Jatuhh

15 0 2
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, aku bergegas membereskan semua peralatan tulis beserta buku ku kedalam tas dan pulang ke rumah. Hari ini kesannya aga sedikit aneh saja, biasa nya aku ceria, tapi sekarang aku merasa sedih, apalagi saat di panggil guru bk tadi pagi.

Aku sengaja pulang dengan jalan kaki, tak terlalu jauh juga dari rumah, lagian aku juga mau nikmatin perjalanan aku dan menghindar dari banyaknya orang didalam angkot. Aku menunduk sambil menendangi batu batu yg ada didepan kakiku. Setengah perjalanan berlalu, aku menolehkan pandangan ku ke arah toko roti, tempat ibuku bekerja, aku mengernyitkan dahi ku, bukankah itu ibu?, Kenapa ibu dimarahin sama om om berjaket kulit hitam?. Aku berlari mendekati ibuku dan memeluknya

" Ada apa ini?, Kok om marahin ibu saya sampai nunjuk nunjuk segala sih, pakai etika dong om kalo ngomong!!"  Aku berbicara sambil melindungi ibuku

"Eh, kamu anak kecil ga usah ikut urusan org dewasa, awas kamu saya mau bicara sama ibu kamu ini yang ga bisa bayar utang nya!"

" Yah kan om bisa bicara nya ga sambil meninggi om, miskin baru tahu rasa om!, Lagian kalo ngomong jangan ngegas terus, emang om kira dibentak itu enak ha?, Mau om saya bentak bentak perlu hah?, Dah sana pergi om dari sini!"

"Kamu masih kecil tapi mulut mu terlalu lantam yah, kamu kira saya mau datang kesini pake bentak bentak gini hah?, Kalo ibu kamu waktu itu ga janji mau bayar utangnya sekarang, mungkin saya ga bakal datang pake acara marah marah kayak gini, sini bayar utang lo cepetan"

" Om saya itung sampe 3 om ga pergi dari toko ibu saya, om saya teriakin maling baru tahu rasa!"

" Dasar anak kurang ajar!!, Ayo kita pergi"

Om om itu mengacak semua barang barang yang ada di toko ibu, rasanya aku ingin memukul kepala om om itu biar tahu rasanya disakitin. Tapi apa dayaku hanya seorang gadis kecil yang tak jago dalam hal apapun, melawan om om bertubuh besar dan berisi. Aku iba melihat ibuku, banyak yang ingin kutanyakan atas kejadian tadi, tapi sepertinya ibu sedang tidak ingin masalah ini dibicarakan sekarang. Aku menatap mata ibu, ibu menahan air matanya agar tidak keluar dihadapanku. Sekali lagi aku ingin sekali balas dendam terhadap perbuatan om om tadi, lihat saja jika aku sukses nanti aku akan balas semua perbuatan om om tadi!.

"Ibu gapapa kan?"

"Ngga ibu ga papa"( ibu menjawab sambil menundukan kepalanya)
"Biar, Luna bantu bu"

" Kamu bukannya lagi sekolah sekarang?"

"Oh, Luna baru aja pulang sekolah bu, sengaja tadi Luna jalan kaki, ngirit uang jajan hehe"

"Yaudah kamu langsung pulang aja gih ke rumah, beresin rumah aja. Yang disini biar ibu aja yang ngurus"

"Tapi bu, ini teh berantakan banget, nanti ibu kecapean"

"Udah gapapa, kan ibu mah setrong, gih sana balik"

"Yaudah atuh bu, pamit ya"

"Hati hati dijalan"

Aku melambaikan tangan pada ibuku, kemudian bergegas pulang kerumah, pikiranku saat ini masih sama, masih memikirkan ibu. Kasihan ibu, bekerja sendiri untuk menafkahi kami anak anaknya.

"Luna coming, yuhuuuu"

"Apaansih teteh ih, nyampe dirumah theh ucapin salam syallom kek, bukan yuhuuu" adikku yang paling kecil menyambutku dengan omelan, haha dia membuat perasaanku sedikit bahagia setelah melihat kejadian tadi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apakah kamu mencintaiku juga?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang