Mew Suppasit seorang introvert yang merasa tidak membutuhkan teman,
Gulf Kanawut berisik, terkesan susah di atur dan sangat menyukai sepak bola,
Aku pikir hidupmu hanya bermain bola Gulf, - Mew
Kau tidak akan pernah tau Mew, -Gulf
Gulf menatap ruangan fisiologi itu hampa, entah kenapa rasanya semangat untuk melakuan terapi semakin lama semaki hilang seiring berjalanya terapi
Sudah genap satu bulan ia melakukan terapi ini, beberapa bagian tubuhnya juga sudah mau diajak kerja sama, tapi kenapa...kenapa hanya kaki kananya yang tidak mau kerja sama? Malah keadaan kaki kananya yang memburuk dari hari kehari.
"...kemungkinan terburuknya adalah kelumpuhan pada kaki kanan"
Seketika itu juga perkataan dokter Kim di ruanganya itu terulang kembali.
Mata Gulf memanas,tidak ia tidak mau menjadi cacat ia tidak mau berhenti bermain sepak bola... tidak mau menyusahkan paman dan tante .... ia juga tidak ingin mew memiliki pasangan cacat.
Ia tida ingin.
Ia tidak siap.
Ia tidak sanggup.
~~~~~~
"Gulf, sayang, kita mulai terapinya ya?" Seru sang tante berusaha tersenyum selembut mungkin padanya.
Gulf mengangukan kepalanya, tidak membalas ucapan sang tante, terlalu lelah.
Nyatanya saja,untuk melanjutkan terapi ini diperlukan perang batin yang sangat panjang.
Sang tante hanya bisa menatap sosok keponakan kesayanganya itu dengan tatapan sendu, bohong kalau orang orang tidak tau akan perasaan Gulf.
Perasaan ingin menyerahnya.
Yang tentu membuat semua orang khawatir.
~~~~~~~
Mew merapihkan dengan cepat barang bawaanya, entah kenapa akhir akhir ini perasaanya selalu tak nyaman, apalagi jika melihat sinar mata Gulf yang semakin lama semakin hilang, membuat jantungnya berdetak menyakitkan.
"Mew mau jalan jalan ga?" Seru Kaownah tiba tiba. Mew menatap kawanya itu sebentar kemudian menggelengkan kepalanya, "maaf aku harus ke rumah sakit sekarang" serunya kemudian berjalan melewati Kaownah.
Kaownah terdiam, ia paham betul betapa stress nya Mew saat ini, menghelai nafas kemudian menahan bahu Mew lembut.
"Aku tau seberapa stressnya kami saat ini Mew, mungkin jalan jalan sebentar bisa sedikit menenangkanmu?" Seru Kaownah.
Sebenarnya dia sangat khawatir dengan keadaan Mew maupun Gulf, kalau saja ada hal yang bisa ia lakukan, ia akan melakukanya dengan suka rela.
Mew menengokan kepalanya kemudian tersenyum tipis, "Gulf ada di saat saat terpuruk ku, membantuku melewati semua ini, sekarang adalah tugasku untuk membantunya" seru Mew kemudian berjalan keluar dari kelas.
Belum sempat Kaownah membalas perkataan Mew, bahunya sudah di tepuk seseorang, menengokan kepalanya, terlihat sosok Tong yang tersenyum tipis.
"Aku tau kau khawatir, hanya saja kita tidak bisa membantah Mew kan? Kau tau sendiri betapa keras kepalanya dia" seru Tong sambil terkekeh.
Mau tak mau Kaownah memijat keningnya, "dasar keras kepala" seru Kaownah tak habis pikir.
"Padahal kan aku mau mengenalkan kekasihku!"
~~~~~~~~~
Gulf memegang kedua sisi parallel bars dengan amat kuat, kaki kirinya perlahan mau menuruti kerja otaknya, walaupun hanya gerakan pelan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.