampai status hubunganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A drop of color (Complete)
FanfictionMew Suppasit seorang introvert yang merasa tidak membutuhkan teman, Gulf Kanawut berisik, terkesan susah di atur dan sangat menyukai sepak bola, Aku pikir hidupmu hanya bermain bola Gulf, - Mew Kau tidak akan pernah tau Mew, -Gulf