Sesuatu yang Mengisi

41 1 2
                                    

"Ini tidak akan berhasil", gumamku.

*****

Matahari telah menuju pangkuan bumi. Sayangnya, ini bukanlah lagi malam yang indie.

Disamping karena kopi kadaluarsaku sudah habis, aku yang awalnya berencana keluar rumah untuk ngutang di Februarimarket terancam gagal keluar.

Ketukan di pintu depan rumahku semakin keras terdengar. Di sini, diriku tengah putus asa pasca gagal menemukan dessert eagle yang digunakan ibuku untuk menembak kepalanya saat itu. Praktis, aku hanya dapat mengandalkan pisau dan cutterku untuk bertahan hidup.

Sesaat suara dobrakan di pintu, menandakan bahwa mereka sebentar lagi akan sampai kemari. Bahkan, suara tapak kaki menaiki tangga telah menggema di seluruh ruangan ini.

Mungkinkah ini akhir dariku?
Mungkinkah ini tak bisa menjadi lebih buruk?
Mungkinkah, kita kan slalu bersama
Walau terbentang jarak antara kita?

Bayangan besar telah tampak mendekat dari tangga yang menghadap tegak lurus dariku. Mungkin inilah saatnya diriku melompat dan menikamnya sebelum ia mengatakan-

"Sungguh, bolehkah aku menggunakan kamar mandimu? Mereka terus memaksaku ikut menjarah tanpa memperdulikan kandung kemihku. Kalau dalam 2menit aku belum kembali, itu berarti mereka telah menemukanku. Jangan bertanya, terima kasih"

Asu.

Entah apa yang dipikirkannya, ia menggunakan toilet orang tanpa menggunakan otaknya.

4 menit berlalu...

"Umm, maaf... "
"Jangan tanya, airnya habis"

Kupikir ia adalah anggota preman kekar yang dibicarakan orang. Realitanya ia hanyalah pemuda seumuranku dengan penampilan mirip pemuda iraq yang baru diwisuda isis.

Ia mengenakan hoodie warna jeans(entah apa nama yang benar) dan celana hitam. Sangat tidak matching dengan wajahnya yang lebih pantas mengenakan kudung hitam bercadar sorban, dengan bandana syahadat di dahi. Mungkin dengan tambahan jubah hitam dan kacamata sunscreen akan membuatnya sempurna.

"Ah, masa bodoh. Untuk apa cawik"
Tunggu, maksudnya dia kopet?

"Ah fuck, jika kau tak mau menggunakan otakmu, setidaknya jangan gunakan manukmu untuk mengotori rumahku!"

"Terima kasih", bolehkah aku menikamnya saja?

Tunggu, tampaknya progres ini dapat memberiku jalan keluar.

"Hei, bukankah tadi kau bilang mereka akan mengejarmu bila kau tak kunjung kembali? "

"Ya, mereka akan menyiksaku dan memaksaku membobol 10 kunci pintu rumah warga. Jika tidak, maka seluruh keluargamu akan mati"

"Seluruhnya akan mengejarmu?"
"Ya"
"Baiklah, masa bodoh denganmu. Setidaknya dengan informasimu, diriku bisa keluar malam ini"

Jika seluruh geng itu mengejarnya hingga rumah ini penuh, maka tak akan ada lagi penghambat di luar sana. Aku dapat menuju Februarimarket dengan leluasa. Masalahnya adalah...

"Bagaimana aku keluar dari sini dengan selamat? "
"Masa bodo", ajg.

Aku teringat sesuatu yang kupelajari dari film action yang ditonton adik lelaki bangsatku.

"Kau tahu film rapunzel? "
"Yah, bukankah itu film sejenis letter from iwo jima*? "
"Bukan, itu film action. Nah, tolong pegang tali pramuka ini selagi diriku turun melalui jendela"
"Baiklah, umm... Jenius"
"Panggil aku Bejo"

Ia menangis secara tiba-tiba. Mengapa? Siapa pula yang tau. Apakah namaku seindah itu untuk membuat seseorang terharu? Entahlah, aku tidak peduli karena yang kubutuhkan sekarang hanyalah kabur dan membeli makanan.

Preman-preman itu mulai menuju teras rumahku sambil menggumamkan nama bergaya eropa 'denvert', jadi namanya denvert?

"Denvert sialan itu, dia pasti kencing terlalu lama lagi"
"Apapun itu, ketika ia kutemukan, akan kusigar kepalanya"
"Ya, aku juga akan memukulnya sekeras mungkin"
"Bukankah lebih baik kita sodomi saja agar ia trauma? "
"Apa kau gila? Kau punya kelainan? "
"Bagaimana denganku, aku tidak mendapat bagian apapun darinya"
"Hei, hei, tanpa dia kita tak bisa membuka kunci pintu itu, blok"

Dari, perkataan mereka, tampaknya yang dialami pria itu sangatlah menyedihkan. Namun itu tidak dapat mengabaikan fakta bahwa ia mengotori kamar mandiku, dan kopet.

Dengan bantuannya, diriku berhasil kabur dari rumah dan gerombolan penjarah itu. Aku tak tahu apa yang terjadi dengannya, jika aku menolongnya, rencana ini tidak akan benar-benar berhasil.

Benar saja, diriku segera berlari menuju Februarimarket di ujung barat desa. Aneh sekali, jalanan ternyata lebih sepi dari yang kukira. Jika kuhitung, 7 orang yang mengejar convert atau siapalah tadi belumlah separuh dari jumlah pria yang biasa sliweran di desaku tiap malam. Apakah ada yang mati di antara mereka?

Aku telah sampai di tepi jalan, tepat beberapa langkah dari Februarimarket, dimana tubuhku mulai ngos-ngosan menopang mentalku yang tak pernah keluar dari rumah. Ibuku mengurungku bersama adik bangsatku sejak kecil.

Diriku mulai melangkahkan kaki dan membuka pintu Februari market, saat di mataku tertampak jelas bahwa... Preman-preman itu tengah melakukan sesuatu saat menyadari bahan makanan penduduk sudah habis.

Ya, mereka mulai menjarah satu-satunya sumber makanan pokok selain kebun, Februarimarket.

Asu.

...to be continued
Jikkai, "Gerbang hitam"
Ore wa suponsa no tekkiyo de okurishimasu
Tenno heika BANZAI!!!

Maaf untuk clickbaitnya, bagi anda yang sudah tidak sabar menanti crot crot an darah. Emang psikontlo bgsd klean.

Sekian, nantikan crot crot an nya di generasi berikutnya.
Salam URRRAAA
*soviet anthem playing*

Soyuz nerushmyj respublik svobondnykh
Splotila naveki velikaia rus!

Anonim Tanpa Judul (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang