Tinggal Changbin yang sibuk ngerjain lagu. Dia lagi nulis liriknya, karena Chan -seperti biasa, pembuat tracksongnya (kek macem instrumen gitu).
Masih mikir keras.
"Kok bisa kepikiran dia si. Anjing! Sadar Bin!" ucap Changbin nampar dirinya sendiri.
Dari tadi Changbin nulis lirik tu kepikiran sama seseorang yang selalu ada di sekitar dia, yang kalo senyum bisa bahagian satu studio, yang selalu nyemangatin tiap kerja lembur. Ya meski bukan buat Changbin doang, sih.
"Mikirin siapa bung?" Han tiba tiba udah dibelakang.
"Lu kapan datang?" ucap Changbin.
"Tadi. Elu si, fokus banget nulisnya." ucap Han.
"Eh," ucap Chanbin ketawa kikuk.
"Udah kelar?" ucap Han.
"Tinggal record bagian reffrain sama modulasi. Oiya, jangan lupa adlibsnya." ucap Changbin.
*adlibs : Salah satu teknik bernyanyi yang mana menyisipkan kata-kata di antara lagu yang dinyanyikan. Biasanya kata-kata pendek seperti “yeah, come on, aha, yoyoyo, what?; say it again, that’s right, it's not fiiiineeeee fiineeeee fiineeee, huwooooooo” dll disisipkan di sela-sela lirik sehingga mempercantik lagu. Contohnya: taeyeon-fine menit ke 3:00.
"Selalu gue yang dapet modulasi. Apalagi ini adlibs-adlibs segala." ucap Han lemes. Malem malem suruh tereak tereak.
"Lu mau gue yang ambil? Suara cracking kek gini!" Changbin ngegas.
"Iye iye bang" bales Han.
"Record bang!" ucap Han masuk ruangan.
Changbin cuma kasih sign "ok"
Yang dijalan enak banget. Ujan ujan lagi. Mendukung sekali suasananya.
"Tadi gimana?" ucap Bangchan.
"Kalo kata temen aku, just so-so," ucap Yena, masih merem.
Bangchan cuma ketawa.
"Kakak gimana?" saut Yena.
"Kek biasa." ucap Bangchan yang lagi nyalain sign kanan.
"Sesusah itu nemuin dosen? Kek petak umpet coba." saut Yena.
"Ya gitu."
"Tadi nungguin sama siapa?" masi nanya. Padal ngantuk.
"Biasa," saut Bangchan.
"Ah, Bang Woojin?!" ucap Yena.
"Iya. Aku curiga orang orang bakal mikir yang ngga ngga karena aku bareng Woojin mulu," ucap Bangchan sambil ketawa, tau banget kan gimana hebohnya nya lelaki itu kalo cerita.
"Ya makannya, cari cewe kek." saut Yena. Dia yang ngomong, dia juga yang jleb sendiri.
Lelaki itu cuma senyum.
"Rame amat basemant. Biasanya juga sepi?!" ucap Yena melihat perkiran yang penuh ngga kek biasanya.
"Oiya tumben ya," ucap Bangchan.
Iya mereka tetanggaan. Untung ngga satu atap. Ey. Huru hara nanti.
Mereka tinggal seunit, tapi beda lantai.
Jadi Bangchan selalu nganterin Yena ke lantai 10 dulu, baru turun 1 lantai menuju apartemennya.
Yena
Kak, masi bangun? Aku laper, tapi takut keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M IN LOVE
Fanfiction⚫CHAPTER TERACAK Semua berawal dari studio produksi Let's chill!