enam

213 109 20
                                    

Tidak bisa pulang.

Bianca harus menunggu sampai hujan reda. Dia sedang ada di Indomaret membeli beberapa cemilan.

Sudah menelfon Leo. tapi yang didapatkannya bukan lah balasan dari Leo malah suara mbak mbak operator yang memberi tau bahwa pulsanya sudah habis. Kuotanya juga habis.

Dia terjebak.

Bianca merutuki dirinya sendiri. Seharusnya dia tadi mau di tawarin abangnya pergi ke Indomaret bersama.

"Kapan sih hujannya reda?"

"Gue mau pulang, kangen kasur."

"Gue pengen rebahan."

"Ayo dong hujan kita temenan, kamu berhenti hujan dulu. Nanti kalau aku sudah sampai rumah kamu lanjut lagi hujannya."

Monolog Bianca.

Bahu Bianca ditepuk dari belakang. Bianca menoleh.

"Eh! Kak Geon ya?" Tebak Bianca ke cowok yang menepuk bahunya tadi.

Geon tersenyum lalu mengangguk, "Bianca kan? Yang sering sama Leo?" Bianca mengangguk.

"Ada apa?"

"Gak pulang?" Geon bertanya ke Bianca yang sedang menatap langit. Berharap hujan akan segera berhenti.

"Niatnya sih mau pulang. Tapi karena hujan, gue harus nunggu disini dulu sampek reda."

"Mau bareng gak?" tawar Geon.

Bianca menatap ke arah kakak kelasnya itu.

"Gak usah deh kak, ngerepotin." Bianca menolak halus, sedikit canggung dengan Geon.

Geon menggeleng, "gak ngerepotin sama sekali kok." Geon menepuk pucuk kepala Bianca, "ayo."

Bianca membeku, perlakuan Geon pertama kali ke dia membuatnya baper. Untung hatinya udah terisi permanen dengan nama babang ALEXANDER LEO WALLACE.

Ah lebay lu.

Geon menatap adik kelasnya itu yang terdiam.

"Hei, ayoo."

Bianca tersadar lalu mengangguk.

Dimobil keadaannya hening. Hanya ada suara gemuruh petir dan hujan yang semakin lama semakin deras.

Geon fokus menyetir, sesekali mencuri pandang ke arah Bianca.

"Kak. Lo tau rumah gue?" Bianca bertanya untuk memecahkan keheningan.

"Tau, rumah kita satu gang. Cuma beda beberapa rumah doang." Geon menjawab tanpa menoleh ke arah Bianca. Masih fokus menyetir.

Bianca hanya ber 'oh' doang. Menatap ke luar jendela mobil, melihat hujan sesekali menguap.

"Duh...gue ngantuk." Bianca berguman pelan.

Tiba tiba saat Bianca mau memejamkan mata. Geon berhenti.

"Eh, udah sampek rumah?"

Geon mengiyakan pertanyaan Bianca.

Bianca turun dari mobil dan tidak lupa mengucapkan terima kasih ke Geon, menutup pintu mobil lalu berlari ke perkarangan rumah.

Sampai di teras. Bianca menggedor pintu rumah dengan keras.

"BUKAIN PINTU!!" Bianca berteriak tidak sopan. Bukannya mengucapkan salam.

Yang didalam berlari ke arah pintu dengan terburu buru.

"Kenapa kamu dek?"

Pintu terbuka. Cowok yang lebih tua darinya bertanya tampak khawatir.

LEANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang